Setelah mereka puas mengobrol akhirnya Ragil di ajak ke rumah Maudy dan mereka pun ngobrol di halaman rumah Maudy.
"Ohya mbak boleh minta nomor HP nya." ucap Ragil.
"Boleh sebentar ya." jawab Maudy.
Akhirnya Ragil pun mendapatkan nomer HP Maudy dan Ragil sangat berterima kasih karena sudah di kasih nomor HP nya.
Di saat mereka mengobrol berdua dengan Maudy di saat bersamaan juga dosen Annisa pun berolahraga di kompleks perumahan itu dan dosen Annisa pun nampak Ragil sedang asyik mengobrol dengan Maudy.
Ternyata Ragil pun nampak dosen Annisa sedang melihat dirinya bersama wanita atau Maudy lalu Annisa pun pergi dan Ragil segera mengejar Annisa.
"Bu Bu"
"Kenapa terburu-buru jalan nya?." ucap Ragil.
"Gak apa-apa"
"Saya takut mengganggu kalian aja." jawab dosen Annisa.
"Oh itu toh"
"Itu temen saya Bu." ucap Ragil.
"Oh kenapa"
"Gak di lanjutkan ngobrol nya kan kasian dia sendirian." jawab dosen Annisa.
Dan pada akhirnya dosen Annisa pun berhenti dan mereka duduk bareng di area perumahan untuk mengobrol dengan Ragil.
"Bu kenapa"...
"Kok belum nikah nikah." ucap Ragil.
"Iya dulu beberapa tahun yang lalu saya hampir saja nikah"
"Tetapi saya di tinggal gitu aja oleh mantan saya." jawab dosen Annisa.
"Oh maafya Bu!"
"Uda membuka lembaran lama." ucap Ragil.
"Hem iya gak apa-apa." jawab dosen Annisa.
"Ohya ibu umurnya betapa sekarang." ucap Ragil.
"26 ." jawab dosen Annisa.
"Oh selisih sedikit sama aku berarti." ucap Ragil.
"Memangnya kamu berapa." jawab dosen Annisa.
"Aku 26 , "ucap Ragil.
Setelah mereka ngobrol lama akhirnya dosen pun pamit sama Ragil untuk pulang
lalu Ragil menawarkan untuk mengantar dosen Annisa tetapi dosen Annisa menolak nya .
"Maaf lain kali aja ya ." ucap dosen Annisa.
"Iya gak apa-apa bu." jawab Ragil.
Sampai di rumah dosen Annisa pun langsung terbengong lantaran baru saja ngobrol bareng Ragil dan iya sangat kaget dengan selisih umur nya dengan Ragil tidak terpaut jauh.
Dan iya pun berdoa jika memang Ragil jodohnya iya akan menerimanya akan tetapi jika Ragil bukan jodohnya iya juga ikhlas menerima itu semua.
Di sisi lain Ragil pun sangat terkejut dengan usia dosennya itu yg hanya berjarak 3 tahun dari dirinya.
Dan Ragil pun masih sangat berharap agar dosen Annisa bisa menjadi jodohnya tetapi Ragil pingin mengungkapkan isi hatinya ke dosen Annisa masih ragu, di karenakan dia adalah dosennya sendiri dan usianya lebih tua dari dirinya.
Lalu Ragil pun berdoa dan meminta kepada Tuhan agar iya bisa segera mengungkapkan isi hatinya ke dosen Annisa itu dan juga bisa tau jawaban dari mulut dosen Annisa.
Lalu tiba-tiba HP Ragil pun berbunyi dan ternyata Maudy menelepon nya
"Gil kamu sekarang di mana." ucap Maudy.
"Di rumah"
"Kenapa...." jawab Ragil.
"Nanti malam mau gak temenin aku jalan" "Soalnya temen aku ngajak jalan tapi katanya di suruh bawa temen cowok." ucap Maudy.
"Hem Cemana ya!"
"Kok mendadak kali ngomong nya." jawab Ragil.
"Aku aja bingung"
"Tiba-tiba aja tadi telpon mereka Cemana bisa gil?. " ucap Maudy.
"Hem yauda deh"
"Nanti malam aku ke rumah kamu." jawab Ragil.
"Oke, "ucap Maudy.
