~Unzur~
Penyerangan akan segara kembali dilakukan. Jeager mulai mengumpulkan pasukannya, bersiap untuk berperang kembali. Ia kembali memimpin pasukan berperang melawan pasukan Nordia.
Albanos dengan seluruh pasukannya tengah bersiap kembali menghadang lawan. tembok yang runtuh telah di susun kembali, persenjataan dan perlengkapan lainnya telah lengkap semua. Hingga lamanya mereka menunggu, akhirya terlihat di depan arah mereka pasukan kwurse datang. Albanos Memberi perintah kepada pasukannya agar untuk berada selalu di dalam benteng, jangan sampai ada yang berada di luar benteng. Sedang pasukan Kwurse mulai mendekat, dan Jeager memerintahkan pasukannya melemparkan serangan ketapel bola api. Setelah mendengar apa yang diperintahkan oleh Jeager, para prajurit mendorong Ketapel-ketapel besar itu ke garis depan, dan mulai menggunakannya. Tembok-tembok benteng Nordia mulai beruruntuhan, dan Albanos menyuruh kepada prajuritnya agar menyusun kembali tembok-tembok yang runtuh itu. Namun di saat para prajurit hendak akan menyusun kembali tembok yang runtuh, mereka semua di serang oleh pasukan pemanah Kwurse.
Albanos lalu memerintahkan pasukannya untuk meluncurkan bola api. Ide bola api ini dia dapat dari peperangan melawan Habard sebelumnya. Di luncurkanlah Bola-Bola api itu yang menggelinding ke arah musuh, membuat musuh-musuh tumbang karenanya.
"Keluarkan ad-dabbabah!!", teriak Jeager memerintahkan pasukannnya.
Di bawalah sebuah mesin yang terbuat dari kayu yang dilapisi kulit, dan digunakan untuk perang dan penghancuran benteng. Dinamakan demikian karena dapat bergerak hingga mencapai benteng. Kemudian menembus dindingnya dengan mesin penggali. Kemudian mereka mengecat kayunya dengan minyak, dan membakarnya. Jika kayunya terbakar, temboknya roboh, sehingga ada celah untuk mereka bisa menyerang masuk kedalam.
Di gunakanlah Ad-dabbabah itu seperti hal seharusnya alat itu digunakan. Masuklah para pasukan Kwurse ke dalam benteng pertahanan musuh. di sinilah pertemuan pertama kalinya Jeager dengan Albanos untuk saling adu kekuatan. Jeager memulai penyerangan lebih dulu, tapi ditangkis oleh Albanos. Jeager kembali menyerang dengan Menebas kaki Albanos, namun sayang kaki Albanos ditutupi oleh baja sehingga melindungi kaki dia dari serangan musuh. Albanos membalas dengan mengayunkan pedangnya ke arah kepala Jeager, Jeager menunduk, lalu ia hendak menusuk perut Albanos dengan pedangnya. Albanos segera menghindar. Jeager melempar pedangnya, dan mengenai bahu kiri Albanos. Albanos tersungkur. Kemudia Jeager mengambil pisau miliknya, dan mulai menyerang Albanos yang tersungkur. Alabnos menggagalkan serangan Jeager dengan menahan tangan Jeager yang mengayunkan pisau ke arahnya menggunakan kakinya. Albanos dengan sigap menggelindingkan badannya, dan segera berdiri. Ia lalu Menyerang Jeager dengan pedangnya. Jeager pun menahan pedang itu dengan pisaunya. lalu Jeager dengan cepat memukul tulang rusuk Albanos. Albanos terjatuh. Jeager langsung menindih badan Albanos. Albanos tak bisa berkutik. Jeager pun menusuk ke arah dada Albanos, namun ditahan dengan olehnya menggunakan tangannya. karena hal itu, tangan Albanos tertusuk pisau Jeager. Albanos masih terus menahan walaupun hanya dengan tangan satu, sedang Jeager masih berusaha sekuat tenaga hendak menusuknya dengan kedua tangannya.
"Crat!!", Jeager tertebas oleh musuh lainnya.
