"Ya sepertinya kita bertemu lagi"
'Kau tidak terlihat takut sama sekali seperti kita bertemu pertama kali'
"Tenang saja aku mudah beradaptasi"
'Haha...haha...'
"Kenapa kau tertawa?"
'Lucu saja melihat mu mengatakan hal itu dengan wajah datar'
"Aneh, kau aneh sekali"
'Kau belum mengumpulkan artefak yang ku minta'
"Bagaimana aku mengumpulkannya jika kau saja tidak mau memberi tau?"
'Haha...bodoh, mudah saja mencari artefak itu, kau hanya memerlukan instingmu untuk mencarinya"
"Bagaimana aku bisa mencarinya sekarang, tubuhku saja melemah sekarang pun aku harus tertidur lama"
'Hmm...efek samping segel ini sudah dimulai ya'
Ia mendekatiku dengan ekspresi wajah serius. Aku mundur selangkah menebak apa isi pikiran sosok yang ada di depanku.
'Tidur' setelah ia mengatakan itu aku merasa tubuhku melayang diudara, aku mulai merasakan kesadaranku menurun hingga akhirnya tenggelam dalam kegelapan.
'Kau belum boleh mati Aletha, kau satu-satunya yang ku harapkan untuk mengakhiri semua ini'
***
"Ada apa Xander?" Aku hanya menggelengkan kepalaku ke arah Kevin. Apakah tadi Aletha baru saja benar-benar tertidur. Aku tidak merasakan auranya lagi. Mungkinkah itu pengaruh dari pengobatan Kevin. Entahlah...
"Ini topeng untuk pergi kesana" Kio menyerahkan topeng kepada kami lalu membuka portal menuju rumah lelang Aprikot.
Banyak sekali yang berdatangan malam hari ini. Mungkinkah ada acara besar yang tengah berlangsung. Aku tidak suka keramaian. Aku, Kevin dan Kio duduk diantara para tamu terhormat rumah lelang ini. Kami memperhatikan pelelangan artefak dari yang berkualitas rendah hingga tinggi.
"Hadirin sekalian kali ini kami menawarkan sebuah cincin sihir yang terbuat dari gigi naga kegelapan, sihir yang ada pada cincin ini memiliki tekanan yang luar biasa kuatnya seperti yang kalian rasakan saat ini, namun itu belum sepenuhnya. Kotak cincin ini terdapat batu diamond biru yang akan meredam tekanan dari cincin, selain desain cincin yang elegan, cincin ini juga bisa menjadi tempat penyimpanan barang dengan ruang tanpa batas. Tertarik?"
"Xander ikut aku, aku menemukan narasumber yang kita inginkan" Aku mengangguk ke arah Kevin.
"Kio dapatkan cincin itu untukku"
"Kau pikir harganya tidak akan mahal heh?!"
"Kau lupa siapa aku?" Kio mengangguk setelah aku berkata demikian.
Aku dan Kevin di arahkan menuju ruangan vvip disana ada seorang yang seumuran dengan ayahku mungkin. Ku akui Kevin benar-benar dapat diandalkan.
"Dia adalah penjaga area terlarang di akademi Victoria disana terdapat perpustakaan yang hanya boleh dimasuki para petinggi" aku hanya mengangguk mendengar penjelasan dari salah satu karyawan yang ada dirumah lelang ini.
"saya akan meminggalkan kalian untuk berdiskusi"
"Apa yang ingin kalian tahu?"
"Kami ingin mengetahui apa itu takdir 'wadah'" Kevin langsung mengatakan intinya pada pria itu.
"Secara umum apa kalian sudah mengetahui tentang hal itu?" Kevin mengangguk tanda mengiyakan.
"Ini lebih rumit untuk dijelaskan, tapi tiap area terlarang memiliki hubungan yang misterius dalam menyimpan informasi tersebut, aku memang ditugaskan untuk menjaga perpustakaan itu, tapi kejanggalan demi kejanggalan selalu terjadi, ada seorang pria tua yang selalu berkunjung kesana, entah apa yang ia lakukan, yang jelas ia terus berteriak palsu, aku tidak mengerti apa maksudnya, aku memberanikan diri untuk bertanya padanya. Ia mengatakan padaku informasi tentang takdir 'wadah' selalu dimodifikasi dan palsu. Ia mengatakan padaku ada sebuah buku yang berisi informasi lengkap dan benar di area terlarang itu. Buku itu hanya bisa dibuka oleh pemilik takdir 'wadah'."
"Jadi maksudmu informasi tentang takdir 'wadah' masih keliru?" Kevin menanyakan kembali hal yang membuatnya bingung.
