Chereads / Kesempatan kedua / Chapter 22 - Berantakan

Chapter 22 - Berantakan

Beberapa hari ini Violet diteror oleh Berliana dan juga Clara. Mommy-mommynya itu selalu meneror Violet untuk segera mempersiapkan semua yang dibutuhkan untuk pernikahan yang sudah dirancang keduanya.

Violet membenamkan kepalanya di bantal setelah mendapat panggilan telepon dari Berliana. Wanita yang sudah melahirkan Violet itu berkali-kali menanyakan konsep apa yang diinginkan Violet untuk pernikahannya.

Nada bahagia terlihat jelas dari suara Berliana saat berbicara dengan Violet. Violet semakin bingung, dia masih memiliki kekasih dan Violet belum berani mengakhiri hubungannya yang baik-baik saja.

Violet tidak sanggup melihat reaksi Tommy saat dia mengatakan kalau akan menikahi mantan pelanggannya.

Violet sangat yakin kalau dia akan mengecewakan orang-orang yang menemaninya selama ini, Laura dan Tommy adalah dua orang yang sangat Violet sayangi.

Mereka berdua sudah ada saat Violet berdiri di titik terendah dan membantu Violet untuk bangkit, dan sekarang Violet harus menyakiti keduanya?

Violet semakin menenggelamkan kepalanya ke dalam bantal. Dia ingin berteriak sekencang-kencangnya kali ini. Dia tidak tahu harus melakukan apalagi karena masalah ini.

Satu sisi Violet dihadapkan kepada para orang tua yang sangat berarti di dalam hidupnya dan di sisi lain ada sahabat dan juga kekasihnya. Violet tidak bisa memutuskan semua dengan sepihak seperti ini.

"Tuhan... kenapa hidupku serumit ini? Aku takut mengambil keputusan." Ucap Violet sambil menggigit bantal kesal.

"Kenapa aku harus bertemu dengan pria egois itu lagi sih? Selama ini hidupku sudah tenang dan dia tiba-tiba datang merusak ketenangan itu. Yang terpenting lagi, dia menggunakan cara liciknya."

Berkali-kali Violet mengumpat saat mengingat apa yang sudah dilakukan oleh Marvel beberapa hari yang lalu di hadapan kedua orang tuanya.

Marvel mengatakan dengan jelas kalau dia sudah meniduri Violet dan dari kata-kata yang keluar dari mulut pria itu bisa dipastikan kalau Violet akan hamil anak mereka nanti.

"Mom, Vio bisa mengatakan sesuatu?" Tanya Violet kepada mommynya yang khusus datang ke London setelah Clara menghubunginya. Berliana ingin sekali menghukum anak gadisnya yang nakal ini setelah melihat wajah cantik Violet yang semakin bersinar.

"Mau mengatakan apa?" Tanya Berliana sambil menatap Violet serius.

"Mom. Aku masih ingin melanjutkan bisnis ini. Aku takut kalau apa yang aku putuskan sekarang bisa membuat bisnisku hancur." Jawab Violet memberi alasan.

"Sayang, kamu tahu bukan kalau mommy juga pernah muda seperti kamu? Mommy tahu kalau kamu sedang ada masalah dengan Marvel beberapa tahun yang lalu tapi sekarang pria itu sudah menunjukkan keseriusannya. Kamu juga sudah tidur bersama dengan dia, mau alasan seperti apa lagi?"

Violet menghembuskan nafas kasar. Apapun yang dia katakan untuk menggagalkan semua rencana para orang tua tidak memiliki hasil.

"Tapi Vio memiliki pacar Mom, bagaimana perasaan kekasih Vio kalau dia tahu Vio menikah dengan pria lain?"

"Pacar? Kamu sudah mendapatkan pengganti Marvel?" Tanya Berliana tidak percaya.

"Sudah Mom. Kami sudah menajalin hubunga selama satu tahun ini, kalau aku menikah dengan Marvel bagaimana dengan Tommy?"

"Jadi namanya Tommy? Kalau begitu ajak Tommy makan malam nanti, kalau dia serius dengan kamu bisa dipastikan pria itu akan datang bukan?"

"Tentu saja! Dia tidak akan membuatku kecewa. Aku yakin dia akan datang nanti malam, tempatnya aku yang mengaturnya."

"Silahkan," Ucap Berliana dingin.

