~Tamsk~
Pagi yang cerah di kota yang ramai. angin berhembus dari arah utara, menyejukkan raga. Daun-Daun pepehonan bergoyang terbawa angin. Dan Daniel sedang duduk santai dibawah pohon yang besar, tengah memandangi awan di atas langit.
"Duhai yang membuatku menangis, tertawa, mati dan hidup!
Duhai yang perkaranya adalah perintah!
Engkau tinggalkan aku mendengki kengerian, saat melihat dua orang saling mengasihi tidak gelisah pada ketakutan.
Wahai rasa cinta yang menambahkan aku gelora setiap malam
Wahai kekasih yang menentramkan", kata Daniel dengan amat lembut dan pelan.
"Engkau membuatku menderita. menderita setiap malam. menderita diderang kerinduan"
"Ini bukan sekedar Kata-kata, melainkan pengungkapan rasa cinta"
"Duhai manisku, aku terpesona akan dirimu. setiap kali aku duduk santai di pagi hari, wajahmu lah yang selalu terbayangi"
"Duhai cintaku, aku terpesona akan dirimu. setiap malam aku tertidur diranjang, dan didalam mimpiku datang engkau yang selalu kudambakan"
"Jika aku melihat langit, aku masih peduli dengan daratan. tapi jika aku melihat engkau, aku lupa dengan langit"
"Melihat dunia adalah impian semua orang, tetapi melihatmu adalah satu-satunya impianku"
Tak lama kemudia datang Barco yang membawa sepotong roti, menghampiri Daniel yang terduduk dibawah pohon.
"Hei!", sahut Barco membuat Daniel melihat ke arahnya.
"Ada apa?", tanya Daniel.
"Kau tidak latihan di Barak tentara?", tanya Barco
"Tidak, aku sedang melantunkan Syair-Syairku untuk Emily", kata Daniel
"Apa kau sudah gila. Emily itu berjarak sangat jauh dari sini, mana mungkin dia bisa mendengarkan Syair-Syair bodohmu itu?", kata Barco.
"Kau salah. Syairku memang tidak terdengar ke telinganya, tapi terdengar didalam hatinya", balas Daniel.
"Bagaimana bisa?", tanya Barco heran.
"Sepasang kekasih tidak bertemu disuatu tempat, karena mereka selalu ada dalam diri satu sama lain", jawab Daniel.
"Jika kau bukan kekasihnya?", tanya Barco.
"Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikkan air mata, dan kamu masih peduli terhadapnya. Cinta yang sebenarnya adalah ketika dia tidak memperdulikanmu, tetapi engkau tetap menunggunya dengan setia. Dan cinta yang sebenarnya adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata "aku bahagia", kata Daniel menjawab pertanyaan Barco tadi.
"Lantas kenapa kau sangat mencintai Emily. menurutku dia biasa-biasa saja", kata Barco.
"Cintaku dengan cintamu itu berbeda, aku mencintai Emily tetapi engkau mencintai yang berbeda. Itu semua karena manusia memiki rasa yang berbeda", jawab Daniel.
"Aku ingin bertanya kepadamu", kata Barco.
"Apa yang ingin kau tanyakan?", balas Daniel.
"Kau kan adalah seorang Panglima perang, lantas mengapa engkau hanya memiliki sedikit teman. aku lihat dirimu sejauh ini tidak pernah bermain atau pergi jalan-jalan dengan ditemani teman yang banyak. pasti kau bermain atau berjalan dengan membawa satu atau dua teman, tidak lebih", kata Barco.
"Aku tidak peduli seberapa banyak teman yang aku miliki, setidaknya ada satu teman tapi dia yang paling mengerti", jawab Daniel.
"Apa kau ingin pergi dari kerajaan ini?", tanya Daniel yang membuat Barco terdiam sejenak.
"E...ee...i...iy..iya", Jawab Barco terbata bata.
"Kalau begitu kau pergi saja", kata Daniel.
