~Nordia~
"ini silahkan", kata si pelayan sambil menyodorkan segelas anggur merah.
"Terimakasih", balas Aubrey sembari menenggak minumannya.
"Sepertinya kau pendatang baru", kata Albanos kepada Aubrey.
"Iya itu benar", kata Aubrey.
"Kenapa engkau datang ke kerajaan ini?", tanya Albanos.
"Aku hanya ingin berkunjung saja", jawab Aubrey.
"ini sudah malam, kau beristirahat dimana?", tanya Albanos.
"Mungkin aku akan beristirahat dipenginapan", jawab Aubrey.
"Bagaimana jika kau menginap saja dirumahku", kata Albanos.
"Hmmm....boleh juga", balas Aubrey.
"Apa aku boleh bertanya?", kata Aubrey.
"Ya tentu saja", kata Albanos.
"apa yang terjadi dengan tangan kananmu?", tanya Aubrey.
"Maaf, aku tidak bisa memberitahumu", Balas Aubrey
Seusai Aubrey menikmati minumannya, ia pun dituntun oleh Albanos kerumahnya.
***
"Yah, kita sudah sampai", kata Albanos sambil membukakan pintu masuk rumahnya.
"Bagus juga rumahmu", kata Aubrey sembari melihat ke sekeliling ruangan rumah Albanos.
"Di sini lah kau bisa beristirahat", kata Albanos kepada Aubrey yang membuka pintu depan kamarnya.
Pada satu titik Aubrey terfokuskan pandangannya ke sebuah kepala manusia dengan wajah yang terasa tidak asing terpajang diatas dinding kamar.
Aubrey pun bertanya. "Itu apa?", sambil menunjuk ke arah kepala itu.
"Itu adalah seorang pengkhianat bernama Lardan", jawab Albanos.
Setelah mendengar jawaban Albanos, Aubrey menjadi kesulitan untuk tertidur diranjang pada malam itu. bagaimana tidak, kepala temannya yang sudah terlepas dari badannya terpang-pang didepannya.
Dan pada ke-esokan harinya Aubrey pun kembali pulang ke kamp sayap Naga, dan memberitahukan kepada Dorgan kabar Lardan yang sudah tewas
di bunuh
***
~1 minggu kemudian~
para tentara perang Kwurse telah berdatangan menggunakan kapal ke pantai Ajriat, pantai yang dekat dengan Unzur. Mereka mulai menurukan semua peralatan perang dari kapal dan diangkut dengan gerobak kuda. Semua prajurit dipimpin oleh Raja Jeager. Sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke Unzur, Jeager memberikan motivasi untuk para tentaranya. Setelah memberikan beberapa motivasi, Jeager lalu memimpin perjalanan menuju Unzur dengan membawa 15.000 prajurit.
***
~Unzur~
Sesampainya mereka di sana, para pedagang kabur kocar-kacir, pergi dari Unzur. Jeager pun memerintahkan pasukannya untuk membuat kamp di sana. Setelah tempat itu diubah menjadi sebuah kamp, Jeager langsung segera mengumpulkan orang-orang kepercayaannya untuk bersama merancang strategi perang bersamanya.
Hingga ke-esokan hari telah tiba, Jeager masih terjaga dari tidurnya. ia tidak bisa tertidur pada malam hari itu, karena terlalu bersemangat akan melawan Nordia.
Jeager kembali memimpin perjalanan menuju kerajaan Nordia.
***
Sementara itu Albanos sudah bersiap di benteng dengan para pasukannya.
"Kita akan buat istri-istri mereka menjadi janda!!", teriak Albanos kepada pasukannya, yang dibalas sorakan semangat.
Sudah cukup lama Albanos dan prajuritnya terdiam menunggu kedatangan pasukan Kwurse, Sampai pada saatnya telah tiba, mereka melihat sebuah panji-panji perang muncul dari kejahuan pandangan mereka. Baru sekaranglah mereka bisa melihat tentara-tentara Kwurse yang berdatangan dengan jumlah yang banyak, membuat mereka meeinding.
"Pak!", sahut seorang prajurit kepada Albanos.
"Ada apa?", tanya Albanos.
"Kau disuruh raja mengirim surat ini kepada Panglima perang pasukan Kwurse".
Albanos pun pergi seorang diri menemui sang Panglima perang Kwurse dengan kudanya.
Sesampainya di sana Albanos menanyakan keberadaan sang panglima perang kepada setiap prajurit yang ada di depannya.
"Dimana panglima perang kalian?!", tanya Albanos kepada para prajurit Kwurse tanpa ada rasa takut.
Tak lama kemudian Jeager datang menghampiri Albanos sambil berkata. "Aku panglima perangnya. ada apa?".
"Ada surat untukmu dari Raja", balas Albanos, dan Jeager pun membaca isi surat itu.
Isi surat
Wahai kawanku, aku haru berbuat apa untuk membuat dirimu percaya bahwa aku bukanlah pelaku pembantaian kerajaan anakmu.
~karvantir~
"Mana ada seorang penjahat yang mengaku", kata Jeager yang telah membaca surat itu.
"Sebaiknya kau cepat pergi ke kawananmu, atau tangan kirimu akan ku buat menghilang seperti tangan kananmu", kata Jeager kepada Albanos.
"Jangan sombong dulu kakek peyot", balas Albanos.
"Walaupun aku penyakitan dan sudah tua, aku masih bisa melawan kalian dengan mudah", kata Jeager.
