Chapter 8 - Bab 8

Lalu akhirnya orang tua Annisa dan Annisa tau bahwasanya Ragil itu cemburu melihat kedekatan dosen Annisa dengan orang lain.

"Dah ini peringatan terkahir buat kamu nak" "Lain kali jangan jalan ataupun pergi dengan orang lain"

"Selain kami dan ragil." ucap kedua orang tua Annisa.

"Hem iya pak ma."

"Terimakasih sudah mau menyelesaikan masalah ini." jawab dosen Annisa.

"Iya sama-sama." ucap orang tua Annisa.

Ragil pun juga ikut legah setelah mendengar langsung dari mulut dosen Annisa dan orang tua nya.

Pada keesokan harinya Kevin pun datang lagi ke rumah dosen Annisa dan mengajaknya untuk jalan berdua tetapi dosen Annisa menolak ajakan dari Kevin

"Maaf ya vin"

"Saya gak bisa"

"Soalnya sudah janji dengan Ragil." ucap dosen Annisa.

"Hem ya sudah." jawab Kevin.

Kevin pun pamit pulang hingga wajahnya

tampak sangat kecewa dan sedih lantaran sudah di tolak dan sudah mengetahui hubungan dosen Annisa dengan Ragil.

Lalu Kevin berdoa kepada Tuhan agar iya bisa berjodoh dengan dosen Annisa di karena kan dirinya sudah sangat cinta dan tidak bisa berpaling ke cewek lain selain dosen Annisa.

Kevin pun pergi ke kafe untuk sekedar menenangkan diri setelah nongkrong di kafe kurang lebih sekitar 1 jam Kevin bertemu dengan Maudy.

Maudy menghampiri kevin dan mengajak dia untuk bekerja sama untuk memecah belah hubungan antara dosen Annisa dan Ragil.

Kevin sempat menolak ajakan dari Maudy lalu setelah iya berpikir pikir iya memutuskan untuk bekerja sama dengan Maudy untuk menghancurkan hubungan Ragil dan Annisa.

"Gimana mau gak"

"Ini sangat menyakitkan loh buat kamu." ucap Maudy.

"Oke oke"

"Aku setuju." jawab Kevin.

"Yauda ntar saya hubungi kamu"

"Kapan rencana ini kita kerjain." ucap Maudy.

"Iya.".jawab Kevin.

Setelah mereka berbincang-bincang Maudy pun pergi meninggalkan Kevin tidak lama kemudian Kevin juga pulang.

Pada keesokan harinya saat ibunya dosen Annisa sedang berbelanja ke pasar ibunya di copet tas nya oleh bandit/rampok hingga iya terjatuh dan terluka hingga di bawa ke rumah sakit.

Lalu dosen Annisa langsung di telpon oleh bapaknya untuk segera ke rumah sakit

"Assalamualaikum." ucap bapak.

"Wa'alaikumsallam"

"Ada apa pak.".jawab dosen Annisa.

"Ini nak ibu kamu baru kecelakaan"

"Kamu langsung saja ke rumah sakit ya.".ucap bapak.

"Iya pak."Jawab dosen Annisa.

Sampai di rumah sakit dosen Annisa langsung menasehati mama nya agar gak usah belanja ataupun repot-repot ke pasar

biar itu menjadi tanggung jawab dirinya.

"Mah gak usah lah mama belanja ke pasar lagi"

"Biar semuanya aku yang urus"

"Mamah cukup di rumah aja"

"Kalau misalnya mau masak gak apa-apa"

"Yang penting jangan keluar lagi

" ucap dosen Annisa.

"Mama gak mau repotin kamu nak"

"Kan kamu kerja"

"Ntar kamu malah kecapean kalau ke pasar lagi." jawab mama.

"Gak apa-apa ma"

"Yauda ini terakhir kali mama keluar ke pasar" "Lain kali jangan ya

" ucap dosen Annisa.

"Hem iyalah." jawab mama Annisa.

Mama Annisa pun mau menelepon Ragil sambil menyuruh dia ke sini lalu dosen Annisa tidak memperbolehkan Ragil ke sini takut mengganggu dia di tambah hubungan nya beberapa hari ini kurang harmonis.

"Ma mau telpon siapa." ucap dosen Annisa.

"Mau telpon Ragil"

"Mau di suruh ke sini"

"Sekalian mau nyuruh anter kamu pulang ke rumah nak." jawab mama.

