Aku sudah masuk kedalam istana bersama Miku.
Kami duduk di bangku terhormat. Yang saling memandang satu sama lain.
Aku bersama Miku bersampingan. Raja dengan Ratu.
"Baiklah jadi apa yang ingin engkau sampai kan?"
Raja ucap. Dia menatap kami berdua dengan tatapan tajam. Dan berperilaku layaknya Raja yang sopan untuk tamunya.
"Begini.. Raja dan Ratu adalah penghubung jalan menuju bagian barat bukan?"
"Ya benar.."
Aku dan Raja saling mengobrol.
"Kami ingin kerajaan kamu menjadi aliansi kami untuk melawan Kerajaan Nami bagian barat itu."
"Apa!? Kamu tidak bermaksud memusnahkan kerajaan ini bukan?!!"
"Tidak yang mulia."
"kelakuan kamu seperti ingin kerajaan kami musnah paksa! Itu kami tolak."
"Yang mulia.."
"Itu kami tolak! Kita belum cukup untuk melawan mereka!"
Suasana langsung hening.
"Khhm.. jika tidak ada pembicaraan lebih lanjut, mohon keluar dari sini."
"Baiklah... ayo Miku."
"..."
diam Miku.
Suasana sangat hening saat ingin pergi. Tanpa sadar, Gugoru melihat semuanya.
Gugoru dengan tatapan licik dan pikiran kotornya.
Luka goresan pedang di bagian pipi dan dahinya. Dia menunduk dirinya karena memberi hormat.
"Yang mulia."
Ucap Gugoru. Dia tidak menatap mata ayah awalnya.
"Ada apa pangeran Gugoru?"
Mata ayahnya tatap tajam kearahnya.
"Ayah.. terima tawaran tersebut!!"
Teriak dan suruhan Gugoru keluar dari ucapannya.
"Apa!!?"
Raja kaget saat Gugoru menunjukkan luka dipipi dan dahinya.
"S-siapa yang melakukan itu kepada kamu anakku?"
"Itu adalah.. Pangeran Arslan ayah! Dia marah karena terjatuh yang diketawain oleh teman-temannya. Tetapi, aku tidak termasuk orang yang menertawakannya. I-itu adalah penghinaan bukan!!? Kejam!! Apalagi ayah kalau tidak ingin membantu orang itu! Ayah berarti lebih kejam!!!"
Ucapan Gugoru membuat ayah menahan kesal dan marah kepada Kerajaan Nami.
Raja menahan kesal dan menggigit bibirnya sendiri. Sangat kesal sampai-sampai Raja berteriak siapa saja yang menemukan kedua orang tadi dan kelompoknya. Akan dibayar uang besar.
Dan semua rencana Gugoru, berjalan dengan lancar.
***
Semua prajurit sekitar yang dekat dengan Pefusa dan Miku langsung bersikap sopan dan langsung bicara intinya.
"Apa?! Pangeran Gugoru kenapa!?"
Ucap Miku kaget karena Gugoru terluka. Dia terlihat khawatir dengan Gugoru. Aku menenangkan keadaan Miku.
"Tenang saja nona, tuan muda Gugoru setelah ini akan disembuhkan."
Prajurit yang sedang mengobrol sama mereka menjelaskan apa yang terjadi kedepannya.
"Syukurlah.."
Khawatir Miku menjadi mereda. Dia tersenyum kecil.
"Baiklah.. sekarang saya antarkan kalian kepada Raja."
Prajurit mengajak aku dan Miku untuk mengikuti dia berjalan.
Namun, bukannya dibawa ketempat aman.. mereka tanpa sadar dibawa ke belakang istana. Bukan ke pintu masuk utama istana.
Orang itu tersenyum senang, seperti sudah menang.
***
Pintu belakang istana, ternyata ada.
Dia membawa kemari, aku tidak tahu tempat apa ini?
***
Dia membuka pintu masuk belakang. Bukan disengaja diadakan. Itu rahasia,
Ya! Itu adalah buatan orang ini juga, yang kedatangan kami berdua. Adalah kunjungan Khusus.
Tetapi kami masih belum mengerti. Mengapa dan siapa yang membawa kami?
***
Ini seperti satu mansion, sangat megah, luas dan rapih.
Ruang tamu yang megah dan mewah.
Bukan itu tujuan kami, ternyata dibawa ketempat interogasi.
Cukup sempit ruangnya. Hanya tiga tempat duduk dan meja ditengahnya.
***
Dimeja juga dibawakan minum yang kita inginkan.
Dia meminum cokelat panas,
Minuman aku adalah matcha dan Miku matcha juga.
***
Ini benar, kami ingin dibunuh olehnya!
Di ruangan ini sangat berbeda dari yang sebelumnya, pasti ada apa-apa. Aku harus berhati-hati.
***
"Aku adalah Rewa Habibu!!"
Dia berlaga arogan untuk memperkenalkan dirinya
Aku biasa saja menanggapi. Miku, kaget.
