Chapter 6 - Bab 6

"Akhirnya sampai juga di kampus"

"Dah sampai kita bu." ucap Ragil.

"Makasih banyak ya gil atas tumpangan nya." jawab dosen Annisa.

"Iya sama-sama"

"Lain kali kalau ada butuh apa-apa telpon saya aja bu." ucap Ragil.

"Iya yauda berangkat sana ntar terlambat kayak saya." jawab dosen Annisa.

"Siap Bu"

"Assalamualaikum...." ucap Ragil.

"Wa'alaikumsallam." jawab dosen Annisa.

Sampai di kantor Ragil langsung di ajak bos nya untuk meeting di luar dan sampai di sana Ragil langsung mempresentasikan pekerjaan nya ke klayen nya dan kkayen nya sangat bangga dengan presentasi dari Ragil yang sangat bagus itu.

Dan selesai meeting mereka pun langsung balik ke kantor dan terus pulang

di saat jam kerja telah usai Ragil menyempatkan untuk sekedar makan di warung dekat kantor nya lantaran perut nya sudah keroncongan.

Setelah selesai makan iya tidak sengaja bertemu dengan teman sekolah nya dulu dan mereka pun duduk-duduk kembali di warung tersebut.

Selesai ngobrol teman nya itu mengasih undangan ke Ragil karena temannya akan segera menikah Minggu depan

"Jangan lupa gil Minggu depan datang ya." ucap teman.

"Iya insyaallah boy." jawab Ragil.

"Dan jangan lupa bawa tuh pacar mu sekalian" "Hehehe." ucap teman.

"Oke." jawab Ragil.

Sampai di rumah Ragil pun langsung mandi selesai itu dia shalat, lalu Ragil masih memikirkan hal itu dan bingung sama siapa iya akan pergi undangan ke tempat temannya itu.

Dan dia pun sempat berpikir untuk mengajak dosen Annisa akan tetapi Ragil tidak enak dengan Annisa, lalu iya tetap aja bingung.

Pagi harinya iya berangkat kerja dan sampai di kantor iya langsung di ajak bos untuk meeting di luar lagi.

Kali ini iya meeting bertemu dengan cewek dan cewek itu pun tampak nya sangat suka dengan Ragil dan sih cewek itu pun sebelum membahas kerjaan Ragil menyempatkan untuk berkenalan dengan wanita itu.

Selesai meeting Ragil pun langsung pulang ke rumah sampai di rumah iya langsung tidur karena dirinya letih.

Satu hari menuju undangan Ragil pun memberanikan diri untuk menelpon dosen Annisa dan saat di telpon Ragil Annisa pun tampak masih ragu dan tidak bisa janji kepada Ragil dia bisa atau gak untuk menemani dirinya besok.

"Gak janji ya gil besok"

"Ntar kalau apa aku kabari lah." ucap dosen Annisa.

"Iya bu d tunggu kabar baiknya." jawab Ragil.

Pada keesokan harinya di hari H undangan Ragil pun sangat bingung dan mondar mandir ke sana kemari dan sempat berpikiran untuk menelpon Maudy untuk sekedar di ajak undangan.

Akan tetapi di saat Ragil hendak menelepon Monika dosen Annisa pun menelepon Ragil

"Assalamualaikum." ucap dosen Annisa.

"Wa'alaikumsallam"

"Bu gimana bu bisa gk temani saya." jawab Ragil.

"Insyaallah bisa." ucap dosen Annisa.

"Yauda ntar malam habis Maghrib saya jemput ke rumah ibu." jawab Ragil.

"Iya gil." ucap dosen Annisa.

"Sampai ketemu nanti Bu"

"Assalamualaikum." ucap Ragil.

"Wa'alaikumsallam." jawab dosen Annisa.

Lalu tiba waktu malam dan Ragil pun bersiap untuk datang ke rumah dan sampailah dia ke rumah dosen Annisa

"Tok tok"

"Assalamualaikum." ucap Ragil.

"Wa'alaikumsallam." jawab dosen Annisa.

"Dah siap bu." ucap Ragil.

"Sudah, yauda pamit dulu ya sama Mama & bapak ku." jawab dosen Annisa.

