~pelabuhan Nermada~
"Ayo cepat keluar!", ujar Trx.
"Lalu bagaimana dengan kereta kudanya?", tanya Nora.
"Kita jual saja kereta kudanya", jawab Trx.
Akhirnya mereka berhasil menjual kereta kuda dengan harga mahal kepada seorang wanita kaya. Setelah itu mereka membeli sebuah kapal kecil dengan harga murah. setelah itu Mereka pun berlayar dengan kapal kecil itu menuju pulau yang hanya dihuni oleh para perompak yang bernama pulau Lhizpare.
***
~2 hari kemudian~
Angin berhembus ke arah barat. Ikan-ikan berenang menghiasi bawah laut. Suasana hening dan juga sunyi terasa sangat sepi. Tidak ada orang dan tidak ada orang lain di kapal selain mereka bertiga. Trx tengah duduk memandangi luasnya lautan dan berangan-angan menguasai seluruh lautan.
"Kapan kita akan sampai?", tanya Nora kepada Trx.
"Mungkin besok", jawab Trx.
"Bagaimana dengan kerajaan?. Apa baik-baik saja jika kau pergi meninggalkan kerajaan selama ini?", tanya Nora khawatir.
"Tidak apa", jawab Trx.
"Tuan!, lihat ada kapal besar mengarah ke sini", sahut Hendric.
"Oh sial, para perompak", ucap Trx dengan kesal
Kapal perompak itu mulai mendekat. Trx,Nora,dan Hendric pun disandra oleh mereka, dan kapal kecil yang tadi mereka naiki dibawa oleh para perompak dengan mengikatkan kapal kecil itu ke kapal besar milik mereka. Trx,Nora,dan Hendric di ikatkan badan mereka ke tiang kapal. Mereka bertiga hanya pasrah dengan keadaan, tidak bisa melawan.
"Hei!", sahut seorang gadis cantik mendekat ke arah mereka.
"Kalian dari mana?", tanya gadis itu.
"Santai nona. Aku punya pertanyaan", kata Trx dengan santainya.
"Pertanyaan apa?", balas si gadis.
"Apa kau berasal dari pulau Lhizpare?", tanya Trx kepada gadis itu.
"Ya, memang kenapa?", gadis itu menanyai balik.
"Kalau begitu aku punya kesepakatan", kata Trx.
"Apa?", tanya gadis itu.
"Kami punya sepuluh kapal besar. Jika kalian mau kapal itu, kalian harus membantu kami", kata Trx.
"membantu kalian apa?!", ujar si gadis.
"kau hanya ikuti saja instruksiku", balas Trx.
"Kalau begitu aku setuju", kata gadis itu.
Kemudian gadis itu melepaskan ikatan Trx,Nora, dan Hendric.
"Alexa. Alexa Silvana", gadis itu memeperkenalkan namanya sembari menjulurkan tangan.
"Trx", balas Trx sembari menjabat tangan Alexa.
"Ayo kembali ke pulau!", perintah Alexa kepada krunya.
***
Matahari mulai terbenam, dan mereka telah sampai di pulau Lhizpare. Trx,Nora,dan Hendric di tuntun oleh Alexa ke rumahnya. Setiap jalan setapak yang mereka lewati, banyak sekali para perompak yang berlalu lalang. Bahkan mereka menyaksikan pembunuhan langsung di depan mata mereka, namun tidak ada orang satu pun orang yang menghiraukannya.
Pada akhirnya mereka sampai di rumah Alexa dan tidur di sana hingga menjelang pagi. hingga pada pagi harinya Alexa membangunkan Trx yang tengah tertidur nyenyak. ia memberitahu Trx bahwa ada banyak kapal besar yang datang kemari. Trx langsung beranjak keluar dan berjalan ke arah pantai.
"Dimanan raja Trx!", teriak seseorang dari atas kapal besar itu kepada para perompak yang kebingungan di tepi pantai.
"Aku disini", jawab Trx.
"Kami sudah bawa kapalmu", kata orang itu.
"Lalu bagaimana kalian kembali pulang?", tanya Trx.
"Kami bawa dua belas kapal. Sepuluh untukmu dan duanya untuk kami pakai pulang", jawab orang itu.
Mereka pun kembali ke kerajaan Kwurse. Lalu datang Alexa menghampiri Trx yang terlihat gembira.
"Apa semua ini kapalmu", tanya Alexa.
"Ya", jawab Trx.
