~Valvah~
Albanos terus menatapi pria itu dengan sangat penasaran. Di dalam hatinya ia bertanya, "sepertinya aku mengenali dia".
Albanos berdiri dari kursinya dan bejalan mendatangi sosok pria itu.
"Hei, kau!", sahut Albanos sembari menepuk pundaknya.
Si pria itu pun membalikan badannya dan terlihatlah wajahnya dengan jelas.
"Lardan, rupanya kau!", terkejut Albanos melihat sosok teman seperjuangannya dulu.
Lardan hanya tersenyum dan berkata, "apa kabarmu?"
"Aku baik seperti biasanya"
"Aku ingin bertanya ini sejak dulu, mengapa kau berehenti menjadi prajurit?". Tanya Albanos
"Dunia ku bukan berada di sana", jawab Lardan sembari memegang pundaknya.
"Tapi kau dulu adalah prajurit yang hebat dan kuat", lanjut Albanos
"Tidak, kau tak akan mengerti", balas Lardan
"Sekarang kau bekerja apa?", tanya Albanos lagi.
"Aku bekerja sebagai pedagang di kota", jawab Lardan
"Mengapa kau menjadi pedagang? , jangan sia-siakan tubuhmu yang besar dan kuat ini", balas Albanos
Tak lama kemudia sang pelayan memanggil Albanos karena pesannya telah datang.
"Oh, aku makan dulu", kata Albanos kepada Lardan yang hanya di balas anggukan kepala.
Albanos pun kembali ke tempat duduknya dan segera menghabiskan makanannya
***
Setelah Lardan menyantap makanannya yang sebelumnya dia sudah pesan, ia pergi keluar dari kerajaan Nordia dengan menunggangi se-ekor kuda. Tak lupa ia meminta izin kepada penjaga yang berada di gerbang masuk kerajaan.
Lardan pergi menuju ke arah selatan, tanpa perbekalan yang banyak. Lardan hanya membawa dua botol berisi air, dua roti, dan satu pedang melengkung miliknya.
***
Hari sudah mulai gelap dan Lardan berhenti di gerbang masuk kerajaan yang bernama "valvah". Kerajaan yang berperang dengan kerajaan Nordia kemarin.
"Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?", tanya penjaga di sana.
"Apakah saya boleh memasuki kerajaan ini?"
"Ada perlu apa anda kemari?".
"Saya hanya ingin bertemu teman lama".
"Siapa nama teman anda?, biar kami bawa dia kesini".
"Mereka tidak bisa membiarkan ku masuk", ucap Lardan dalam hatinya.
"Apa boleh buat ini adalah keharusan yang segera di selesaikan". Lanjut Lardan dalam hati.
Lardan langsung memukul si penjaga ke arah hidungnya. "Brukk".
Lalu Lardan menghantam bagian belakang lehernya agar sang penjaga tidak memanggil teman-temennya.
Lardan pun memasuki kerjaan Valvah dengan menunggangi kuda miliknya. Seketika ia mengeluarkan surat dari sakunya yang diberikan kurir yang tadi pagi datang mengantarkan surat untuknya.
Isi surat
Setelah kau memasuki kerajaan valvah, pergilah ke alun-alun kota, aku akan menunggumu di sana.
~dorgan max~
Setelah membaca isi surat tadi Landar pun menuju alun-alun kota.
Terlihat sangat memperhatikan sekali di kerajaan ini, yang sedikit kumuh dan banyak gelandangan di kerajaan ini
"Apakah ini faktor peperangan antar kerajaan yang sedang terjadi?", renung Lardan dalam hati.
***
"Hei Dorgan, dimana orangnya?", tanya pria di samping Dorgan, Aska
"Itu dia disana", jawab Dorgan sembari menunjuk ke arah Lardan yang sedang menuju ke arahnya.
"Apa kau orang yang bernama Dorgan max?", tanya Lardan kepada Dorgan.
"Iya aku Dorgan dan pria yang disampingku bernama Aska", jawab Dorgan kepada Lardan.
Dorgan memiliki postur tubuh besar dan kekar, dia memiliki jenggot yang tebal dan sedikit panjang, mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit hewan buruan seperti singa, harimau, dan banteng. Sementara Aska memiliki postur tubuh yang sedikit berotot, memakai jubah berwarna coklat, dan membawa pisau kecil yang ditaruh di ikat pinggangnya.
"Apa yang kalian inginkan?", tanya Lardan
"Aku ingin mengajakmu masuk ke organisasi kami", jawab Dorgan.
"Hah, organisasi ?", Lardan heran.
"Organisasi apa itu?", tanya Lardan dengan heran.
"Nanti kau akan tau sendiri", jawab Aska.
"Aku tak ikut, aku tidak mau memperbanyak masalah!!", balas Landar dengan nada tinggi.
"Kau terlambat", Dorgan membalas perkataan Lardan.
"Hah apa maksudnya?", Lardan semakin curiga.
Lardan pun menghunus pedang miliknya dan di arahkannya ke arah Dorgan.
Aska lalu menghunus pisaunya ke arah tenggorokan Lardan.
Jika kalian tidak membiarkanku pergi dari sini, maka aku tidak segan menghilangkan kepala kalian di sini.
"Aku tidak ingin ada yang mati di sini", ucap Dorgan
"Kau hanya ikuti saja aku, aku tidak akan menyakitimu", lanjut Dorgan dengan santainya.
"Jika aku dalam masalah karena aku mengikutimu, maka kalian berdua akan ku bunuh!", gertak Lardan
"Tenang saja, tidak akan ada masalah", balas Dorgan.