"Pak bu"

"Saya izin ngajak pergi dosen Annisa dulu ya, " ucap Ragil.

"Iya hati-hati"

"Di jalan dan jangan kebut-kebutan." jawab orang tua Annisa.

"Iya bu"

"Assalamualaikum." ucap Ragil.

"Wa'alaikumsallam." jawab orang tua Annisa.

Lalu mereka pun pergi dengan menggunakan mobil di tengah perjalanan Ragil merasa kagum dengan dandanan dosen Annisa dan kecantikan dirinya itu dan Ragil saat menyetir bolak-balik melihat ke wajah Annisa.

"Sudah kamu jangan melihat ke saya"

"Fokus nyetir aja ntar bahaya loh." ucap Annisa.

"Hehehe iya bu." jawab Ragil.

Sampailah Ragil di tempat undangan dan mereka pun makan di tempat selesai makan mereka pun bersalaman dengan teman nya itu yang sedang nikah itu dan teman nya pun bilang.

"Gil cakep bener pacar mu"

"Tapi kok mukanya kayak lebih tua dia ya"

"Dari pada kamu." ucap teman pesta.

"Iya itu cuman temen biasa gak lebih gak kurang." jawab Ragil.

Lalu Ragil pun masuk ke mobil dan bertanya kepada dosen Annisa apakah iya mau di ajak jalan-jalan sebelum mereka pulang ke rumah.

Dosen Annisa pun mau di ajak jalan-jalan dengan Ragil dan mereka pun menyempatkan untuk berhenti di pasar malam dan melihat aneka macam permainan yang ada di sana.

Ragil sempat mengajak dosen Annisa untuk masuk menonton permainan tong setan akan tetapi dosen Annisa menolak dan Annisa malah mengajak untuk menaiki wahana baling baling dan mereka pun menaikinya.

Saat mereka sudah menaiki dan sudah tiba di atas dosen Annisa pun sangat takut dan sempat berpegangan tangan Ragil lalu ragil hanya tersenyum dan senang karena Annisa sudah mau memegang tangannya walaupun memegang dengan tidak sengaja.

Ragil pun menenangkan dosen Annisa

"Sudah Bu gak apa-apa"

"Toh sebentar lagi kita turun." ucap Ragil.

"Iya gil tau gitu tadi gak naik"

"Soalnya tadi di lihat dari bawah gak terlalu tinggi sih." jawab dosen Annisa.

"Hahaha." ucap Ragil.

Setelah turun dari baling baling mereka pun duduk-duduk terlebih dahulu karena dosen Annisa agak pusing setelah di rasa agak meredah mereka pun masuk ke mobil dan pulang ke rumah.

Sampai di rumah dosen Annisa Ragil pun langsung pulang dan berpamitan kepada kedua orang tua Annisa dan sampai di rumah Ragil sangat senang sekali dan iya pun berkhayal semoga dirinya dan dosen Annisa segera di persatukan dan iya berharap agar dosen Annisa selalu mau di ajak oleh Ragil untuk sekedar jalan-jalan.

Pada pagi harinya Ragil pun berangkat kerja dan bertemu dengan Monika di jalan sedang menunggu ojol lalu Ragil pun menawarkan tumpangan dan mereka pun akhirnya pergi kerja bareng.

Saat pergi berdua dosen Annisa melihat Ragil sedang pergi bareng dengan Monika lalu dosen Annisa tampak sedikit sedih melihat mereka jalan berdua padahal mereka bukan siapa-siapa.

Sampai di kampus dosen Annisa sempat tidak konsen saat mengajar murid-muridnya dan banyak bengong hingga muridnya sesekali memanggil dirinya yang bengong memikirkan Ragil tadi.

Selesai mengajar dosen Annisa pun langsung pulang ke rumah dan sampai di rumah dosen Annisa langsung mandi , shalat dan makan.

Selesai makan iya pun berbicara di dalam hatinya kalau memang dia jodohku aku siap dan kalau dia bukan jodoh ku aku ikhlas menerima itu semua dari engkau tuhan.

Keesokan harinya Ragil memberanikan diri untuk datang ke rumah dosen Annisa dan mengajak dirinya ngobrol berdua di rumah dosen Annisa.