Violet tahu wanita yang sudah melahirkannya itu tidak akan bisa menerima Tommy dengan mudah. Dia harus mencari cara agar kedua orang tuanya mau menerima Tommy, pria yang saat ini sedang menjalin hubungan dengannya.

Violet berjalan menuju kamarnya untuk mengambil ponsel, dia harus menghubungi Tommy agar pria itu mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan keluarganya.

Tuuut... Tuuut... Tuuut...

Bunyi panggilan telepon Violet tersambung dengan ponsel Tommy. Violet tampak gusar karena pria itu sama sekali tidak mengangkat panggilannya sehingga dia memutuskan untuk mengirim pesan.

"Hai Sayang, mommyku datang ke London dan meminta bertemu dengan pria yang menjadi kekasihku. Kamu ada waktu nanti malam? Kita pergi makan malam di restoran biasa. See you...."

Violet menekan tombol kirim lalu meletakkan ponselnya kembali di atas ranjang. Entah apa yang akan terjadi nanti antara mommy dan juga kekasihnya.

"Semoga semuanya baik-baik saja. Aku tidak ingin rencana Marvel berhasil." Gumam Violet sambil menatap langit-langit kamarnya.

Matanya menerawang jauh, membayangkan apa yang akan terjadi nanti kalau orangtuanya bertemu dengan Tommy.

"Ah... sudahlah. Kepalaku pusing kalau memikirkan ini. Sebaiknya aku reservasi restoran lalu pergi mandi."

Violet mengambil ponselnya lagi lalu menghubungi restoran, memesan tempat untuk nanti malam.

Selesai dengan semuanya, Violet memutuskan untuk merendam tubuhnya di bathtube. Violet ingin merendam tubuhnya dengan air hangat agar otot-ototnya yang tegang kembali lentur.

"Kenapa jadi seperti ini?" Tanya Violet pada drinya sendiri.

Hidupnya terasa begitu berat saat Marvel berhasil menemukannya. Pria yang keras kepala dan selalu memaksakan keinginannya itu tidak dapat diluluhkan hanya dengan kata-kata saja.

"Pusing kepalaku memikirkan masalah ini. Apa yang harus aku lakukan setelah ini? Bagaimana dengan Tommy?"

Violet menyudahi kegiatannya, bukannya merasa lebih baik kepalanya malah semakin pusing memikirkan orang tuanya dan perjalanan cintanya.

Violet langsung mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar. Dia ingin berbicara dengan mommynya sekali lagi. Berharap ibunya bisa memikirkan semua yang dia sampaikan."

"Mom!" Teriak Violet mencari Berliana.

"Mommy disini! Cepat ke sini, ada Marvel dan mommynya juga."

Violet menggosok telinganya, memastikan apa yang dia dengar dari mommynya. Kenapa bisa ada Marvel disini?

"Kenapa ada kamu di sini? Bukannya kamu ada pekerjaan?" Tanya Violet saat melihat sosok pria yang berusaha dia hindari beberapa hari ini.

"Mommy yang mengundang mereka, sekalian kita pergi makan malam bersama-sama." Jawab Berliana santai.

"Mom! Kenapa seperti ini? Kita kan tadi sudah sepakat?" Tanya Violet tidak terima.

"Memangnya kalian ada acara?" Tanya Clara menimpali.

"Ah tidak, Violet hanya ingin mengenalkan temannya kepadaku. Kalian bisa ikut juga nanti." Jawab Berliana membuat Violet semakin cemberut.

Marvel melirik wanita yang ada di sampingnya itu. Instingnya mengatakan kalau ada sesuatu dibalik semua ini.

"Memangnya siapa yang akan kalian temui Mom?" Tanya Marvel kepada Berliana.

"Teman Violet, siapa tadi namanya? Donny, Sonny atau Tommy ya? Ah mommy sudah lupa."

Violet mendengus kesal mendengar apa yang dikatakan oleh mommynya. Dia melirik ke arah Marvel yang menyeringai semakin membuat hatinya kesal.

"Apa kamu?" Hardik Violet kepada Marvel. "Aku masuk ke kamar dulu Mom. Kepalaku tiba-tiba pusing."

"Kamu kenapa Sayang? Sakit ya? Kalau begitu kita tidak perlu makan malam Berliana, calon menantuku sakit."

"Kamu jangan percaya dengan dia. Dia hanya pura-pura saja agar tidak duduk di sini. Cepat istirahat sana, nanti mommy bangunkan kalau sudah sore."