Violet seperti sedang disuguhi buah simalakama. Dia memakan buah itu kedua orangtuanya mati dan jika tidak memakannya dia sendiri yang akan mati.
Violet sekarang duduk di depan kedua orang tua Marvel yang sedang sibuk berbicara dengan kedua orang tua Violet untuk membahas kelanjutan hubungan Violet dan Marvel.
Violet kesal setengah mati kepada pria yang duduk di sampingnya. Marvel sekarang hanya tersenyum melihat Violet tidak bisa berkutik. Violet benar-benar mati kutu sekarang dan dia tidak tahu apa yang seharusnya dia lakukan saat ini.
DUG!
"AW... sakit Queen. Kenapa kamu menendang kakiku sih?" Keluh Marvel sabil mengusap kakinya yang terasa sakit.
"Ada apa?" Tanya mommy Marvel bingung.
"Tidak ada apa-apa Mom. Dia saja yang sedang berlebihan," Jawab Violet cepat sebelum Marvel menjawab pertanyaan dari mommynya, Clara.
"Oh begitu? Vio, mommy kamu sudah menyerahkan semuanya kepada kami jadi kamu akan ikut kami pulang dan kita akan segera mengadakan pernikahan untuk kalian berdua."
"Uhuk! Uhuk!Uhuk!" Violet tersedak setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh perempuan yang masih cantik di usia tuanya itu.
Volet tidak bisa berkata apa-apa lagi. Wanita itu sudah sama seperti orang tuanya sendiri tapi untuk menikah dengan Marvel? Itu belum pernah ada di dalam pikirannya untuk saat ini.
"Mom, bukannya itu tidak terlalu cepat? Aku belum bisa meninggalkan butik ini sekarang." Ucap Violet memberikan alasan.
Perempuan tua itu menggeleng. Dia tidak menerima jawaban yang dilontarkan oleh Violet tentang ajakannya.
"Itu bukan alasan Sayang. Butik kamu ini sudah sangat terkenal, sebenarnya mommy ingin sekali datang ke butik ini untuk memesan gaun karena butik ini sangat terkenal tapi setelah mommy datang ke sini ternyata pemilik butik ini anak mommy sendiri." Ucap wawnita yang ada di depan Violet itu bangga.
"Tapi Mom, aku belum siap untuk menikah." Ucap Violet sambil meremas kedua tangannya karena gugup.
"Kamu bilang belum siap? Mommy yakin pria nakal yang ada di samping kamu ini sudah membuat calon cucu untuk mommy. Benar tebakan mommy, Marvel?"
Marvel mengangguk sambil menutup mulut memakai telapak tangannya. Violet benar-benar merasakan hawa membunuhnya tinggi untuk saat ini.
Marvel benar-benar tidak bisa diajak kompromi sama sekali. Violet belum siap menyandang status istri dan lagi pula Marvel masih memiliki perempuan yang sebentar lagi akan menjadi tunangan pria itu.
"Mom, Marvel kan sudah mempunyai calon tunangan? Kenapa Mommy tidak menikahkan Marvel dengan gadis itu saja? Aku masih ingin meniti karirku yang baru saja naik. Bagaimana nasib karirku kalau nanti aku menikah?" Ucap Violet memberikan alasan.
"Siapa yang kamu maksud?"
"Ya wanita yang datang kemari dan ingin membuat gaun untuk acara pertunangan dia dengan Marvel. Memangnya siapa lagi?"
"Rosi yang tidak tahu diri itu sudah menerima uang sangat banyak untuk biaya kompensasi pembatalan pertunangan. Dia tidak melukai kamu bukan?" Tanya Clara khawatir.
"Tidak. Aku tidak apa-apa Mom. Sepertinya aku akan terbiasa mendapat serangan seperti itu jika aku menerima pertunangan ini lagi. Jadi lebih baik aku tidak menerima pertunangan ini sehingga semuanya aman."
"Apa yangs edang kamu katakan ini? Kamu menjadi menantu mommy? Mommy merasa sangat sedih saat ini, melihat kamu memberikan banyak sekali alasan untuk membatalkan acara pertunangan anata kamu dan Marvel hati ini terasa sangat sakit sekali."
