Satu minggu kemudian
~Habard~
Rohan, seorang anak remaja sedang bekerja memberi makan hewan pertenakannya bersama dengan ayahnya. Rohan dan keluarganya hidup di suatu kerajaan yang tentram dan damai, bernama Habard.
"Rohaaaan!", teriak sang ibu kepada anaknya, Rohan.
"Apa buu!?", tanya Rohan kepada ibunya di teras rumah
"Ibu sudah siapkan makan siang, kemari makan!", panggil si ibu.
Rohan pun menghentikan pekerjaannya dan mengajak ayahnya masuk ke rumah untuk makan siang bersama.
Siang yang begitu indah untuk mereka sekeluarga, dengan menyantap makanan bersama-sama dan sembari bertukar cerita. Rohan sangat bahagia memiliki kehidupan seperti ini, walaupun kehidupan mereka sederhana tapi kebahagiaan setiap orang berbeda-beda, karena kita manusia di ciptakan berbeda agar saling mengenal. Tidak akan mungkin membuat dua roti dengan sangat kembar, tidak ada yang berbeda sedikit pun dari kedua roti itu.
***
Sore telah tiba, Rohan diperbolehkan bermain keluar rumah karena pekerjaannya telah diselesaikan semua.
Ia biasanya bermain bersama teman-temannya di pantai tempat mereka biasa bermain. Namun di saat Rohan dan teman-temannya ingin pergi ke pantai mereka di hadang para penjaga kota dan bukan hanya mereka saja tapi seluruh masyarakat. Para penjaga berkeliling dan menghimbau para warga untuk tetap dirumah sampai besok pagi dikarenakan besok pagi akan terjadi penyerangan dari armada perang kerajaan Nordia.
Rohan dan teman-teman pun bepisah pulang kerumahnya masing-masing dengan berlari sangat cepat.
Rohan ingin pergi kerumahnya ia sempat melihat tiga orang yang menunggangi kuda dengan membawa senjata berupa pedang. Rohan tidak menghiraukannya dan segera pulang kerumah.
***
Sementara di istana sang panglima perang sedang mencari cari raja. "Dimana tuan raja?", tanya dia kepada salah satu pelayan raja di istana.
"Di taman", jawab si pelayan sembari menunjuk ke arah timur.
Sang panglima lekas bergegas menuju ke taman untuk menemui sang raja.
Dan setelah menemukan tuan raja, sang panglima seketika berlutut dan berkata, "para prajurit telah siap untuk berperang esok lusa, selanjutnya apa yang akan kita lakukan, tuan raja?", tanya panglima kepada sang raja.
"Berdirilah barco", perintah sang raja
Sang panglima pun berdiri setelah dirinya diperintahkan untuk berdiri.
"Pasukan kesatria dari Nordia itu sulit untuk di kalahkan secara berhadapan langsung, maka dari itu lakukan rencana ini", ujar sang raja kepada barco dan menjelaskan rencananya dengan jelas dan tidak berbelit-belit agar mudah mengerti.
***
Barco segera memerintahkan para prajurit untuk membuat sebuat parit yang dalam dan lebar yang berada di depan benteng kerajaan, agar bisa menghalangi pasukan Nordia. lalu parit itu di pasangi tombak-tombak, agar pada saat prajurit Nordia terjatuh kedalam parit itu maka mereka tertancap tombak.
Setelah di buatnya parit itu dalam waktu setengah malam oleh para prajurit dan di bantu juga oleh para warga, mereka memasang tombak-tombak di sekitar depan tembok benteng yang berdiri membungkuk ke arah depan, supaya pasukan musuh tak dapat mendekati tembok benteng dengan mudah.
Lalu setelah itu mereka membuat bola api yang siap dijadikan senjata jebakan untuk meruntuhkan pasukan Nordia.
Semua persiapan itu bisa di selesaikan dalam kurun waktu dua hari setengah. pasukan Habard hanya bersiap menghadapi peperangan pada esok hari. mempersiapkan peralatan dan yang terpenting, mental.
