"Lalu apa yang harus kita lakukan?", Tanya Alexa.
"Aku akan pergi ke kerajaan Vinlism lagi, dan kalian ku tugaskan meneror kota", Jawab Trx.
Setelah itu Trx pergi menuju Vinlism bersama Hendric dan Nora untuk sekian kalinya menainki kereta kuda.
"Apa kita akan menyewa si Edden lagi?", Tanya Nora kepada Trx sembari mengusir kuda.
"Tidak, aku ingin bertemu dengan raja Vinlism, Arlem", Jawab Trx.
~Vinlism~
Sesampainya mereka tiba di sana, segeralah mereka menuju istana Vinlism. Di tengah perjalanan mereka berpapasan dengan Edden.
"Hei, kau ingin kemana?", Tanya Trx kelada Edden.
"pasar", Jawab Edden singkat.
Lalu mereka saling membelakangi satu sama lain, hendak pergi ke tujuan mereka masing-masing.
"Bisa kami bertemu dengan raja?", Tanya Trx kepada penjaga istana sesampainya mereka di sana.
Penjaga itu lalu mempersilahkan mereka memasuki istana. Trx mendapati sang raja Arlem tengah berbincang dengan seseorang di dekat dinding yang berlukisan hewan serigala. Ketika di saat Trx mendekat ke arah Arlem, orang yang tadi berbincang dengan Balder pergi meninggalkannya.
"Selamat Pagi paduka raja", Salam Trx kepada Arlem
"Ada apa kau hendak kemari?", Tanya Arlem. "Ku dengar-dengar kau sekarang sudah menguasai tiga kerajaan"
"Ya....begitulah", Balas Trx.
"Ada apa kau kemari?", Tanya Arlem kepada Trx.
"Kau tau kabar Jalur Rym saat ini?", Tanya balik Trx.
"Tidak, memang kenapa dengan jalur Rym itu?"
"Sekarang raja Morsa sedang menutup jalur perdagangan Rym karena sesuatu masalah yang terjadi di sana. Ini menjadi kesempatan bagimu untuk kembali menguasai perdagangan di utara", Kata Trx.
"Kau benar. Setelah lamanya akhirnya kerajaan Vinlism akan kembali menjadi pusat perdagangan di utara", Kata Arlem dengan girangnya.
"Bukannya hanya di utara saja kerajaanmu menjadi pusat perdagangan, kau bisa menjadi pusat perdagangan di selatan juga", Kata Trx.
"Hah?, bagaimana caranya?", Tanya Arlem.
"Kau bisa memanfaatkan daerah kekuasaanmu di perairan menjadi tempat transaksi jual beli antara para pedagang selatan dan utara", Jawab Trx.
"Kenapa kau membantuku?", Tanya Arlem yang sudah mulai curiga kepada Trx.
"Aku ingin menyatakan persahabatan antar kerajaan langsung kepada dirimu", Jawab Trx sambil mengukir senyuman di wajahnya dan mengangkat tangan kanannya, menawarkan jabat tangan kepada Arlem.
"Tentu saja kawan", Balas Arlem sembari menerima jabat tangan yang diberikan Trx.
"Kita harus mulai bertindak cepat", Kata Trx.
"Apa yang harus kita lakukan?", Tanya Arlem.
"Kemungkinan jalur Rym akan terus ditutup sampai kurun waktu 3 hari. Jika seandainya kita meneror jalur Rym terus menerus, bisa jadi Jalur Rym akan di tutup lebih lama lagi. Itu akan mengakibatkan para pedagang keliling tidak bisa berdagang di sana dengan waktu yang cukup lama. Lalu kita ambil kesempatan itu, kita buat lahan tanah untuk menyediakan tempat berdagang. Dengan itu kita bisa dengan cepat menarik orang-orang ke sana", Jawab Trx.
"Maksudmu kita akan menyediakan lahan sewa untuk berdagang?", Tanya Arlem.