"Pa--"
Ucapan Miku dipotong olehnya.
"Sebelumnya, aku minta maaf membawa kalian ke tempat indah ini,"
Ucap Rewa. Dia mukanya terlihat biasa saja.
"Akal dari anak Raja memang terbaik menganggap tempat kecil dan buruk ini sebagai "indah!"
Ucap aku. Aku tidak berniat mengejek hanya saja berpikir logis.
"Hahaha,"
Senyum kecil Rewa. Dia sedikit kesal.
"Baiklah... aku akan merinci yang ingin ditanyakan,"
Ucap serius Rewa.
"Apakah... kalian ingin ke bagian barat??"
Ucap Rewa. Haah mukanya seperti profesional licik fanspage.
Kami terkaget-kaget. Rewa menanggapi dengan tawa kecil.
Wajah dia mendekat dari pandangan aku dan Miku.
"Bolehkah aku ikut dengan kalian semua??"
Rewa meminta ijin. Aku mengangguk dengan cepat.
Aku seperti lega kalau dia mau ikut.
Miku tersenyum, Rewa tersenyum balik. Aku menatap Rewa positif thinking.
***
Rewa membawa kami berdua ke hadapan Raja dan Ratu.
Semua prajurit yang dilewati Rewa menghormati ia jalan. Semua membungkuk dan berkata 'Semoga sehat-sehat saja!' 'Tuhan selalu disisi pangeran!'
Rewa mengajak kami ke dalam istana yang belum kami lihat. Sekaligus membawa kami ke hadapan yang mulia.
***
Kami dibawa ketempat pusat perbelanjaan yang di dalam istana. Ini aneh, tapi memang ada.
Kata Rewa, tempat ini adalah tempat bernegosiasi antara pedagang khusus.
Yang maksudnya adalah, pedagang yang selalu setia terhadap yang mulia. (Ratu dan Raja)
Ngomong-ngomong tempatnya sedang ramai. Dipenuhi oleh pedagang antara negara-negara lain.
"Yang paling banyak dari negara yang berasal Timur,"
Ucap Rewa. Dia memberi tahu yang dia tahu tentang tempat ini.
"Oh iya, jangan pernah mengatakan "aku bodoh' karena ditempat ini melarangnya."
Ucap Rewa. Dia tetap memberi tahu, tetapi mulutnya mungkin tak akan diam lagi.
"Tempat ini disebut 'Trader Utara' karena ini tempat yang khusus."
Berhenti ucap Rewa setelah itu. Dia sekarang berhenti melangkah dan kami dibawa ke tempat yang lain.
//oh.. jadi, tempat ini adalah pusat perbelanjaan khusus di Kerajaan Yahama.
Ucap aku di dalam hati saat setelah Rewa berbicara.
***
Rewa tadi berhenti melangkah nya.
Sekarang dia menunjukan tempat yang luas dan seperti setiap hari ramai.
Yaitu tempat Hotel.
"Hotel asli ini!"
Kaget aku. Kaget didepan hadapan tempat tersebut. Rewa melihat sikap muka aku.
"Iya, lagi pula ini bukan bagian tanah ayah sih,"
Ucap Rewa. Dia mengusap rambutnya dan mukanya berpaling yang tadinya menghadap muka aku, sekarang berpaling ke arah tempat hotelnya.
"Baiklah.. biar diperjelas, ini disebut 'Hotel Yahama' dan masion ini punya saya jadi, jangan sungkan."
Ucap Rewa. Dia menjelaskan tempatnya.
"Eh... ini masion milik kamu!?"
Terkejut aku. Ku menatap terkejut ke arah muka Rewa dan tanganku menunjuk ke arah Hotel Yahama.
"Iya, pada saat itu Ayah menyetujuinya jadi, ini sah milikku."
Ucap dan sambung Rewa.
***
Kami melihat-lihat isi kamar hotelnya.
Karena takut bosan, jadi aku perjelas di aula utama hotel Yahama.
Di lantai satu disebut aula saja. Aula tersebut luas seperti luas satu taman.
Aula dipenuhi oleh bangku tunggu, untuk menunggu seseorang atau menyantai diri.
Sekitar ada tiga bangku setiap melangkahi enam lantai. Setiap satu set bangku. (3)
Terdapat empat set, dan itu satu arah.
Didepannya sama, hingga barisan set bangku ketiga.
Jadi 3+3+3+3+3+3+3+3+3+3+3+3= 36 bangku.
Ada dua kasir pembayaran. Diarah kiri kami injak pintu keluar dari hotel Yahama.
Dan kasir tersebut tepat di kanan kami berada.
Pelayan kasir memakai baju layaknya pakaian kasir.
Hotel Yahama tingginya sama dengan tinggi istana.
Total kamar yang dimuat adalah 774.
Dan kamar khusus ada 336.
Mengapa begitu banyak kamar? (1000 kamar bisa ditempati.)