"Baiklah aku ikut", Dorgan mengembalikan pedangnya ke sarungnya di ikuti Aska yang menurunkan pisaunya dari leher Lardan.
"Dorgan pun memanjat ke satu rumah warga di ikuti dengan Aska, lalu Lardan pun mengikuti mereka.
Lompat dari rumah ke rumah yang lain dan berhenti di depan gerbang masuk istana raja.Dorgan dan Aska langsung menyerang penjaga yang berada di pintu gerbang masuk dengan cepat.
Lardan hanya melihat mereka beraksi. "Hei kemari!", sahut Aska kepada Lardan.
Mereka pun memasuki gerbang masuk istana, terlihat dengan sangat jelas bagaimana keadaan halaman istana raja yang tidak terlalu bagus.
Dorgan dan Aska melihat ke sekeliling memperiksa apakah ada penjaga.
Setelah memastikan tidak ada penjaga yang lain, Dorgan dan Aska memanjat ke atas istana yang di ikuti Lardan yang masih kebingungan dengan tujuan Dorgan dan Aska.
***
Dorgan, Aska, dan Lardan pun masuk ke dalam istana lewat jendela. Mereka berjalan di lorong yang gelap.
"Apa kau ingin membunuh sang raja?", tanya Lardan kepada Dorgan .
"Kami ingin mengambil buku catatan miliknya", jawab Dorgan
Langkah demi langkah mereka melewati lorong dan berehenti melihat para penjaga memegang obor sembari berkeliling dari kejauhan.
"Jangan sampai ketahuan", ujar Dorgan.
Merekapun mengendap-endap melewati para penjaga dengan hati-hati. Setelah itu mereka mencari kamar sang raja."Sebelah sini", berbisik Aska kepada Dorgan dan Lardan
Mereka pun memasuki kamar sang raja. Terlihat sang raja sedang tertidur pulas di kasur bersama istri dan anaknya.
Dorgan merogoh laci meja untuk mencari buku catatan milik sang raja.
"Dapat", berbisik Dorgan.
Aska pun mencabut pisau dari sarungnya dan mengayunkan pisaunya ke arah raja, namun dengan cepat Lardan menahan tangan Aska.
"Apa yang kau lakukan, lepaskan!", berbisik Aska kepada Lardan dengan sedikit memaksa.
"Kau bilang hanya mengambil bukunya saja", balas Lardan dengan berbisik.
Seketika terbangun raja dari tidurnya.
"Penjagaaaaaa!!!!!", teriak raja memanggil penjaganya.
Dorgan dengan cepat melompat langsung keluar dari jendela kamar di ikuti dengan Aska dan Lardan.
Para penjaga istana pun segera mengejar mereka bertiga.
Dorgan berlari dari atap istana dan melompat ke pohon yang cukup tinggi, Aska melompat ke bawah dan berlari menuju keluar gerbang, sementara Lardan tergelincir di atas atap dan terjatuh ke bawah.
Para penjaga pun mengepung Lardan. Lardan tak punya pilihan lain selain bertarung.
Ia pun menghunuskan pedangnya dan mulai bertarung.
Ia menebas penjaga di sebelah kiri dan di tangkis oleh penjaga itu, lalu dia segera menebas penjaga di sebelah kanan dan berhasil mengenai perutnya. Penjaga yang lain langsung menyerang Lardan tanpa henti. Namun Lardan dapat mengatasinya dengan mudah karena dia seorang mantan prajurit perang yang hebat.
Setelah dia bertarung dan berhasil membunuh semua penjaga yang menyerangnya tadi, ia pun pergi kembali ke alun-alun kota.
***
Sesampainya di sana Lardan melihat masih ada kuda miliknya yang sedang tertidur dan juga melihat Dorgan bersama Aska sedang melihat ke arahnya.
"Apa kau gila, membiarkan raja itu hidup", marah Aska kepada Lardan.
"Aku tidak gila, tapi kalianlah yang gila. Membunuh sang raja? Yang benar saja, kalian hanya memperbanyak masalah, balas Lardan".
"Kami membunuhnya karena suatu alasan bukan semata-mata kami hanya ingin membunuh dia!", berujar Dorgan.
"Lalu apa alasannya!?", tanya Lardan dengan nada keras
"sang raja memiliki rencana yang mengerikan, dia ingin menciptakan satu pemerintahan"
"Dia menggunakan api peperangan untuk mencapai tujuannya, itu semua di bungkus dengan mengatakan bahwa rencana itu menciptakan perdamaian dan tidak memberitahu tujuan aslinya.
"Tapi itulah dunia, mengorbankan apapun atau memakai cara apapun untuk bisa mencapai tujuan kita masing-masing walaupun tujuan kita buruk sekalipun!". Lardan menyanggah Perkataan Dorgan.
"Sekarang kerajaan Valvah mungkin saja jauh dari kata jaya, tapi suatu saat nanti kerajaan ini akan memperlihatkan kebengisannya, lewat rencana-rencana yang akan dilaksanakan oleh sang raja". Balas Dorgan.
"Sebenarnya kalian siapa, bisa sampai mengetahui rencana rahasia seperti itu", tanya Lardan penasaran.
"kami adalah organisasi penyeimbang dunia, organisasi kami akan membuat perdamaian dunia, organisasi kami akan menjaga dunia tetap aman, walaupun sekarang anggota kami masih terbilang sedikit, hanya 121 anggota dari berbagai asal kerajaan yang berbeda, tapi organisasi kami akan menjadi organisasi rahasia besar. Organisasi kami bernama, "Sayap naga". Dorgan menjelaskan.