Kemampuan Pertahanan dan Penyerang adalah suatu yang normal untuk didapatkan di dunia ini.
namun ada kalanya dimana seseorang anak lelaki. yang hanya mendapatkan kemampuan pertahanan. dari Ayah Pahlawan Perisai dan Ibu Pahlawan Thief, yang keadaannya diluar masih belum diketahui banyak orang.
Ayahnya, dahulu dia adalah Pahlawan yang lulus dari kualifikasi dari kategori "Perisai" dan menjadi pelindung dunia yang hebat.
Ibunya, dahulu dia adalah Pahlawan yang lulus dari kualifikasi dari kategori "Thief" dan menjadi yang terhebat di dunia.
mereka bertemu hingga saling jatuh cinta dan mereka pun menikah sampai mempunyai sang anak.
anak tersebut lah yang akan mengubah sejarah dunia selanjutnya.
***
Aku adalah Pefusa. umurku 6 tahun sejak dini. Aku hidup disebuah rumah yang jauh dari perkotaan dan pedesaan. Pokoknya jauh dari keramaian.
walaupun begitu, saudara-saudara ku banyak yang tinggal di sini. Karena udara sejuk dan damai.
Aku tidak tahu mengapa keluargaku melakukan hal yang merepotkan itu. Yang pasti, aku harus mengikuti aturannya. Kalau tidak, aku akan dikeluarkan dari kartu keluarga.
Pefusa adalah anak laki-laki yang semangat dan pantang menyerah. Dia disebut oleh keponakannya adalah "Sang Jaguar" jika kalah, terus lah berlari mengejar.
Pefusa matanya berwarna merah dasar. Dia dikatai warna mata jelek oleh sepupunya.
Warna rambut Pefusa adalah Hitam dasar. Sepupunya juga menjelekkan warna rambut Pefusa yang umum untuk orang lain.
Walaupun begitu, aku tak masalah. Karena hal yang menguntungkan Pefusa adalah tinggi badan Pefusa lebih tinggi dari pada sepupunya itu.
Masalah Pefusa dengan keluarga tidak ada masalah sedikit pun. Karena Pefusa adalah anak baik dan penurut.
Tetapi walaupun begitu, dengan sepupunya tidak ada yang namanya dari masalah. Karena mereka berdua sering berantem. Apapun masalah sepele, ujung-ujungnya mereka akan saling berantem.
Dan saat Ibu Pefusa bersama Ibu dia membela anaknya sendiri.
Jadi, masalah itu tidak selesai karena tidak tahu akan kebenaran nya.
Masalah Ibu Pefusa dan dia menjadi banyak permusuhan diantara nya.
Saat pesta kakak sepupuku, Ibu tidak diundang. Padahal rumah kami dekatan.
Ibu marah atas perlakuan Ibu dia.
Dan saat adik Pefusa merayakan ulang tahun ke 3 nya. Ibu sepupuku tidak diundang.
Ibu dia sangat marah dari pada Ibu Pefusa saat marah sebelumnya.
Itulah cerita Pefusa dengan keluarganya. Walaupun sedikit informasi.
***
Pada suatu pagi, di alam bebas di bagian luar rumah Sepupuku.
Kami sedang bermain bercocok taman. Sambil melihat kedua paman kami saling memukul dengan pedang.
Paman dengan poni satu menang. Paman yang gondrong mengelap keringat dengan lengannya.
"Fiuh..."
Ucap Paman Jakob (Paman Pefusa)
"hahaha... kau kalah hari ini, Jakob."
Ucap Paman Koutaru.
"Diamlah..!"
Ucap Paman Jakob, dia memarahi Koutaru.
Mereka berdua menatap kami dengan kejut.
"Kalian berdua melihat kami latihan ya.."
Ucap Jakob. Dia bicara ke Pefusa dan sepupuku.
"eeh.. tidak, ah... maksudku, aku kira kalian sedang bertarung."
Ucap Han. Dia menaruh muka lega sekarang.
Pefusa menatap dengan bengong.
Dan itu dilihat oleh Jacob. Dia mendekati Pefusa.
Dengan kedua tangan yang memegang pedang. Dia ingin seperti membujukku untuk mengambil pedangnya.
"Ambil pedangnya, jika kau menang dari Han,"
Ucap Jacob. Dia mendekati wajah Pefusa.
"Pedang ini untuk mu."
Ucap Jacob lagi. Dia menjauh dari hadapanku. Dan ajukan untuk mengambil pedang dari kedua tangannya makin terlihat.
"eh!? benarkah..? kalau begitu, aku akan melawanmu Han!!"
Ucap tantang Pefusa. Pefusa sambil memegang pedangnya layaknya pahlawan "pedang."
Han menerimanya.
Mereka berdua sudah di aba-aba untuk latihan.
Kuda-kuda Han lebih meyakinkan dari pada Pefusa. Karena Pefusa seperti keberatan pegang pedang itu.
"Kau tidak apa-apa?"
Khawatir Han. Dia juga cemas.
"humm.. seperti aku tidak bisa menggerakkan kedua tanganku,"
Jawab Pefusa. Pefusa terlihat sudah mencoba untuk gerak sedikitpun namun hasilnya nihil.
"Aku menyerah saja..."
Lesu ucapan Pefusa. Pefusa melepas dengan cepat pedangnya.