"Aku besok akan pergi ke kerajaan Quartine. Tolong jaga kapal ku", kata Trx.
"Baiklah", balasnya
"Apa kau seorang raja?", tanya Alexa.
"Ya... dan apa kau seorang ketua dari semua penjahat di sini?", tanya Trx
"Ya tentu saja aku ketuanya", jawab si Alexa.
"Apa aku boleh meminjam satu kapalmu?", kata Alexa.
"Untuk apa?", tanya Trx.
"Merampok kapal lain", jawab Alexa.
"Aku ikut", balas Trx dengan tersenyum.
Alexa pun segera mengumpulkan anak buahnya untuk pergi berlayar ke lautan untuk mencari mangsa. Mereka berlayar ke arah utara, mencari kapal-kapal pedagang yang ada di sana. Lama sekali mereka berkeliling mencari kapal dan akhirnya mendapati satu kapal besar. Alexa segera memerintahkan para krunya untuk menyerang kapal itu.
"Alexa. Itu bukan kapal dagang!", sahut Trx.
"Tak apa. Kita bajak kapal besar itu", balas Alexa sembari menghunuskan pedangnya.
Mereka pun mulai mendekati kapal itu, dan Ternyata kapal itu adalah kapal perompak lain.
kepada semua perompak itu, Alexa berujar. "Lebih baik kalian menyerah sekarang atau akan ku sayat tenggorokan kalian!"
Namun Alexa tidak dipedulikan oleh mereka. Alexa menjadi geram dan memerintahkan kru-krunya agar langsung menyerang.
"Seraaaaang!!", perintah Alexa kepada krunya.
Trx hanya terdiam di kapal. Ia tidak memegang senjata apa pun. Tiba-tiba Alexa melemparkan sebuah pedang ke arah Trx seakan-akan dia ingin memberitahu. "Pakai pedang ini".
Trx pun mengambil pedang itu yang terjatuh di lantai. Lalu ia ikut dalam peperangan. tampak Alexa dengan mudahnya menghadapi semua musuh sendirian. Sementara Trx hanya bisa mengalahkan musuh yang terlihat lemah saja.
Alexa semakin menggila, Banyak musuh yang ia bunuh. Musuh-musuh pun takut untuk mendekatinya.
"Ada apa. Kalian tak berani?", ledek Alexa.
Datanglah seorang pria mendekati Alexa.
"Jika kau melangkahkan kakimu sedikit saja, maka akan ku tebas lehermu!", gertak Alexa.
"Aku tidak takut nona", balas pria itu.
Terjadilah duel antara Alexa dan pria itu. Pada akhirnya pria itu berhasil di bunuh oleh Trx dari belakang. Alexa hanya menatap kearah Trx seperti ingin berkata. "Yang benar saja. Aku sudah lelah menghadapinya dan kau membunuhnhya dari belakang".
Dan mereka berhasil membajak kapal besar itu, lalu dibawa ke pulau Lhizpare.
***
~Tamsk~
Sementara itu, Barco dan Rasal telah sampai di kerajaan Tamsk.
"Sekarang kita mau apa?", tanya Barco kepada Rasal.
"Ayo kita cari penginapan dulu", jawab Rasal.
Setelah mereka berdua menemukan penginapan, Rasal pun menyewa satu kamar di penginapan itu. Mereka pun masuk ke kamar yang sudah mereka sewa. Barco langsung meniduri kasur yang empuk di kamar itu.
"Nanti malam kita akan pergi ke Certhon", kata Rasal.
"Apa itu?", tanya Barco.
"Arena pertarungan seperti di Gakhgar", jawab Rasal.
"Jadi karena itu kita ke sini", kata Barco.
"Ya", balas Rasal.
"Kenapa harus jauh-jauh ke sini?", tanya Barco.
"Di sini bayarannya lebih banyak dibandingkan di Gakhgar", jawab Rasal.
"Tidurlah agar nanti malam tubuhmu sudah segar", ucap Rasal.
"Baiklah", balas Barco.
Mereka berbagi ranjang dan tertidur bersama.
***
Setelah matahari sudah di gantikan posisinya oleh bulan, Barco dan Rasal pergi keluar menuju Certhon.
Rasal sudah mendaftarkan Barco kedalam daftar pertarungan malam ini. nantinya Barco akan bertarung melawan Dane. seseorang berkulit coklat, berbadan besar dan kekar.
seperti biasa, sembari Barco dan Rasal menunggu giliran bermain di arena, mereka menyaksikan petarung-petarung lain yang tengah bermain duluan.