Lalu Ragil pun segera beres-beres dan bersiap untuk kencan dengan Maudy , sampai di rumah Maudy Ragil pun langsung di sambut dan bertanya.
"Gil kita naik motor jalan nya ya." ucap Maudy.
"Iyalah." jawab Ragil.
"Owalah aku Uda dandan kayak gini"
"Susah lah ntar kalau naik motor gil." ucap Maudy.
"Terus naik mobil gitu?"
"Kenapa"...
"Gak bilang dari tadi kan kalau bilang aku bawa mobil tadi." jawab Ragil.
"Iya lupa aku"
"Yauda gak apa-apa naik mobil aku aja kita, " ucap Maudy.
"Gak usah biar aku balik aja.""jawab Ragil.
"Suda gak apa"
"Ntar malah kelamaan kita." ucap Maudy.
"Yauda terserah kamu aja." jawab Ragil.
Lalu mereka pun pergi dan telat 30 menit
lalu temen-temen Maudy pun sangat kagum dengan Maudy lantaran di antara semua Ragil lah yang paling ganteng dan rapih + tidak merokok.
Setelah itu Ragil pun berkenalan dengan temen-temen Maudy dan temen-temen Maudy ketawa karena namanya tampak wong deso.
"Mod itu gak salah nama pacar mu 😃. " ucap temen.
"Ya gak lah"
"Memangnya ada masalah ya dengan namanya." jawab Maudy.
"Gak ada sih." ucap temen.
Lalu mereka pun makan bersama sambil sesekali ngobrol dan ketika itu datang pengemis meminta sedekah ke kafe tongkrongan mereka dan di luar dugaan temen- Maudy tidak ada satupun yang memgasih duit ke pengemis, lalu Ragil mengasih sedikit duit kepada bapak itu dan beliau sangat berterimakasih kepada Ragil, karena dengan uang ini iya bisa membeli makanan untuk dirinya dan keluarganya.
Ragil pun berbicara di dalam hatinya ternyata mereka semua yang uang nya lebih banyak lebih pelit untuk bersedekah dengan orang yang ke susahan dan Ragil berdoa agar mereka semua bisa sadar dan segera mendapatkan hidayah.
Akhirnya mereka pun pulang dan di perjalanan ragil menasehati Maudy agar iya mau sedikit memberikan rezeki kepada pengemis ataupun orang yang sedang membutuhkan.
lain kali kalau ada pengemis kasih lah sedikit uang untuknya kan kasihan mereka belum makan toh selagi kita punya uang lebih "Kenapa enggak." ucap Ragil.
"Iya ya." jawab Maudy.
Sampai di rumah Maudy Ragil pun langsung pamit pulang kepada kedua orang tua Maudy dan Maudy
"Yauda aku balik dulu ya"
"Assalamualaikum. " ucap Ragil.
"Iya wa'alaikumsallam"
"Makasih uda mau temenin aku ya." jawab Maudy.
Maudy pun tampak sangat senang karena cowok yang di idamkan sudah mau di ajak jalan berdua dengan dirinya dan Maudy berharap agar Ragil segera menembak dirinya atau ngomong agar iya bisa menjadi kekasihnya 😊.
Pagi harinya Ragil pun pamit untuk bekerja dan di tengah perjalanan iya sedang melihat dosen Annisa sedang berjalan kaki lalu Ragil menawarkan tumpangan kepada Annisa lalu dosen Annisa pun tidak bisa menolak hal itu di karena kan waktunya sudah mepet dan iya sudah terlambat.
Setelah itu mereka pun jalan di tengah perjalanan Ragil pun bertanya kepada dosen Annisa
"Bu kalau misalnya aku ngajak ibu jalan gitu" "Kira-kira ibu mau apa gak ya. " ucap Ragil.
"Ya belum tau"
"Kalau misalnya banyak kerjaan gak bisa. "jawab dosen Annisa.
"Ya kalau misalnya gak ada kerjaan bisa kan bu." ucap Ragil.
"Hem Cemana ya bingung juga." jawab dosen Annisa.
"Plis Bu"
"Maulah ya"...
"Saya janji gak akan macem-macem." ucap Ragil.
"Hem yauda terserah kamu aja." Jawab dosen Annisa.
"Nah gitulah bu." ucap Ragil.