Chereads / Pefusa Sang Malang (Hiatus) / Chapter 7 - Epilog

Chapter 7 - Epilog

Pefusa, Miku dan keluarga Yahama. Sudah berkumpul bersama.

Pefusa membawa aliansi yang membuat kuat.

Dan ditambah keluarga Yahama, mereka membawa pasukan juga.

Misi kali ini semakin sulit.

Pertama, Pefusa harus menyelamatkan Han dari kerajaan Nami.

Kedua, Pefusa harus menangkap pangeran Arslan hidup-hidup. Kalau tidak, akan menjadi masalah.

Ketiga, Pefusa tidak tahu kalau, mereka akan juga melawan kelompok yang dibuat ketiga remaja tersebut.

Kini, Pefusa dan lain, sedang menuju ke wilayah barat dari kerajaan Nami dan mengendarai kuda.

***

Ketua kelompok bernama = Mati

Wakil kelompok = Han dan Arslan

"Apa?!! Adik perempuan ku mati!?"

Ucap kaget Mati. Dia benar-benar kaget dan disitu mengalami sindrom akan kehilangan orang yang sayangi meninggal.

Dulu, orang itu sangat dendam oleh pembunuh adiknya.

Dan suatu saat dia akan membalas dendamnya.

***

"Kamu tak perlu khawatir adik ku,"

"Atas nama Mati. Aku akan membalas dendam yang membuat menderita hingga kamu tiada..."

Ucap Mati. Dia seperti arogan dan seperti dunia berada di alur miliknya.

Mati sudah memasuki tahap kematian yang sebenarnya. Melawan takdirnya, mungkinkah bisa?

***

Di suatu kerajaan, yaitu kerajaan Nami.

Dipegang oleh raja yang menyebalkan dan sombong juga keji.

Sekarang dia tahu kalau ada penyerangan dimasa depan.

Dibantu oleh kakek penyihir misterius. Beliau berkata bahwa membantu dia dengan syarat.

Kakek itu berkata, Raja tidak boleh melukai anak laki-laki yang pantang menyerah. Tidak begitu jelas informasi detailnya.

Yang jelas jika gagal dalam tujuan si Kakek, nyawa Raja dalam bahaya.

Namun, posisi Raja juga, tidak tahu informasi lengkap tentang objek yang dimaksud sang Kakek penyihir.

***

Di aula utama, berkumpulnya prajurit dan lain-lain bersama juga yang mulia.

"Tujuan kita disini adalah bertahan! Siapa yang melanggar, akan dibunuh!!"

Ucap Raja. Dia serius dan suasana ketakutan akan kekalahan.

Tak lama Raja berkata, prajurit bersorak siap melaksanakan perintah.

***

Pasukan Pefusa dan ketiga pangeran sudah mulai bergerak menuju arah barat kerajaan Nami.

Dan sebelum melewati kerajaan Nami, mereka semua harus melewati kerajaan Cezko.

Kerajaan Cezko di pimpin oleh raja yang teguh dan tegas dalam hal perintah.

"Semua yang melewati tanahku dengan tujuan berperang! Mereka akan melawan kerajaan Cezko dahulu hingga kita kalah!!"

Ucap Raja Cezko. Dia benar-benar orang yang pantas menjadi pengurus kerajaan.

***

Desas-desus bahwa pasukan yang di pimpin oleh Pefusa untuk melawan kerjaan Nami menyebar luas.

Tetapi hal itu tidak terdengar oleh ketua atau wakil ketua, kelompok Mati. Bahkan, anggotanya tidak mendengar hal itu.

Ini tidak tahu keberuntungan untuk Pefusa atau membawa ancaman baginya.

***

*Brukk* Suara tubuh seseorang jatuh dari tunggangan kuda.

Orang-orang terdekat melihatnya terjatuh. Dan setelah itu melihat depan hadapan.

Semua prajurit itu ketakutan dan bergetar tubuhnya.

"P-pasukan itu banyak sekali!!"

Ucap putus asanya. Prajurit tadi yang terjatuh.

"Yang mulai kejam sekali...!!!"

Ucap salah satu prajurit. Berkata dan sudah gila.

Saat bersamaan panah menyerang dari belakang. Dan itu suruhan Raja Cezko. Bagi yang ketakutan dan penuh putusasaan, akan dibunuh.

Panah yang Raja suruh sudah mendarat ke kepala orang-orang yang dimaksud. Dan begitu langsung kepala orang yang sudah gila itu bolong tengah dimukanya.

Semua prajurit sudah kacau. Semua panik atas kelakuan Raja.

Dan kesalahan Raja, kerajaan Cezko hancur karena kepanikan prajurit.

Prajurit menyerang warga biasa. Warga biasa pada kabur dari kerajaan Cezko dengan cepat lewat gerbang masuk.

Penjaga pintu gerbang pun sampai kalah karena tidak terpedulikan dengan dirinya.

***

***

Aku harus berhenti disini dulu..

Sepertinya, kerajaan Cezko dalam tak baik-baik saja ya?

Banyak sekali warganya kaburan tapi, kenapa ya..? bisa membuat keributan sampai Raja tak mempedulikan?

Ada yang tidak beres.