Karena luas dan lebar istana sangat besar. Tidak tanggung-tanggung yang mulia membeli tanahnya. Dan membuat bangunan yang bisa berisi dengan sama tanahnya.
Hingga sekarang, tanah yang masih kosong tanpa bangunan masih banyak.
***
Setelah kami melihat hotel Yahama, tanah milik Rewa. Akhirnya kami keluar dari mansion Rewa dan menuju ke istana yang mulia.
***
Aku dan Miku sekarang bertatapan kedua kali dengan yang mulia.
Dengan negosiasi yang sedikit berbeda.
Raja yang duduk yang bersampingan dengan istrinya berkata:
"Kalau kalian bisa membawa pangeran Arslan hidup-hidup, akan aku izin kan,"
Ucap Raja. Dia berkata sungguh-sungguh dan tatapan kejam yang penuh membunuh jika aku tidak melaksanakan kewajiban darinya.
"Itu hal yang mudah!"
Ucap Miku lancang dengan cepat. Dia menatap yang mulia raja dengan penuh yakin.
"Ooh.. tuan Puteri Miku menyetujuinya,"
Ucap yang mulia raja. Dia langsung menatap tajam ke arah aku.
"... bagaimana dengan kau, Pefusa?"
Tanya yang mulai Raja.
Aku begitu ragu-ragu karena, suruh Raja kepadaku. Aku takut tidak berhasil dan membuat kerusuhan antara kedua belah pihak.
Masalahnya begitu tapi, sekarang aku sudah mempunyai kelompok yang mempercayai diriku dan juga, orang kesayangan ku akan menjadi taruhan nyawa ku.
*Pefusa menatap ke arah Miku, Miku yang sedang melamun menatap yang mulia.*
Aku sudah tak merasakan itu lagi! Ini..
Ini luar biasa! Aku harus mengambil pilihan ini.
***
Pefusa berhasil mengajak keluarga Yahama untuk beraliansi. Dan sekarang hanya berjalan menuju ke Nami.
***
***
***
"Di suatu tempat, tepatnya di Kerajaan Nami."
"Ada sebuah kisah dongeng, yang menceritakan tiga anak remaja 17 tahun,"
"Mereka adalah pemuda kaya, miskin dan sederhana. Namun, mereka telah dihina oleh negaranya sendiri. Bahkan kerajaan asalnya membenci mereka bertiga. Yang kaya adalah putra dari raja kerajaan, yang sederhana adalah orang luar yang datang ke kerajaan. Dan memutuskan membuat kelompok dengan mereka bertiga, yang miskin adalah ketua dari kelompok mereka. Sangat kuat dan tak terkalahkan,"
Ucap seseorang remaja. Dia sedang menceritakan kisah tersebut bersama dengan sekumpulan anak-anak kecil.
"Kalian harus bisa berjuang walaupun alam tidak mendukung kalian, oke?"
Tanya remaja itu. Dia mengajukan jawaban kepada anak-anak kecil tersebut.
"Ya!! Kami mengerti!"
Ucap kompak mereka semua.
***
Remaja itu lanjut memainkan alat musik gesek yang ada di zaman itu.
Hingga selesai, hingga selesai semua anak-anak kecil pergi meninggalkan dia sendiri.
***
Dia memandang langit-langit di depan hadapannya.
"Ayah... kamu, kenapa engkau membuang aku di kerajaan kau sendiri,"
Ucap dan muka murung pangeran Arslan.
"Karena kau... aku, ... aku menjadi tak ada otak!!"
Sambung ucapnya. Sangat marah muncul di mukanya. Dan aura membunuh disekitarnya muncul.
***
***
"Aku mengadakan pertemuan kali ini untuk, merencanakan penyerangan kerajaan Nami dengan cepat,"
Ucap Ketua kelompok yang dibuat mereka bertiga. Mereka bertiga berdiri diatas lebih tinggi dari pada anggota lainnya. Berpakaian hitam gelap.
Semua anggota tampak menatap serius para petinggi kelompok. Dan serius mendengarkan ucapan petinggi juga.
"Untuk Unit pertama, adalah unit yang kualitas bertahan yang bagus. Jadi, mereka ada di bagian pertama barisan."
Ketua kelompok menggambar anggota sebagai lingkaran di papan kosong.
"Penembak jauh, berada di barisan kedua."
Dia terus melanjutkan menggambar anggota yang bentuknya lingkaran saja.
"Untuk bagian assasin bertugas membantu semua barisan. Jika dalam kondisi tepat, kalian harus datang dengan cepat!"
Ucap ketua kelompok tersebut.
Semua peran anggota masing-masing tampak mengerti apa yang ketua jelaskan.
"Kalau begitu! Semua bersiaga oke?!!"
Ucap ketua dan memberi semangat anggota.
"Auug!!"
Sorak anggota. Tanda setuju di dalam aturan kelompok.
***
***