"Tidak, Cara kita bukan menyediakan lahan sewaan seperti di jalur Rym. Para pedagang lain boleh memakai lahan kita tanpa bayar sewa, nantinya jika dagangan mereka semua mendapatkan keuntungan, kita bagi hasil. Ini akan memudahkan bagi mereka yang tidak punya banyak uang untuk menyewa lahan tapi ingin berdagang. Aku sangat yakin dengan cara seperti ini kita bisa mematahkan perdagangan di jalur Rym", Jelas Trx kepada Balder.
"Benar juga. Dengan cara ini kita bukan hanya mendapatkan keuntungan yang besar, tapi juga membantu orang-orang yang ingin berdagang dengan modal yang tidak terlalu besar", Balas Arlem.
"Baiklah, kalau begitu kita harus segera mencari lahan yang luas!", Ujar Arlem dengan penuh semangat yang diiringi kegembiraan.
"Kalau begitu aku akan pergi, melakakukan teror di jalur Rym", Balas Trx.
Kemudian Trx kembali ke kereta kudanya yang ditunggu oleh Hendric dan Nora.
"Kemana kita selanjutnya?", Tanya Nora kepada Trx.
"Seperti biasanya, Edden gilburt"
Mereka pun pergi menuju rumah Edden sekali lagi.
***
"Membunuh orang dengan bebas lagi?", Tanya Edden kepada Trx yang datang kerumahnya.
"Ada kabar jalur Rym sekarang sudah benar-benar sangat amat ketat, seluruh penjaga dan prajurit dikerahkan ke sana dengan jumlah yang lebih banyak dari yang sebelumnya. Raja juga menugaskan sang panglima perang untuk ikut serta mengamankan jalur Rym. Dan aku ingin kau membunuhnya", Jawab Trx.
"Ku harap kau tidak mati dalam menajalankan tugas yang kuberikan kali ini"
"Jangan meremehkanku", Balas Edden dengan tersenyum.
"Kalau begitu, akan ku beri bonus besar bila kau bisa membantai habis semua yang ada di sana", Balas Trx dengan senyum meremehkan.
"Akan ku buat kau kecewa atas apa yang kau kira", Kata Edden.
"Bagaimana jika kau lakukan tugasmu sekarang juga", Kata Trx dengan menonggakkan kepalanya.
"Baiklah, jika itu yang kau mau", Balas Edden sembari berjalan keluar rumah.
"Kenapa tuan membuatnya marah?", Tanya Hendric kepada Trx.
"Seperti layaknya panahan, semakin ditarik mundur tali busur kebelakang, maka semakin jauh anak panah melesat", Jawab Trx.
Sedang Edden mengeluarkan kudanya dari kandang. Lalu ia naik ke atas kudanya itu, dan langsung memacu kudanya pergi menuju Jalur Rym dengan membawa senjata-senjatanya.
"Ayo kita ikuti dia, aku ingin melihat apa yang akan terjadi nantinya", Kata Trx kepada Nora dan Hendric.
Mereka pun mengikuti Edden menuju Jalur Rym.
Akan tetapi setelah mereka akan sampai ke sana, Trx, Nora, dan Hendric memisahkan diri dari mengikuti Edden. Mereka pergi menuju ke sebuah bukit di dekat jalur Rym, tempat biasanya Trx bertukar informasi dengan para perompaknya. Mereka bisa memantau situasi keadaan di jalur Rym dari atas bukit itu. Terlihat dari atas sana, Edden terus memacu kudanya ke arah para prajurit yang sedang berjaga di sana. Edden langsung memakai topengnya, dan mengeluarkan parangnya. Sedang para prajurit di sana kebingungan mendapati orang asing yang datang kepada mereka dengan membawa parang di tangannya.