***

Ya. Sang ratu telah dibunuh oleh ramuan racun.

Raja sudah terkena ramuan mengamuk. Yang membuat dia gila, dan tak habis-habis nya menyiksa teman atau musuh.

Itu semua....

Raja Nami sudah tahu pergerakkan pasukan Pefusa.

Kerajaan Cezko dalam kehancuran.

Dan, kematian adik Mati adalah rencana Raja Nami yang disuruh..

Kakek penyihir.

Dialah yang merencanakan itu semua, dari lama maupun baru-baru ini.

***

Aku telah berhenti di samping gerbang masuk. Karena jalan melewati gerbang masuk saja dalam kekacauan. Semua warga biasa diserang oleh prajurit kerajaan sendiri.

Padahal prajurit tugasnya melindungi semua isi kerajaan bukan?

{*KEKUATAN KETIGA PANGERAN*}

"Ada apa ini sebenarnya?!!"

Ucap salah satu pasukan Pefusa.

"Mereka sudah termakan ramuan gila,"

Ucap Justin. Dia berada di samping mereka berempat.

"Ah! Justin idiot,"

Ucap Goguru.

Asalkan kalian tahu, hubungan Goguru dengan Justin cukup tidak baik.

"Apa itu ramuan gila yang pangeran..?"

Tanya prajurit tadi. Dia menatap penasaran dan sedang menunggu jawaban.

"Itu adalah ramuan langka. Bagi penyihir pembuat ramuan, ini sulit untuk dibuat,"

Ujar Pangeran Justin. Dia masih lanjut bicara.

Angin kencang datang. Semua orang pada sejuk mengenai angin yang baru datang.

Miku menutup rok yang ia pakai. Dan satu tangannya menahan rambut di kepalanya.

"Ramuan itu bergerak atas pembuat ramuannya, dengan darah. Kontrak telah dipenuhi. Siapa yang terhirup aroma ramuan itu, dan berhubungan dengan target yang sudah direncanakan oleh pembuat ramuan,"

Pangeran Justin terus berbicara.

"Maka, mereka akan gila karena tak terkendali. Yang intinya otak mereka tak ada,"

Masih berlanjut bercerita.

"Sekarang Raja yang menjadi target dari pembuat ramuan ini. Dan menular ke prajurit kerajaan."

Sambung Justin.

"Tetapi mengapa hanya prajurit yang terdampak oleh hal itu?"

Tanya aku. Aku merasakan ini aneh.

"Aku juga tidak tahu, yang pasti pembuat ramuan yang satu ini sangat-sangat harus di hindari untuk menjadi musuh."

Jawab Justin dengan jelas dan sepengatahuan dia sendiri.

"... (Sudah kuduga kalau ini adalah hal yang sudah direncanakan sangat matang!) Sialan penyihir itu!"

Ucap ku kesal. Tapi Miku mencoba mereda rasa kesal ku. Dan menahan dengan rasa kasih sayang sebagai istri.

Aku sudah tidak merasa kesal lagi dan menahannya. Sekarang, apa yang harus dilakukan?

***

***

"Orang itu!.. adalah incaran yang dari tadi aku tunggu!! ... serang gerombolan mereka dulu!"

Raja kerajaan Cezko yang sudah gila. Dia perintahkan prajurit untuk menyerang pasukan yang sudah ku kumpulkan.

Prajurit yang tadi mendampingi Raja, telah diperintahkan. Dan sekarang kelompok penuh prajurit kerajaan telah siap untuk melawan gerombolan Pefusa.

***

"Oi..!"

Suara Ejek Rewa. Menatap prajurit kerajaan Yahama tadi dengan gertakan ingin ngajak ribut.

"A-apa pangeran Rewa?"

Prajurit itu datang kehadapan Rewa perlahan yang penuh sopan. Dan ucapnya.

"Coba kamu pastikan prajurit dari kerajaan Cezko adalah orang baik!"

Ucap Rewa.

"Tapi yang pangeran! ...mereka sudah terkena ramuan gila itu--"

Ucap menolak sopan prajurit. Namun dipotong oleh Goguru.

"Perintah adalah perintah!!"

Nada marah dan teriak Goguru. Pangeran Rewa dan Goguru tersenyum kecil kelicikan.

"B-baik...!"

Ucap prajurit dan rada-rada sopan dan sedikit canggung.

***

Wajah Justin terlihat menahan marah. Karena sudah mengetahui rencana mereka berdua dengan licik yang jahat.

Itu terlihat dari sifat busuknya. Padahal Goguru dan Rewa tidak berdampingan. Mungkin karena sering melakukan hal seperti itu,

Membuat Justin terbiasa menahan dari belakang layar.

***

Prajurit tadi telah berjalan cukup jauh dari hadapan kami.

Dia tidak percaya diri dan merasa sangat berhati-hati.

Aku jadi khawatir.

"Pefusa, tenang saja ya. Kami tidak melakukan hal buruk jika kami tak akan menang."

Ucap Goguru. Nada suara yang begitu jahat. Seperti masukan suara iblis ke telinga manusia yang telah sange'an.

"...!"

Aku terkejut tidak main. Karena,

{*Chapter 1.2}