"Apa tidak apa jika aku pergi?", tanya Barco.
"Ya, lagipula kau sama sekali tidak berguna", jawab Daniel.
"Itu sedikit menyakitkan. tapi aku berterimakasih", kata Barco.
Setelah pembicaraan selesai, Barco pun bergegas untuk pergi dari kerajaan Tamsk sementara Daniel masih terduduk santai dibawah pohon itu.
***
Siang hari pun tiba, matahari sudah berletak di atas kepala. Namun angin terus berhembus dari arah utara, sehingga terik panas matahari tidak terlalu terasakan. Setelah Barco pergi meninggalkan kerajaan, Daniel tertidur pulas dibawah pohon besar itu. memang nyaman tidur dibawah pohon itu karena dedaunannya menjutai kebawah dan menutupi sinar mentari.
Tiba-Tiba datang seseorang mendekati Daniel yang sedang tertidur. Orang itu membangunkan Daniel dengan pelan.
"Ada apa?", tanya Daniel yang sudah terbangun, namun matanya masih lengket.
"Barco ditawan tentara Silagord!", ujar orang itu.
"Apa!, yang benar?", Daniel pun terkejut mendengarnya dan matanya sudah tidak lengket lagi.
"Akhirnya aku punya alasan untuk menjumpai Emily ku yang tercinta!", kata Daniel dengan kegirangan.
"Aku akan mengambil kuda ku dulu dikandang", Kata Daniel.
Sesampainya Daniel dikandang kuda miliknya yang berada disamping rumahnya, ia melihat kudanya yang telah baru saja melahirkan anak. terlihat kudanya itu sedang mengendus-endus anaknya yang baru lahir.
"Wah, ternyata kudaku sudah melahirkan", kata Daniel.
Daniel pun langsung menarik kuda betinanya keluar dan ia pun menunggangi kudanya untuk pergi ke kamp tentara Silagord. Namun ditengah-tengah kota, kuda betina itu dengan sendirinya kembali ke kandang untuk melihat anaknya yang masih kecil. Daniel pun berusaha menarik keluar kudanya lagi dan menungganginya pergi ke kamp Silagord.
Namun itu terulang lagi, kuda itu kembali lagi ke kandang untuk melihat anaknya.
"Yasudah, aku jalan kaki saja", kata Daniel dengan kesal dan sabar.
Daniel pun berjalan kaki menuju kamp Silagor dengan berlari tergesa-gesa tak sabar menemui Emily di kamp tentara Silagord.
"AAAA!!", teriak Daniel merintih kesakitan karena ia terjatuh dan kakinya patah.
Tapi itu tidak membuat Daniel menyerah untuk bisa menemui Emily di kamp Silagord. Daniel pun menggilingkan badannya ke tanah menuju kamp Silagord.
***
~Kamp Silagord~
Akhirnya Daniel pun sampai di kamp tentara Silagord. para prajurit melihat ke arah Daniel dengan heran karena Daniel menggilingkan badannya ke dalam kamp. Karena kelakuan aneh Daniel itu, para prajurit pun membawanya ke hadapan Emily.
"hah....kau lagi", kata Emily dengan kesal ke pada Daniel yang tergeletak di tanah.
"kenapa kau tidak berdiri?", tanya Emily.
"Kaki ku patah", jawab Daniel.
Setelah mendengar jawaban dari Daniel, Emily menyuruh tim medis untuk menyembuhkan kakinya.
Setelah menunggu lama, kaki Daniel telah sembuh. Namun ia menggunakan sebuah tongkat agar bisa berjalan karena kakinya masih belum sembuh total. ia disarankan untuk beristirahat dirumah dan tidak usah melakukan kegiatan berlebihan, termasuk ikut dalam peperangan agar kakinya bisa sembuh total.
"Kau pasti datang kemari untuk mengembalikan kawanmu itu kan?", tanya Emily.
"Tidak, aku datang kemari untuk bisa bertemu dengan dirimu", jawab Daniel dengan tersenyum melihat wajah Emily.