Pefusa rebahan dan menghela nafas.
Jacob yang melihat kejadian itu. Sedangkan Koutaru pergi. Jacob mendekati mereka berdua dari tengah hadapan.
Jacob berlari menuju mereka.
Pertama dia khawatir dengan Pefusa. Jacob menghadap tatap Pefusa yang sedang rebahan.
"Bagaimana kamu istirahat dikamar saja?"
Tawaran Jacob. Dia melihat Han juga.
"Han, kamu tak apa?"
Tanya Jacob. Dia juga khawatir dengan Han juga. Karena yang Jacob tahu Pefusa yang tidak apa-apa. Takutnya Han juga tidak apa-apa.
"Yasudah kalau tidak apa-apa..."
Ucap Jacob. Dia terhentikan oleh ucapan Koutaru.
Koutaru memegang dua gelas berisi air minuman. Dan menuju ke Pefusa dan Han.
"minumlah."
Ucap Koutaru. Dia mengasih minuman yang ia bawa untuk kami berdua.
Kami minum disaat itu juga.
"pelan pelan."
Ucap Koutaru.
"aah.."
Suara lega Han. Dia terlihat semangat karena minum.
Pefusa masih bingung apa yang terjadi dengan dirinya yang tidak bisa menganyunkan pedang. Menganyunkan pedang tidak bisa, malah menggerakkan sedikitpun tidak bisa.
Pefusa frustasi dan menggaruk rambutnya kesal.
"ada apa Pefusa?"
Tanya Jacob.
Pefusa bingung, ingin beri tahu ke paman Jacob atau tidak. Karena dia takut akan tidak berguna bagi keluarganya.
Dan karena dilema, Pefusa mengatakan sejujurnya kepada paman Jacob dan paman
Koutaru.
"Aku tidak bisa menggerakkan sedikitpun pedang yang kupegang."
Ucap Pefusa dengan serius.
Kedua paman terdiam sejenak dan Koutaru menenangkan diri Pefusa dulu.
Pefusa meninggalkan dari kedua pamannya.
Pefusa dan Han melanjutkan permainan tadi.
"Tidak bisa memakai kekuatan pedang!?"
Kaget Jacob.
"Dan yang paling ku yakin tapi belum pasti,"
Ucap Koutaru.
"Adalah mungkin Pefusa adalah anak dengan kemampuan khusus?!"
Ucap Terkejut Koutaru.
Mereka berbincang tentang itu hingga paman Koutaru mengajak kami berdua untuk bermain "game" dimana, Pefusa akan bertahan hingga matahari terbenam tanda Pefusa menang.
Jika Pefusa tidak bisa menahan serangan Han sebelum waktu itu, dianggap kalah.
Permainan ini disetujui oleh Han maupun Pefusa.
***
Pefusa berdiri dengan kuda-kudanya. Tanpa alat perlengkapan bertarung.
Han dengan pedang kayunya, mulai berlari menyerang Pefusa.
Satu langkah kaki kesamping, membuat serangan Han yang berlarian itu gagal.
Han terpental angin bekas lariannya. Dan menghadap belakang.
Namun, Han lambat untuk pergerakan itu. Hingga Pefusa menendang pakai kakinya. Yang membuat Han terjatuh.
Tetapi syaratnya berbeda, pertandingan masih berlanjut.
Han berdiri dan menyerang dengan strategi yang sama. Namun, saat dia berhenti Han akan langsung menghadap belakang sambil menggerakkan pedang kesamping arah musuhnya gerak tadi.
Pefusa sudah tahu itu akan dilakukan Han. Diah tidak melakukan trik tadi. Kali ini Pefusa akan benar-benar menghemat energi.
Berbagai serangan Han kearah Pefusa. Tidak satupun yang mengenai badan ataupun tubuh Pefusa.
Han yang ada mendapat kecapekan. Dan tanpa sadar, matahari terbenam sudah mulai muncul.
Paman Koutaru memberhentikan pertandingan kami. Dan kami memberi penghormatan bungkuk. Kemudian beristirahat sejenak.
***
Pefusa duduk diatas rumput-rumputan dengan kedua kaki dipeluk oleh kedua lengannya dan kepala dimasukkan dicelah lobang.
Han rebahan dan ngos-ngosan. Karena dialah yang terhabis kuras energi.
Koutaru memberi senyuman pada kami berdua dari belakang.
"Ternyata mereka berdua sudah tumbuh besar ya.."
Ucap Koutaru. Dia bicara dengan Jacob. Walaupun sangat dekat dengan mereka berdua. (Pefusa dan Han)
"Aku tidak menyangka mereka akan cepat pergi dari sini."
Ucap Jacob.
Paman Koutaru meramkan matanya dan menghela nafas. Dia berdiri yang habis duduk.
Dan bicara untuk Pefusa dan Han.
"Kalian akan pergi ke Kota besar ya!"
Ucap semangat Koutaru. Dia bernada suara menyemangati Pefusa dan Han.
Benar saja, Pefusa mendapatkan aura semangatnya lagi. begitu juga Han, rasa lelah pun menghilang.
"Kalian disana akan diajarkan oleh guru lho. Mau pergi ya?"
Ucap ajakan Koutaru. Dengan paksaan sih.. tapi dia tersenyum.
Pefusa dan Han mengangguk.
Dan perjalanan kami ke Kota besar dimulai.