Violet melirik Marvel dan meminta tolong kepada pria itu untuk bisa menolongnya, tapi Marvel sama sekali tidak menghiraukan kode yang diberikan oleh Violet dan memilih untuk memalingkan mukanya dari Violet.
Violet menghela nafas, dia benar-benar ingin membunuh pria yang ada di sampingnya ini. Marvel terlihat sengaja membuat dia tidak bisa berkutik di hadapan mommy nya.
"Mom, aku belum mau menikah dulu. Aku masih sangat muda Mom," Ucap Violet berusaha membuat orang tua Marvel itu mempertimbangkan keinginan mereka.
"Apa yang mau kamu tunggu? Menunggu perut kamu itu membesar?" Tanya Clara sambil meletakkan ponselnya ke atas meja.
"Kenapa harus membesar Mom?" Tanya Violet balik dengan kening berkerut.
Clara menghela nafasnya. Kekasih hati putranya itu benar-benar membuatnya gemas dengan semua kepolosannya meski sudah sebesar ini.
"Sekarang mommy bertanya kepada kamu ya, dengarkan baik-baik. Apakah kamu sudah melakukan hubungan suami istri dengan bocah nakal ini?" Tanya Clara tegas sambil menunjuk Marvel.
Pipi Violet langsung berubah warna, dia tidak menyangka kalau akan ditanya seperti itu. Hal pribadi yang sangat sensitive.
"Sudahlah, jangan dijawab. Mommy tahu kalau kalian sudah melakukannya, dan apakah kamu yakin kalau kamu tidak akan hamil setelah ini?"
"Hamil?" Tanya Violet membeo.
Dia baru menyadari arti dari satu kata ini, hamil? Violet langsung melihat ke arah Marvel tajam tetapi pria itu langsung memalingkan wajahnya cepat, mengabaikan Violet.
"Apakah kamu menggunakan alat kontrasepsi saat ini?" Violet menggeleng pelan menjawab wanita yang duduk di depannya itu. "Dan mommy juga yakin pria brengsek di samping kamu ini tidak menggunakan kondom dan pasti sengaja melakukannya.
"Tapi Mom, kita kan belum tahu apakah aku hamil atau tidak? Bagaimana kalau aku tidak hamil?"
"Kamu ini wanita sehat dan tidak mungkin tidak hamil Sayang. Sekarang, mau atau tidak kamu harus siap menikah dengan Marvel. Tidak ada alasan lagi, titik."
"YES!"
Violet langsung menatap tajam Marvel saat telinganya mendengar suara Marvel yang senang. Kesal, Violet merasa dijebak.
"Kamu sengaja ya?" Tanya Violet sambil berbisik tajam.
Marvel hanya mengangkat bahunya, pria itu tidak nampak kebingungan saat dipaksa menikah tetapi tidak dengan Violet.
Violet masih bingung dengan Status Marvel dengan wanita yang datang ke butiknya. Semua orang akan membenarkan perkataan dari wanita itu kalau Violet menerima semua yang dikatakan oleh mommy Marvel.
Semua orang akan mengecapnya sebagai perebut calon tunangan wanita lain meski kenyataannya tidak. Violet bingung dengan apa yang harus dia lakukan setelah ini.
"Pertunangan kamu nanti akan langsung dilanjutkan dengan pernikahan. Mommy tidak ingin cucu Mommy nanti lahir di luar nikah. Kalian paham bukan?"
"Paham Mom."
Bukan suara Violet tetapi Marvel yang sudah semangat dan senang. Senyumnya sangat lebar, dia terlihat sangat bahagia, senyumnya terlihat jelas sampai ke telinga.
"Sesenang itu ya kamu? Kenapa kamu tidak membiarkan aku pergi saja sih?" Tanya Violet kesal.
"Itu tidak akan pernah mungkin terjadi Queen. Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi untuk kedua kalinya, membiarkan kamu pergi selama ini adalah kesalahan terbesarku." Jawab Marvel serius.
Violet tidak pernah melihat Marvel yang seperti itu. Wajah serius yang biasanya ditampilkan Marvel saat berada di kantor dan berhadapan dengan musuh-musuh perusahaannya kini dilihat jelas oleh Violet.
"Kamu adalah satu-satunya milikku yang tidak akan pernah aku lepaskan. Jadi sebaiknya kamu terima semuanya dan persiapkan diri kamu mulai sekarang."