"Musuh datang!!", Teriak sang panglima perang yang membuat para prajuritnya sontak bersiap mengambil senjata mereka masing-masing. Sementara Edden dengan beraninya terus memacu kudanya kedepan tanpa ragu sedikitpun. Sesaat Edden mulai mendekat ke arah mereka, ia langsung menebas semua prajurit yang menghadangnya. Para prajurit yang lainnya segera menyerangnya. Kini Edden tengah dikepung, namun ia masih bisa melawan semua prajurit itu dengan santainya. Yang menyerang Edden kini semakin banyak, para prajurit yang lain mulai berdatangan ingin membunuh si pembunuh bayaran itu. Tak jarang pula Edden mendapatkan serangan yang begitu parah dari prajurit-prajurit yang menyerangnya, akan tetapi ia berusaha menahan rasa sakit yang dideritanya. Tak mau berdiam diri, dan hanya menyaksikan apa yang sedang terjadi, Sang panglima pun ikut turun melawan Edden.
"Minggir semua!!", Teriak si panglima perang membuat semua prajuritnya berhenti melawan Edden. Tampak Edden tengah tersenyum ke arah si panglima perang itu, sedang kudanya sudah sekarat. Merasa terhina akan senyuman yang diberikan Edden, si panglima perang itu pun berujar kepada prajurit-prajuritnya
"Akan jauh lebih baik, jika aku yang memengggal kepalanya!".
"Coba saja, itu akan sulit bagimu", Balas Edden dengan santainya.
Si panglima itu seketika tersulut amarah, ia langsung menyerang Edden dengan pedangnya. Namun Edden berhasil menahannya, si panglima itu kembali menyerangannya, di tahan kembali oleh Edden. Kemudian si panglima menendang perut Edden dengan begitu kerasnya, yang diikuti tebasan pedangnya ke arah badan Edden. Tebasan itu berhasil melukai Edden, Edden pun terpukul mundur, Lalu Edden membalasnya dengan mencoba menebas leher panglima dengan parangnya. Akan tetapi si panglima berhasil menghindari dari serangan yang diberikan Edden itu, Lalu ia dengan cepat menyerang kaki Edden. Untungnya kaki Edden tidak sampai putus, tapi mendapatkan luka yang cukup parah. Edden mulai sadar bahwa lawannya tidak bisa dianggap remeh, ia mulai serius menghadapi si panglima perang itu. Ia lalu mengeluarkan pisau bertalinya, dan menyerangnya dengan senjata itu. Namun si panglima dapat menangkis dan menghidar dari serangan yang ia berikan dengan mudahnya. Kini si panglima mulai menyerang balik, ia melemparkan pedangnya dengan cepat, dan berhasil mengenai bahu Edden. Edden seketika berlutut menahan rasa sakit, si panglima perang langsung mengambil kesempatan itu, ia lalu berlari ke arah Edden dan langsung menghajarnya dengan tangan kosong secara bertubi-tubi. Edden pun terungkur setelah menerima banyak pukulan. Namun si panglima terus menghajarnya hinga Edden babak belur. Ketika Edden tak dapat bergerak, karena menerima banyak pukulan, si panglima itu mencabut pedangnya yang tertancap di bahu Edden setelah ia melempar kearahnya.
"Habisi dia!", perintah si panglima kepada prajurit-prajuritnya. Sedang ia akan hanya menyaksikan pengeksekusian si Edden itu.
Mengetahui hal itu, Edden berusaha bangkit kembali dengan keadaan babak belur karena di hajar oleh panglima perang tadi. Edden sudah bersiap menghadapi semua lawannya, seketika ia teringat ucapan Trx di saat berada di rumahnya, "ku harap kau tidak akan mati dalam menjalankan tugas yang ku berikan". Setelah mengingat ucapan Trx tadi, Edden kembali bersemangat, ia langsung menyerang semua prajurit yang berada di hadapannya. Para prajurit kini kembali menyerbu Edden. Satu, dua, tiga kali tebasan pedang tidak membuat Edden menyerah. Ia terus menerus melawan semua yang menghadangnya.