"Eh... ti....tidak. tentu saja aku kemari untuk mengembalikan temanku. dimana dia sekarang?" tanya Daniel.
"Dia ada di sana", jawab Emily menunjuk ke arah Barco yang sedang di ikat ke sebuah pohon.
Daniel pun menghampiri Barco dan bertanya. "kenapa kau bisa ditangkap mereka?"
"Di saat aku pergi keluar kerajaan, aku tidak sengaja melewati kamp mereka dan aku pun ditangkap oleh mereka", jawab Barco.
"Jika kau ingin membebaskan dia, maka kau harus bayar tebusan", kata Emily menghampiri Daniel.
"Berapapun akan ku tebus", kata Daniel.
"Aku ingin 10 batang emas", kata Emily.
"Kalau begitu kau boleh mengambil pedang miliknya yang jika tidak salah berharga 10 batang emas", kata Daniel sambil menunjuk ke arah pedang milik Barco yang tergeletak di samping kiri Barco.
"hei, mana bisa seperti itu. pedang itu milikku!", ujar Barco.
"Sudah jangan dengarkan dia. dia hanya seorang budak", kata Daniel kepada Emily.
"Kalau begitu akan ku ambil pedang ini sebagai bayaran tebusan. lagipula pedang ini terlihat bagus", kata Emily.
setelah itu Emily melepas ikatan Barco dan memperbolehkan mereka berdua pulang ke kerajaannya. Namun sebelum Daniel dan Barco kembali pulang ke kerajaan Tamsk, Daniel sempat memberikan secarik kertas untuk Emily. lalu Emily melihat isi kertas itu.
isi kertas
Wahai Emily kekasihku
Berjanjilah pada keagungan cinta agar sayap jiwamu dapat terbang bebas
Melayanglah bersama cinta laksana anak panah menuju sasaran
Cinta tidak pernah membelenggu
Karena cinta adalah pembebas, yang akan melepaskan
buhul-buhul keberadaan
Cinta adalah pembebas dari segala belenggu
Walau dalam cinta, setiap cawan adalah kesedihan
Namun jiwa pecinta akan memberi kehidupan baru
Banyak racun yang harus kita teguk untuk menambah
kenikmatan cinta
Atas nama cinta, racun yang pahit pun terasa begitu manis.
Jika tak bisa kujelaskan keindahanmu dengan kata, maka kusimpan kasihmu dalam dada.
~Daniel~
Setelah membaca isi kertas itu, Emily pun mendadak merasa jijik dan muntah, membuat para prajurit melihat ke arahnya dengan kebingungan.
***
~Nordia~
Aubrey sedang berlarian di atap rumah warga dan melompat dari atap satu rumah ke atap satu rumah lainnya, berharap bisa melihat Lardan dari atas.
"Apa aku berhenti saja mencari si Lardan itu. aku lelah", kata Aubrey kepada dirinya sendiri.
Lalu Aubrey melompat turun dari atas atap rumah, membuat seorang pria dibawahnya terkejut melihat Aubrey lompat di atas kepalanya.
"Aku pergi ke kedai saja. aku lelah", kata Aubrey. Ia pun pergi ke kedai terdekat
"Kedai Burmalai", kata Aubrey yang sedang membaca papan nama kedai yang ia datangi.
Aubrey pun masuk kedalam kedai itu. lalu ia duduk di meja bar dekat seseorang memakai jubah berwarna coklat.
"Hei nona, kau ingin pesan apa?", tanya seorang pelayan kepada Aubrey.
"Aku pesan anggur merah saja", jawab Aubrey.
"Biar aku yang bayar minumanmu", kata pria jubah coklat tadi.
"Terimakasih", kata Aubrey kepada orang itu.
"Ya, sama-sama", kata orang itu.
"Aku Albanos, aku panglima perang kerajaan ini", kata orang itu kepada Aubrey.
"Aku Aubrey", balas Aubrey dengan tersenyum.