Sekarang ia berhadapan dengan dua musuh. Albanos kembali berdiri. Ia langsung menyerang Jeager. Jeager pun menendang ke arahnya yang membuatnya terjatuh kembali. Setelah itu Jeager dengan sangat cepat melempar pisaunya ke arah musuh yang lainnya, dan membuatnya tewas. Albanos lagi-lagi berdiri dari jatuhnya, dan kembali menyerang Jeager. Jeager mengelak-elak setiap serangan yang diberikan Albanos. Namun pada suatu ketika Jeager mengelak dan langsung memukul perut Albanos. dilanjutkan dengan menendang muka Albanos dengan lututnya. lalu diteruskan dengan memukul wajahnya. Albanos terpukul mundur. Jeager langsung menerjangnya, membuat Albanos kembali tersungkur. Karena ia merasa bahwa dirinya tidak sanggup melawan Jeager, Albanos pun kabur dari duelnya. Jeager hanya tertawa dan mengejeknya.
Pada Akhirnya pertempuran dimenangkan oleh pasukan tentara Kwurse dengan runtuhnya benteng pertahanan Nordia. Namun mereka belum bisa merebut kota dan tahta kerajaan.
***
Tentara Kwurse kembali ke kampnya, di sana mereka beristirahat. Dorgan, dan Aubrey yang menggendong Rehana langsung segera menemui raja Jeager yang sudah kembali ke kamp. Bertemulah mereka dengan Jeager atas seizinnya. Di sana mereka memberikan suatu kebenaran melalui Rehana. Setelah semua apa yang sudah didengarkan, Jeager menjadi sangat-sangat murka. Ia menghancurkan satu meja sampai terbelah dua. Ia jauh-jauh lebih murka dibandingkan ia mendapat kabar Proton dibantai oleh Nordia. Kemudian tanpa pikir panjang, ia menyuruh semua pasukannya kembali ke kerajaan. Jeager juga memberitahu kepada Mentri-mentri dan penasihatnya perihal hendaknya yang ingin membantai kerajaan Quartine, kerajaan anaknya sendiri yaitu Grirot. Jeager juga memberikan surat kepada raja Nordia, Karvantir agar mengajak mengakhiri perang tanpa alasan.
***
~1 minggu kemudian~
Semua Pasukan telah kembali pulang ke kerajaan. Jeager dengan para mentri-mentri dan penasihatnya kembali ke istana raja.
"Ayah, bagaimana dengan keadaan ayah?!", tanya Grirot kepada Jeager dengan muka yang dibuat memelas.
"Brukk!!", Jeager memukul tepat di hidung Grirot, membuatnya tersungkur.
"Kumpulkan semua prajuritmu. sepuluh hari yang akan datang pasukanmu akan melawan pasukanku. aku sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi. dasar kau anak biadab!!", Jeager memarahi Grirot.
Grirot menjadi ketakutan karena ia telah ketahuan. badannya gemetar, mukanya pucat, dan mulutnya tak bisa bergerak. Lalu Ia di usir oleh ayahnya sendiri dengan terhina. Ia diminta agar mengumpulkan prajurit dan peralatan untuk peperangan yang akan di lakukan esok lusa. peperangan ini menjadi peperangan keluarga antara ayah dengan anaknya sendiri.
Sepulangnya dari rumah, Grirot meminta bantuan kepada Trx melalui penyihir-penyihir kerajaannya, yang nantinya disampaikan melewati mimpi.
Dan pada malam harinya Trx mendapatkan pesan dari mimpinya. Grirot dengan sangat ketakutan meminta bantuan kepada Trx karena ia juga terlibat dalam pembantaian Proton.
Pada pagi harinya Trx segera berangkat ke kerajaan Quartine bersama dengan Hendric dan Nora, tak pula ia lupa berpamitan kepada istri dan putrinya. hanya Membutuhkan enam hari perjalanan untuk bisa sampai ke sana dengan menggunakan kereta kuda yang berkualitas sangat bagus, dari kenyamanan dan keamanan keretanya, juga kecepatan dan ketahanan kudanya. Pada saat itu Trx menggunakan empat ekor kuda untuk menarik keretanya. Terbayang seberapa antusiasnya ia pergi ke kerajaan Quartine.