"Cap!...Capp!..capp!", Beberapa anak panah menancap ke tubuh Edden. Ia tahan terus rasa sakit itu dan kembali menyerang musuh-musuhnya. Begitu pula dengan para ptajurit, mereka terus menerus menyerang Edden tanpa hentinya. "Capp!", Kali ini Edden tertombak tepat di dadanya. Ia sudah tak bisa menahan rasa sakit itu. Ia mulai merasakan sesak napas, dan mulutnya terus memuntahkan darah. Ia pun terjatuh ke tanah sedang para prajurit terus menyerangnya tanpa henti. Dalam keadaan seperti itu Edden pun mulai sekarat. Si panglima segera mendekati Edden yang tengah sekarat itu dengan keadaan tergeletak di tanah.
"Ada kata-kata terakhirmu?", Tanya si panglima itu kepadanya.
"Aku tidak akan mati", Jawab Edden.
"Biarkan ku lihat wajahmu", Kata si panglima sambil melepas topengnya.
"Kau si pembunuh bayaran dari kerajaan Vinlism?!", Terkejut ia setelah melepas topeng Edden.
"Akan ku habisi kau sekarang juga", Kata panglima. lalu ia menusuk perut Edden dengan pedangnya. Tak lama setelah ia menusuk perut Edden, mulai terjadi suatu keanehan. Tiba-tiba tangan, kaki, dan badan Edden membesar. Mulutnya perlahan-lahan memoncong, bulu-bulu hitam mulai muncul menyelimuti tubuhnya, matanya berubah menjadi merah, kukunya membesar dan panjang, lama-lama wujud Edden berubah menjadi sosok monster. Dan benar saja, dia berubah menjadi manusia serigala.
"Astaga, apa itu Aul !", Trx terkejut melihat Edden yang berubah menjadi manusia serigala.
"Aul ?", Hendric kebingungan.
"Ya, monster serigala itu adalah Aul. Tidak sembarang orang yang bisa berubah menjadi Aul, hanya orang-orang yang memiliki darah murni klan Iykos. Seribu tahun yang lalu, klan Iykos dibantai oleh sekte "taring ular". Mereka tak cukup kuat melawan sekte itu, banyak yang dari mereka terbunuh dan sebagian lain kabur. Kini semua keturunan klan Iykos sudah menyebar ke seluruh dunia.
Sedang Edden yang sudah berubah menjadi Aul segera bangkit kembali. Para prajurit mulai merasa ketakutan, bahkan si panglima kakinya mulai bergemetar. "Aku tidak akan takut kepadamu !", Ujar si panglima kepada Edden. Setelah ia berujar seperti itu kepada Edden, Mendadak si Aul ini menyerang semua prajurit yang ada disana.Ia mengobrak-abrik tubuh prajurit-prajurit dengan mudahnya, ia juga sesekali menyantap tubuh prajurit hidup-hidup dengan darah yang masih segar. Semua serangan yang diberikan para prajurit tidak mempan terhadapnya, hanya rasa risih saja yang ia rasakan apabila ia ditebas sana-sini. Tidak membutuhkan waktu yang lama Aul itu bisa membantai habis semua prajurit dan penjaga di sana. Si panglima yang sadar bahwa semua prajuritnya mati terbunuh oleh sosok monster itu, ia memilih kabur meninggalkannya. Dengan cepat Edden menyergapnya, dia tidak ingin ada yang lolos kabur. Ia pegang kepala si panglima itu. sementara si panglima berteriak-teriak meminta ampun. Dengan sekali lahap olehnya, kepala si panglima hancur dikunyahnya. Semua mayat bergelimpangan di setiap jalan jalur Rym, saking banyaknya, darah-darah mereka menyatu membuat genangan besar seperti sebuah sungai. Kemudian Edden kembali ke sosok semulanya tanpa busana karena robek akibat ia berubah menjadi Aul. Ia pun terjatuh pingsan karena semua tenaga dia telah habis setelah berubah menjadi Aul.