"Kita bisa buktikan itu nanti di medan perang. sampai nanti kakek, jangan sampai umurmu berhenti di waktu perang!", ujar Albanos sembari meninggalkan Jeager dengan kudanya.
"APA KALIAN SIAP MENGGOROK LEHER MEREKA?!!!", ujar Jeager kepada pasukannya.
Semua prajurit pun serentak menjawab "IYA!!".
Pada saat itulah mereka menyerang benteng pertahanan Nordia, dan terjadilah perang yang berkecamuk antara pasukan Kwurse dan Nordia. pertempuran yang kembali dilakukan setelah bertahun-tahun yang lalu. Jeager yang sibuk berperang, tidak mengetahui sebuah kebenaran bahwa ia hanya menyalakan api peperangan tidak berguna. Ia telah membuat banyak orang-orang yang tidak bersalah kehilangan nyawanya karena ulahnya. Itu semua karena kabar palsu yang diberikan oleh anaknya, Grirot. tetapi kabar palsu itu bermuasal dari mulut Trx untuk mengkambing hitamkan Nordia agar bisa menutupi kesalahan dia dan Grirot.
Peperangan itu masih berkecamuk sampai siang hari, dan berakhir dengan tidak ada kemenangan dari berbagai pihak. Pasukan Kwurse kembali ke kampnya di Unzur dan pasukan Nordia kembali menyusun tembok-tembok yang runtuh.
***
~Kamp sayap naga~
"Bagaimana keadaan di sana?", tanya Dorgan kepada seorang pria.
"Kerajaan Kwurse sementara dipimpin pemerintahan oleh Grirot", jawab pria itu.
"Kenapa raja Grirot yang memimpin. kemana sang Raja Kwurse?", tanya Dorgan.
"Raja kwurse dan pasukan tentara perangnya sedang menyerang kerajaan Nordia", jawab Pria itu.
"Sial, aku harus ke sana", kata Dorgan yang langsung pergi meninggalkan pria itu.
"Hei, kau ingin kemana?!", sahut Aubrey yang sedang menggendong Rehana.
"Aku lupa, untung kau disini", kata Dorgan yang tidak memperdulikan pertanyaan sepupunya, dan langsung mengambil Rehana darinya
"Aku akan ke Nordia. kau jangan ikut, itu berbahaya untukmu", kata Dorgan.
"Lalu bagaimana dengan Rehana. jika itu bahaya untukku, maka lebih bahaya lagi untuk Rehana!", ujar Aubrey.
"Raja Kwurse sedang menyerang Nordia. aku harus datang membawa kebenaran kepadanya agar nyawa-nyawa tak bersalah terselamatkan", kata Dorgan.
"Kalau begitu aku ikut", kata Aubrey.
"Sudah kubilang jangan!", ujar Dorgan.
"Aku memaksa!", kata Aubrey.
Pada Akhirnya mereka pun pergi ke Nordia dengan Kuda mereka masing-masing.
***
~Tamsk~
Daniel yang bosan berada didalam kamarnya hanya bisa berbaring diranjangnya.
"Bosan dan rindu menyelimutiku", kata Daniel dalam kesunyian.
"Pasti mereka sekarang sedang berperang. semoga Barco mampu memimpin pasukan"
"AAAHH....aku sudah tidak tahan lagi"
Daniel lalu mengambil perlengkapan perangnya dan berangkat ke medan perang dengan dibantu dengan tonkatnya.
Butuh waktu yang sangat lama untuk bisa sampai ke sana, apalagi dengan keadaan Daniel yang seperti itu. Hingga Sampailah Daniel dimedan perang yang begitu dashyat. namun ia dengan santainya berjalan ke tengah-tengah peperangan dengan tak berdaya. ia berusaha berjalan dengan keadannya yang seperti itu. hanya mengandalkan tongkatnya untuk bisa berjalan, namun itu masih belum cukup untuknya.
"Sedang apa kau disini?!", tanya Emily yang terkejut tak sengaja bertemu dengan Daniel.
"Akhirnya aku bertemu denganmu", kata Daniel.
"Kau seharusnya berada dirumahmu dan beristirahat disana", kata Emily.
"Aku bosan berada disana, dan juga aku merindukanmu", kata Daniel.
"Sekarang aku mau kau pergi dari medan perang, dan pulanglah kerumahmu!", ujat Emily.
"Tidak, aku ingin kabur bersama denganmu juga. kita akan meninggalkan peperangan ini dan menikmati hidup hanya kita berdua", kata Daniel.
"Kau...Ah sudahlah", Emily pun pasrah dengan kelakuan Daniel.
Pada Akhirnya Emily lah yang menjaga Daniel ditengah-tengah peperangan berlangsung. Emily melakukan itu karena dia memiliki jiwa seorang kesatria yang terhormat. ia tak akan melawan yang lemah tak berdaya.
Emily terus berperang sekaligus menjaga Daniel hingga peperangan berakhir, dan dimenangkan oleh pasukan Silagord. Kemenangan itu karena kaburnya pasukan Tamsk. namun tetap saja Pasukan Silagord banyak yang gugur dimedan pertempuran. mereka pun mengajak pasukan Tamsk untuk melakukan gencatan senjata sementara. lalu prajurit Tamsk memberitahu ajakan gencatan senjata itu kepada Raja mereka. Raja pun dengan senang hati mensetujui ajakan itu.