"Gak usah lah mah"

"Kan aku bisa pulang sendiri."

"Lagian aku males repotin orang lain.".ucap dosen Annisa.

"Kamu yakin nak. " jawab Mama.

"Iya yakin ma." ucap dosen Annisa.

"Oh ya sudah kalau itu mau kamu." jawab mama Annisa.

Setelah itu Annisa pamit pulang kepada kedua orang tuanya itu dan dia pun pulang dengan memesan ojol.

Sampai di rumah adik-adik nya langsung menanyakan mama mereka perihal kondisi ibu mereka

"Kak gimana dengan mama.".ucap adik.

"Alhamdulillah"

"Mama gak apa-apa."

"Cuman luka dikit aja besok sudah boleh pulang kok." jawab dosen Annisa.

"Alhamdulillah"

"Syukurlah kalau gitu." ucap adik-adik.

Pada keesokan harinya tepatnya pada siang hari Mama Annisa pun pulang dan di temani oleh dosen Annisa tanpa di temani oleh sang pacar Ragil.

Sampailah mereka di rumah dan langsung di sambut oleh adik-adik Annisa

Mama nya dosen Annisa langsung di bawa ke kamar untuk beristirahat.

Sampai di rumah bapak dosen Annisa pun langsung pergi bekerja lagi

"Nisa nanti tengok tengok in mama"

"Kalau ada apa-apapa-apa jangan lupa telpon bapak." ucap bapak Annisa.

"Iya pak pasti." Jawab dosen Annisa.

"Yauda bapak lanjut kerja lagi ya" "Assalamualaikum.".ucap bapak.

"Iya wa'alaikumsallam." jawab dosen Annisa.

Annisa pun menjagai ibunya bersama dengan adiknya lalu dosen Annisa pun keluar membeli makanan untuk adik dan orang tuanya.

Pas di jalan dosen Annisa pun bertemu dengan Ragil dan ragil langsung memanggil dosen Annisa dan turun dari mobilnya.

"Nisa kamu mau ke mana." ucap Ragil.

"Aku mau beli makanan untuk adik dan orang tua ku." jawab dosen Annisa.

"Yauda biar aku anter aja"

"Sekalian kita makan bersama.".ucap Ragil.

"Maaf ya gil lain kali aja"

"Aoalnya aku buru-buru.".jawab dosen Annisa.

Lalu dosen Annisa pergi meninggalkan

Ragil, lalu ragil mengikuti dosen Annisa dan masuk ke dalam rumahnya

"Assalamualaikum.".ucap Ragil.

"Wa'alaikumsallam"

"Oh mas Ragil toh"

"Pasti mau nengok Mama kan mas." jawab adiknya Annisa.

"Loh emangnya sakit apa mama dek

" ucap Ragil.

"2 hari yang lalu Mama habis di copet mas. " jawab adiknya Annisa.

Ragil pun masuk ke dalam dan dosen Annisa pun kaget melihat kedatangan Ragil dan dia pun mengetahui ibunya Annisa sakit.

Lalu ragil pun kecewa dengan dosen Annisa yang tidak mengabarinya tentang ibunya yang sakit itu.

"Kok gak kmu hubungi sih saya"

"Kalau mama kamu sakit." ucap Ragil.

"Iya aku gak mau repotin orang lain."jawab dosen Annisa.

"Yakan aku bukan orang lain"

"Aku ini kan calon istri kamu"

"Ya aku wajib tau juga kalau keluarga kamu ada ketimpa musibah." ucap Ragil.

"Iya nak bener itu kata Ragil"

"Lagian kan kalian sebentar lagi kan nikah"

"Dia wajib tau juga." jawab ibunya Annisa.

"Hem iyalah ma." jawab dosen Annisa.

"Kamu mau minum apa

" ucap dosen Annisa.

"Suka ati kamu"

"Asal gak repotin kamu aja

"jawab Ragil.

"Yauda sebentar ya." ucap dosen Annisa.

"Iya." ucap Ragil.

Ragil pun menanyai ibunya Annisa dengan

sangat detail hingga kepala orang tua Annisa agak sedikit pusing

"Maaf ya bu"

"Kalau emang ibu belum sehat kali"

"Gak usah di jawab pertanyaan saya yang tadi." ucap Ragil.

"Iya nak." jawab ibunya Annisa.