Setelah pada saatnya mereka akan mulai bermain di arena, Barco dan Rasal segera bersiap menunggu dipanggilkan oleh pembawa acara.
tak lama kemudian Pembawa acara pun datang ke tengah arena dan berkata.
"Kita saksikan pertarungan selanjutnya. Barco...!!melawan Dane.....!!!".
Barco dan Dane si pria coklat tadi masuk kedalam arena. Wasit segera memberi aba-aba. Setelah aba-aba wasit selesai, Dane dengan cepat memukul wajah Barco. Barco seketika terpental mundur. Lalu Dane kembali memukul Barco tepat di mukanya.
Barco membalas dengan memukul wajah Dane, Namun Dane masih berdiri tegap tidak merasakan apa-apa. Mental Barco mulai mengecil dan berpikir bahwa ia akan kalah. Dengan cepat Dane menarik tangan Barco dan melemparnya ke lantai. Barco segera berdiri. Ia kembali menyerang Dane bertubi-tubi ke perutnya, membuat Dane memuntahkan darah dari mulutnya. Lalu Barco menendang perut Dane dengan keras. Dane kembali menyerang balik dengan memukul rahang Barco. Barco menjadi pusing sehabis di hantam rahangnya keras-keras oleh Dane.
Dane kembali memukul rusuk Barco. Barco kembali terjatuh ke Lantai. Dane menginjak-injak badan Barco tanpa henti.
Barco segera menggulingkan badannya dan kembali berdiri. Dane berlari ke arahnya, Barco menarik tangan kanannya ke belakang sembari mengapal tangannya dengan erat sekuat tenaga. Setelah Dane cukup dekat dengannya, Barco langsung memukul rahang Dane dengan sangat cepat dan bertenaga.
Dane mulai merasa sangat pusing. Barco kembali memukul ke arah mukanya. Dane tersungkur ke lantai. lalu Barco kembali menyerangnya dengan menendang perutnya. Dane berusaha berdiri, namun dadanya di hantam oleh Barco dengan lututnya. Dane menjadi murka, dan mulai menghajar Barco dengan bertubi-tubi. Barco tetap berusaha menahan setiap serangan yang Dane berikan.
"Aku tak seharusnya menerima setiap serangan yang ia berikan", ucap Barco dalam hati.
"Dugg!", pukulan Dane mengenai pipi Barco. Barco segera membalas dengan memukul matanya. Mata Dane menjadi bengkak, dan ia menjadi kesulitan dalam melihat. Barco mengambil kesempatan itu, dan memberikan pukulan telak ke arah wajahnya. Dane pun terjatuh ke lantai dan tak sadarkan diri. Sungguh pun begitu, Barco pun menjadi sang juara. Semua penonton bersorak-sorak meramaikan tempat itu.
Barco dengan terhuyung-huyung menghampiri Rasal. Rasal segera merangkul budak kesayangannya itu. setelah Mereka mendapatkan bayaran, mereka berdua pun pergi dari Certhon dengan membawa 34 batang emas, jumlah yang sangat banyak.
"Kau hebat nak", ujar Rasal sembari menggosok kepala Barco dengan keras.
"Aww sakit!", ujar Barco.
Tiba-tiba datang seorang pria gagah datang mengampiri mereka.
"Selamat malam", sapa pria itu.
"Ya selamat malam, ada apa?", balas Rasal.
"Apa dia temanmu?", tanya pria itu sambil menunjuk ke arah Barco.
"Bukan. Dia budak kesayanganku", jawab Rasal.
"Aku sudah melihatnya tadi di Certhon. Jadi aku ingin membelinya", kata pria itu kepada Rasal.
"Tidak-tidak. Aku tidak akan pernah menjualnya walaupun di tawarkan dengan harga yang sangat mahal sekalipun!", ujar Rasal.
Pria itu mendekat ke badan Rasal dan menusuk badannya dengan pisau. Rasal pun tewas di tempat. Barco yang menyaksikannya sangat terkejut bukan main.
"Sekarang kau akan ku angkat sebagai prajurit", kata pria itu.
"A-a-a-apa?", Barco sangat kebingungan.
" aku Daniel jafren. Aku adalah panglima perang di kerajaan ini", kata pria itu bernama Daniel.
Pada malam hari itu pula Barco dipaksa menjadi seorang prajurit oleh seseorang yang mengakui dirinya sebagai panglima perang bernama, Daniel jefren