Violet tidur dengan pulas di dalam pelukan Marvel. Setelah perdebatan, mereka berdua kembali bergelut di atas ranjang.
Kedua anak manusia ini lupa dengan emosi yang baru saja mereka perdebatkan, keduanya terhanyut dengan apa yang dilakukan oleh nafsu masing - masing.
Violet masih terlelap di dalam dekapan Marvel melihatnya tidur dengan tenang membuat hati Marvel terasa damai. Ingin selamanya seperti ini. Wanita yang berada di dalam pelukannya ini tidak pernah memandangnya dari harta. Wanita ini hanya melihatnya sebagai seorang pria yang pantas memasuki hatinya dan sayangnya dia sudah sangat menghancurkan hati wanita ini.
Penyesalan yang Marvel rasakan saat ini benar - benar membuat dirinya merasa sangat terpuruk. Karena nafsunya yang terlalu besar dia harus kehilangan wanita yang mencintai dirinya dengan tulus.
Marvel tidak bisa menjangkau hati perempuan ini dengan mudah, dia kini harus berjuang sepenuh tenaga untuk bisa mendapatkan hati Violet kembali.
Violet perlahan membuka matanya, tatapan matanya langsung menatap mata Marvel yang sedang menatapnya juga.
"Selamat pagi...." Ucap Violet menyapa Marvel. Merasa terus - menerus ditatap oleh Marvel, Violet merasa malu. Dia membalik tubuhnya untuk bisa membelakangi Marvel.
"Selamat pagi Queen, jangan membelakangi aku karena aku tidak suka diabaikan." Ucap Marvel sambil menahan bahu Violet yang akan membelakanginya.
"Hm... aku malu, jangan menatap aku seperti itu."
"Kenapa harus malu? Aku sudah melihat semua yang kamu miliki, lalu untuk apa kamu malu?"
"Tapi tetap saja aku malu, jangan melihat aku seperti itu." Violet menggoyang - goyang tubuhnya dan tidak sengaja menyenggol milik Marvel yang sudah tegang sejak dia membuka mata.
"Queen, kamu menyentuh area terlarang milikku. Kamu tidak takut dengan akibatnya?" Tanya Marvel dengan suara menggeram
Pipi Violet merona, Marvel membuat dia benar - benar malu pagi ini.
"Eh jam berapa sekarang? Aku harus pergi ke butik. Pesanan calon tunangan kamu belum selesai aku desain. Nanti tidak keburu waktunya." Ucap Violet tergesa - gesa dan mengabaikan Marvel.
Di sini Violet dituntut keprofesionalannya dalam bekerja. Dia harus membuatkan gaun yang akan dikenakan oleh kekasih pria yang tidur dengannya ini meski hatinya teriris perih.
"Ck... sudah jangan lakukan pekerjaan sia - sia itu lagi. Aku yakin dia juga akan menghubungi kamu untuk membatalkan pesanannya." Ucap Marvel menahan Violet yang akan beranjak dari ranjang.
"Membatalkan? Kenapa dibatalkan? Kalian tidak menyukai desain pakaian dariku?" Tanya Adel kecewa.
"Bukan begitu, Queen. Mommy sudah membatalkan semuanya, dan Mommy ingin segera bertemu denganmu. Mommy ingin menghukum menantunya yang sudah berani melarikan diri dan membuat semua orang panik." Ucap Marvel penuh dengan ancaman.
Marvel terkekeh melihat bibir Violet manyun karena mendengar mommy ingin menghukumnya. Kedekatan Violet dengan keluarga Marvel tidak bisa dipungkiri lagi.
Violet kecil tinggal di dekat rumah Marvel, mereka yang bertetangga membuat keluarga keduanya menjadi dekat, apalagi setelah Marvel dan Violet bersama. Keluarga ini semakin dekat dan Violet juga sudah memanggil kedua orang tua dari Marvel dengan sebutan yang sama dengan anaknya itu.
"Kenapa aku yang dihukum? Bukannya yang membuat aku pergi itu anaknya ya? Kenapa tidak anaknya saja yang dihukum?" Tanya Violet tidak terima.
"Kata siapa aku tidak di hukum? Aku dilarang pulang ke rumah sebelum membawa kamu dan karena kamu tidak segera ditemukan akhirnya mommy menjodohkan aku dengan perempuan gila harta itu. Aku tahu perempuan itu tidak hanya menginginkan aku tetapi juga hartaku."
"Cih... aku juga begitu. Buat apa menikah kalau tidak untuk harta suami? Aku juga sama, seandainya menikah nanti aku akan memisahkan harta istri dan harta suami."
"Kamu ada niatan menikah?"