"Ya, orang itu berkata demikian, jika seseorang bisa menemukan buku itu dan berhasil membukanya, yakinlah itu bukan buku sesungguhnya, dalam buku itu pasti berisi setengah kebenaran dan juga kepalsuan"
"Apa kau pernah mengetahui jika pemilik takdir itu memiliki mate?"
"Matenya selalu memiliki garis takdir yang sama, jika mate sang pemilik takdir bukan dari pemilik takdir yang sama dengannya kurasa aku tidak mengetahui lebih jelas akan hal itu, seandainya kita bisa bertemu dengan pria tua itu, kurasa semua pertanyaan kalian akan terjawab, maafkan aku hanya ini yang bisa ku sampaikan"
"Tidak perlu meminta maaf tuan, kami sangat berterima kasih atas informasi yang diberikan" Setelah Kevin mengatakan hal itu, aku segera pergi keluar dari rumah lelang Aprikot.
"Ini" tiba-tiba saja Kio berada disebelahku, ia menyerahkan kotak yang terdapat diamond biru diatasnya. Ternyata ia berhasil mendapatkannya. Aku merasa cincin ini cocok dengan Aletha.
***
Sesampainya di mansion aku langsung pergi ke kamar, tempat dimana Aletha tertidur. Ia tampak tenang, aku mengusap kepalanya agar ia merasa nyaman. Jadi seperti inilah rasanya memiliki mate. Selalu berwarna. Ketika aku menatap wajahnya rasa lelahku dan beban dipikiranku terangkat semuanya. Melihatnya tertidur seperti ini memang menggemaskan, tapi tertidur selama 5 hari akan membuat tubuhnya merasakan nyeri.
"Xander ada laporan pergerakan kelompok hitam dibagian utara, kurasa kita harus pergi kesana sesegera mungkin karena aku mendapat kabar terdapat korban jiwa disana" Keadaan yang mendesak seperti ini terpaksa membuatku pergi dari Aletha tapi aku tidak bodoh, berani meninggalkan dia di mansion ini tanpa ada diriku. Aku mengangkat tubuhnya dan menatapnya sesekali jika ia merasakan kesakitan.
"Kita pergi ke mansion utama" aku dan Kio melakukan teleportasi pergi kesana.
***
"Xander siapa dia?"
"Mateku"
"Benarkah?, cantik sekali, apa dia sakit, wajahnya terlihat pucat" aku mengangguk tanda mengiyakan. Aku melangkah perlahan sambil menatap wajah tenang Aletha yang tertidur. Entah kenapa aku tidak ingin berjauhan dengannya. Instingku mengatakan Aletha sedang tidak aman sekarang.
Aku membaringkannya di atas tempat tidur. Menyelimutinya dan duduk disampingnya. Aku menyalurkan kekuatanku sekali lagi padanya agar aku bisa merasakan bahaya dari dirinya.
"Ibu aku titip dia"
"Memangnya kau ingin pergi kemana?"
"Bagian utara"
***
"Tuanku apa kau merasakannya?"
"Dia menjauh dari ratuku, aku akan mempercayakannya padamu Trial"
"Baik tuan"
***
Perempuan yang tengah terbaring merupakan mate dari putraku. Melihatnya tersenyum seperti itu membuat hatiku senang. Ia menantuku. Aku akan menjaganya dengan baik. Aku merasa 'mana' pada dirinya begitu tidak stabil, seolah aliran itu mencoba untuk memberontak. Namun, aku merasa tenang karena kondisinya yang tertidur, aliran yang tidak stabil masih bisa ditangani.
Aku penasaran dengan dirinya, akhirnya aku memegang tangannya dan mencoba membaca masa lalunya.
Ini...
Tes
Tes
Tes
Bagaimana bisa kakanya sejahat itu. Dia hanya seorang adik yang begitu menyayangi kakanya sendiri. Bagaimana kakanya tega membuat adiknya sendiri sebagai mesin pembunuh. Ia begitu terluka secara psikis. Jika ia bangun nanti aku akan memeluknya, menyalurkan kasih sayang seorang ibu yang hilang dari dirinya.
Aku mencoba melihat masa kecilnya tapi kenapa ada sekat disini...
'kau melewati batas wanita tua'
-----------------‐-------------------------------------------------------
Halo!
maafnya untuk update chapter kali ini author memiliki jeda yang cukup jauh dari chapter sebelumnya :")
semoga saja kalian masih mau baca cerita author yaa..., author perlu waktu untuk ngembangin ceritanya jadi deh update chapter kali ini lama. mohon maaf yaa :"
-White_mode-