***
~esok hari~
Matahari sudah mulai menyingsing, walaupun melihat matahari terbit itu indah tapi tidak untuk kali ini karena ini adalah hari penentuan antara hidup dan mati.
Para prajurit masih ada waktu untuk persiapan yang lain seperti membawa persenjataan dan barang-barang yang akan di perlukan.
***
"Telah dataaaaang!!!", teriak Barco memperingatkan para prajurit.
Terlihat dari teropong Barco para prajurit Nordia menuju ke arah benteng mereka. Sosok Albanos yang mengendarai kudanya dengan cepat. terlihat panji-panji perang Nordia yang berkibar tertiup angin.
pasukan Kaveleri Nordia dengan cepat memacu kuda mereka ke arah benteng Habard. namun mereka tak sadar bahwa ada parit di depan mereka. pada akhirnya beberapa dari mereka ada yang tersungkur kedalam parit lalu mati tertancap tombak, dan ada sebagian lain yang selamat.
Pasukan kaveleri yang selamat segera menerjang pintu gerbang benteng. namun itu semua sia-sia, mereka semua di runtuhkan dengan jebakan bola-bola api.
Albanos tidak dapat berdiam diri menyaksikan prajuritnya tewas. ia bersama pasukan kesatria segera pergi menyerang benteng Habard. tapi mereka tampak kesulitan di saat melewati parit. nasib mereka sama seperti pasukan kaveleri yang mencoba melewati parit, sebagian gagal dan sebagian lain selamat.
Albanos yang selamat melewati parit, ia kembali menyerang benteng bersama pasukan yang selamat.
Di saat itu lah Barco memerintahkan para pasukan pemanah menembaki pasukan lawan dari atas benteng.
Arahan Barco berhasil membuat pasukan kesatria Nordia yang dijuluki "malaikat perang" kabur tunggang langgang.
Albanos memanggil semua pasukan pemanahnya agar menyerang di garis depan.
Barco dengan cepat memerintahkan semua pasukan kaveleri agar turun ke medan perang. pasukan kaveleri Habard segera menyerang pasukan pemanah Nordia. terjadi bentrokan yang dahsyat. pasukan pemanah Nordia kewalahan menghadapi pasukan kaveleri Habard, karena mereka tak dapat bertarung jarak dekat.
Albanos sangat kesal. ia lalu menyuruh semua pasukan kesatria agar dapat menyerang tembok benteng. namun para kesatria ragu-ragu mendekati tembok benteng yang di lindungi tombak-tombak.
Terpaksa pasukan Nordia memakai tangga panjang untuk bisa sampai menyerang ke atas benteng. Namun sekali pasukan kesatria kembali merasa ragu untuk mendekati tembok benteng.
"Bagaimana bisa kita melewati tombak-tombak itu?", renung Albanos.
"Ah, lakukan saja!", Albanos sangat yakin dengan pilihannya yang berani melawati tombak-tombak itu.
"Semua gunakan tangga untuk menyerang ke atas!", perintah Albanos kepada prajuritnya.
Prajuritnya pun melewati tombak-tombak itu walaupun mereka terluka karenanya.
Mereka pun mendirikan tangga mereka ke tembok benteng dan langsung memanjat tangga itu. Para pasukan Habard segera menumpahkan timah panas kepada pasukan Nordia yang sedang memanjat tangga, mengakibatkan semua pasukan Nordia yang memanjat tangga terbunuh
Dan setelah itu di luncurukan bola berapi dari atas benteng uunk sekali lagi oleh pasukan habard. pasukan Nordia kewalahan, banyak dari mereka yang gugur.
Albanos tetap ingin melawan balik dan segera memerintahkan para prajuritnya menyerang balik.
Namun di saat menyerang balik, mereka di tembaki anak panah berapi yang membuat pasukan Nordia terpukul mundur.
Albanos menyuruh. ia memerintahkan para prajuritnya agar menghentikan penyerangan dan kembali ke kamp mereka untuk beristirahat dan memikirkan strategi selanjutnya.