"Tentu saja, memangnya aku mau tinggal sendirian seumur hidupku? Itu tidak akan pernah terjadi.
"Kamu mau menikah dengan si gay itu? Kamu yakin bisa bahagia? Sekarang coba kamu ingat-ingat, kapan dia mencium bibir kamu seperti yang biasa aku lakukan selama kalian pacaran?" Tanya Marvel dengan sengaja.
Marvel sudah menyelidiki siapa Tommy yang sebenarnya. Kebahagiaannya membuncah setelah mengetahui haluan Tommy yang lain dari mereka.
"Kamu terlalu percaya diri Tuan. Memangnya kamu ada urusan apa, sampai - sampai haluan Tommy juga kamu selidiki?"
"Urusanku hanya satu. Dia sudah berani mengambil sesuatu yang seharusnya menjadi milikku. Kamu itu milikku dan dia tidak berhak memiliki kamu." Ucap Marvel penuh dengan penekanan.
"Sadarlah Tuan, kamu sudah memiliki calon tunangan yang cantik seperti itu. Apalagi calon mertua kamu itu sangat - sangat modis dan memiliki selera yang tinggi pada penampilannya, seharusnya tuan ini senang dengan semua itu."
"Aku lebih senang dengan wanita yang cantik alami seperti ini, lihatlah wanita di sampingku ini. Dia tidak memakai make up sama sekali dan kecantikannya tetap sama. Bahkan kecantikan ini tidak berubah sejak dia meninggalkan aku dulu." Sahut Marvel sambil membetulkan posisi rambut Violet yang menutupi wajah.
Lagi dan lagi Violet dibuat mati kutu. Dia tersipu malu dengan semua pujian Marvel. Sejak mereka bertemu sampai sekarang Marvel mengurungnya sehingga dia belum pulang sama sekali.
"Setelah tidak bertemu sekian lama, kenapa Tuan ini jadi pandai merayu? Tuan belajar dari mana?"
"Belajar dari pengalaman, setelah kamu pergi wanita yang berada di sisiku selalu marah tapi dengan rayuan mereka langsung diam. Yang aku herankan di sini hanya satu, kenapa kamu tidak mempan aku rayu?"
"Karena aku dan wanita. - wanita itu berbeda. Kelasku lebih tinggi, dan sebuah rayuan seperti ini saja bukan sesuatu yang bisa meluluhkan aku." Jawab Violet dengan sombong.
Marvel terkekeh mendengar kata - kata Violet yang bangga pada dirinya sendiri. Cukup banyak perkembangan pada diri wanita ini yang membuat Marvel terpana.
Violet yang sekarang lebih berani dan tampilannya juga sama. Tampilan Violet lebih modis dan dia juga tidak ragu dengan pakaian seperti saat pesta, Marvel harus berkali - kali mengumpat karena dada milik Violet diumbar oleh pemiliknya, Marvel tidak suka.
"Kapan kita keluar dari sini? Aku harus kembali bekerja dan aku tidak mau membuat orang - orang di sekitarku panik karena tidak melihat aku."
"Aku yakin tidak ada yang panik. Perempuan yang kamu sebut sahabat itu juga sama. Dia hanya perempuan culas yang hanya memanfaatkan kamu saja."
"Sssttt... jangan terus membahas orang di sekitarku. Aku mau pulang ke rumahku sendiri. Dimana pakaianku?" Tanya Violet sambil menoleh kanan - kiri mencari dimana pakaiannya berada.
"Kamu tidak akan pernah bisa pergi sebelum kamu menyenangkan aku." Marvel kembali menahan tangan Violet yang akan beranjak dari ranjang.
Violet yang mendengar kata - kata Marvel seperti memiliki ide yang tiba - tiba muncul di kepalanya.
Dengan senyum penuh misteri Violet menaiki tubuh Marvel. Dia menggosok - gosokkan intinya pada kejantanan Marvel yang mulai bangun dari tidurnya.
"Aaahhhh...."
Desahan mereka berdua saat sama - sama merasakan kenikmatan yang Violet berikan. Milik Marvel yang awalnya lemas mulai berdiri tegak hanya dengan rangsangan kecil pemberian Violet.
"Taukah kamu, benda yang sedang bersemangat di sebelah kamu itu baru memperlihatkan fungsinya kembali setelah melihat kamu. Sejak kamu pergi dia sama sekali tidak mau bangun seperti ini." Ucap Marvel dengan suara terputus - putus.
Sentuhan yang Adel berikan membuat Marvel selalu gila padahal wanita yang ada di atasnya baru pertama kali melakukan ini dilihat dari Marvel yang menjebol pertahanan milik Violet selama ini.
" Yes... i like it. Kamu pandai sekali membuat aku terbang ke langit? Dan aku suka perlakuan kamu seperti ini." Ucap Marvel terputus - putus sambil memejamkan matanya menikmati setiap gerakan yang diberikan oleh Violet.
Tangan Marvel yang bebas juga tidak mau diam. Dia mulai menggerakkan kedua tangan itu untuk beroperasi. Memegang dada mengkal Violet dan meremasnya.
Sekali - sekali pekikan Violet terdengar saat Marvel mencubit puncak dada Violet dengan gemas. manambah sensasi yang Violet rasakan saat ini.
Violet mengangkat pinggulnya sedikit dan menempatkan milik Marvel yang sudah tegang sempurna di depan pintu masuk miliknya.
"Uucchhh...." Desisan dari bibir Violet membuat Marvel semakin terpancing gairah. Dengan dibantu kedua tangannya, Marvel menaik turunkan pinggul Violet dengan cukup keras.
Violet mendesah hebat. Milik Marvel menusuknya dengan sangat dalam. Rahim Violet merasa tidak bisa menerima semua milik Marvel yang besar ke dalam miliknya tapi pria yang ada di bawahnya ini tidak peduli.
Marvel masih berada di bawah Violet tapi sudah bisa membuat Violet berteriak diserang orgasm berkali - kali.
Kaki Violet masih bergetar hebat tapi Marvel tidak peduli. Marvel kini sudah mengubah posisi awal mereka berdua. Posisi Violet sekarang menungging dan Marvel menggenjot dari belakang. Mereka saling menumbuk kembali mencari kepuasan masing - masing.
Aaaaaahhhhhh....
Desahan terakhir mereka bersama terdengar. Marvel menumpahkan semua yang dia miliki ke dalam rahim Violet tanpa sisa. Dia ingin Violet lekas mengandung anaknya sehingga wanita ini tidak lagi bisa mengelak darinya.
Violet tersungkur dengan Marvel yang berada di atasnya. Milik mereka berdua masih saling bertautan, enggan terlepas.
"Kamu canduku. Rasamu benar - benar membuat aku tidak berdaya." Ucap Marvel sambil mengecup kepala belakang Violet dengan mesra.
"Marvel, aku harus ke butik. Lagi pula aku belum ijin dengan temanku nanti mereka menungguku." Ucap Violet saat mengingat tujuannya.
"Ck... oke, aku akan mengantar kamu." jawab Marvel tegas.
Marvel tidak ingin kembali kecolongan. Dia tahu Violet memiliki akal yang sangat cerdik, bisa saja Violet membuat alasan untuk pergi ke butik tetapi dia merencanakan untuk pergi lagi.
"Oke, aku akan mandi dulu. Badanku lengket semua dipenuhi dengan cairan kamu."
Violet segera menuju kamar mandi, membersihkan dirinya dari sisa percintaan panas mereka berdua.
"Cairan itu adalah tanda kalau kamu sudah menjadi milikku jadi tidak ada yang boleh memiliki kamu selain aku."
Violet memutar bola matanya lalu menutup pintu kamar mandi. Marvel dengan semua keinginannya memang harus selalu dituruti kalau tidak Violet yang hancur tidak berdaya.
Mendengar suara gemericik air membuat kejahilan Marvel muncul. Dia langsung berjalan menuju kamar mandi dan membuka pintu itu dengan kasar.
"Ada apa? Aku masih mandi." Ucap Violet yang terkejut dengan kedatangan Marvel ke kamar mandi.
"Kita mandi bersama. Aku akan membantu menggosok tubuh kamu agar lebih bersih."
Violet tidak percaya akan mendengar kata - kata itu dari bibir Marvel. Violet tahu ada rencana lain yang sedang dipikirkan oleh Marvel saat ini, tidak hanya sekedar menggosok tubuh Violet saja.
Marvel berjalan mendekat ke arah Violet lalu menempelkan tubuh telanjang Violet ke dinding. Mencium bibir Violet dengan sensasi air shower membuat mereka kembali terpancing gairah.
Violet yang awalnya menolak sekarang lebih ganas dari Marvel yang terus mencium Violet. Kembali memberikan tanda di seluruh tubuh Violet agar semua orang tahu Violet sudah menjadi miliknya.
Marvel kembali memasuki Violet dan membuat seluruh kamar mandi menjadi saksi percintaan mereka berdua. Lenguhan dan desahan terdengar merdu di telinga Marvel sehingga pria itu kembali hanyut di dalamnya.
"Kamu tidak bisa pergi lagi dariku, benihku sudah tertanam di dalam rahim kamu dan bisa dipastikan kamu akan mengandung secepatnya."