Tumpangan seekor kuda yang berisi Paman Koutaru, Han dan Pefusa. Menuju Kota Jafana.
Suara tampakan kuda yang sedang berlari. Di siang hari. Sebelum kemarin Koutaru mengajak mereka berdua.
Di dalam kuda tersebut, Han dan lainnya berbicara akan Kota Jafana yang menjadi tujuannya.
"Aku tidak sabar sekali!"
Ucap tak sabar Han.
"Pasti banyak sekali barang-barang menarik,"
Ucap Han lagi. Dia ini kalau urusan barang yang menarik dan langka. Selalu saja gembira dan jadi tak sabaran.
"Benar sekali! dan banyak hal lain disana."
Ucap Koutaru. Dia membenarkan omongan Han.
"Paman.. bisakah aku menjadi yang terbaik di sekolah sana?"
Tanya Pefusa. Pefusa cemas karena khawatir tidak bisa lulus sekolah.
"Tujuan kalian bukan lulus atau tidaknya, yang terpenting adalah ilmu yang kalian dapat."
Jawab Koutaru.
Tujuan Paman Koutaru mengajak Han dan Pefusa untuk Sekolah di Kota Jafana. Di rumah mereka tidak ada sekolah dan tidak juga yang terdekat.
***
***
"Sudah saatnya mereka untuk memasukan ke Sekolah Kota besar,"
Ucap Koutaru. Dia menyarankan Jacob.
"Tetapi, yang aku khawatirkan adalah Pefusa,"
Ucap Jacob.
"Aku tahu dia tidak bisa berkemampuan "menyerang," namun pasti dia tidak buruk hal lainnya."
Jelasnya Koutaru.
Bincang kedua Paman sampai dua jam. Dan membahas Han dan Pefusa masuk ke Sekolah, disetujui oleh Jacob.
***
"Maaf.. ya, karena kami terlalu lelah."
Ucap Paman Koutaru. Dia duduk diatas hijaunya tumbuhan.
Kasus ini karena Koutaru beristirahat sejenak. Sudah seharian penuh mereka tidak makan maupun minum. Oleh karena itu Koutaru berhenti dipertengahan perjalanan.
Di kemah tersebut, dekat Kota besar juga. Bernama Kota Huwaei.
"Makan lah roti yang kusediakan ya.."
Ucap Koutaru. Dia menyarankan roti yang dibawa dari rumah.
Han dan Pefusa mengambil rotinya. Dan memakannya langsung.
"Selamat makan!"
Ucap Pefusa.
"am...!!"
Suara ngunyah Han. Dia seperti lapar.
Di kemah hanya mengisi tenaga saja. Kemudian Koutaru mengasih beberapa waktu untuk bersantai.
Menurut Koutaru, tempat ini cantik. Penuh dengan bunga yang cantik.
Han dan Pefusa bersantai di pojok-pojok. Yaitu menyodorkan badan mereka ke pohon.
Han menekuk satu kakinya saat duduk. Pefusa meluruskan kedua kaki.
Di mulut Han, dia menahan bunga mawar dengan gigi. Sedangkan, Pefusa menahan kepalanya dengan kedua telapak tangan.
Suasana hening hingga sepoi-sepoi angin muncul.
Wah.. suasana seperti ini mengasikan.
Pefusa meninggalkan Han yang sedang bersenderan dengan pohon. Pefusa beranjak ke tempat yang penuh bunga-bunga.
Banyak sekali jenis bunga-bunga yang ada disitu. Pefusa menganggumkan hal tersebut.
"waah... ini yang terbaik dah!"
Kagum Pefusa. Mata Pefusa bersinar.
Pefusa memetik salah satu jenis bunga. Kemudian mencium aroma bunganya.
Saat selesai mengendus-endus aroma bunga. Pefusa melirik ke sekeliling. Dan terlihatlah seseorang gadis kecil seumuran Pefusa.
Pefusa senang melihat teman baru. Oleh karena itu dia menuju kearahnya dan ingin berbicara betapa bagus taman ini.
"Hai...!"
Ucap Pefusa. Itu salam hangat untuk bertemu. Pefusa melambaikan tangan sapaan dan senyum.
Gadis itu terpesona. Lalu dengan malu, menyapa Pefusa.
"H..hai juga,"
Ucap malu Gadis. Dia juga malu-malu melihat muka Pefusa.
"Anu.. bagus yaa bunga-bunga itu."
Ucap Pefusa. Pefusa mengambil topik bicara.
"I..iya bagus ya.."
Jawab malu Gadis.
"Lihat bunga yang aku bawa ini..!"
Ucap Pefusa. Pefusa memperlihatkan bunga yang ia pegang.
Pefusa senyum untuk Gadis itu.
"Bagus bukan??"
Tanya dan penasaran Pefusa.
"hum.."
dia Jawab yang masih malu.
"Hei.. bisakah kamu ceritakan kita berada dimana?"
Ucap Pefusa. Pefusa mencari topik bicara sekaligus ingin mendapat informasi Pefusa berada.
"Ini berada di Kota Huwaei, dan yang kita berada tepat di luar Kota Huwaei nya," Ucap dia.
"Taman ini juga.. salah satu permintaan ku pada Ayah."
"??"
Bingung Pefusa. Pefusa tidak mendengar dia bicara di dialog kedua.
"a-aa! tidak ada kok!!"
Ucap dia. Dia salah tingkah.
"Kamu dari mana?"
Tanya dia.
"Maaf aku tidak boleh kasih tau soal itu.."
Jawab Pefusa. Pefusa merasa tak enak.
"tak apa-apa!"
Ucap dia. dia salah tingkah lagi.
Di mata dia, Pefusa keren saat dia pertama kali kebingungan. '??'
"A-aku adalah Ghanista Mawaru, dan kamu?"
Tanya dia sekaligus memperkenalkan diri.
"Aku ... (Kata ayah, tidak boleh mengasih tahu nama marga. Maaf ya Mawaru-san) Pefasu, salam kenal ya!"
Jawab Pefusa. Pefusa bergaya pria ganteng yang tidak enak dengan rasa lawan bicaranya, dan tersenyum manis dan akhir kata seperti bicara 'hehehe'
Mawaru sangat terpesona dengan Pefusa seperti itu. Malah, Mawaru sudah menaruh hati untuk Pefusa.
"I-iiya... ...salam kenal!!!"
Ucap patah Mawaru. Dia sangat salah tingkah. Mawaru sudah memerah juga.
Pefusa senang dengan balasan Mawaru. Namun, Pefusa melihat pipi milik Mawaru berwarna merah.
Mata Pefusa melotot kaget sebentar. Dan langsung memegang pipi milik Mawaru. Kedua pipi Mawaru dipegang oleh Pefusa.
Pefusa mencubit gemas karena melihat warna merah di pipi Mawaru.
"aaaaa."
Suara yang dikeluarkan Mawaru yang sedang dicubit Pefusa. Saat dicubit, tubuh Mawaru terlihat kecil bagi Pefusa, yang hingga tubuh Mawaru berada di langit-langit.
Mawaru ingin bilang "berhenti Pefusa.. aaaa" tak lebih seperti itu.
***
***
Perjalanan ke Kota Jafana dilanjutkan. Pefusa juga sudah memberi salam berpisahnya kepada Mawaru.
Kuda lari kencang, dengan membawa Koutaru, Han dan Pefusa.
Perjalanan terpaksa berhenti lagi, karena ada kelompok asing yang berada didepan pandangan mereka.
Kelompok jahat itu menyergap pengatar barang. Karena pedagang tidak menurut permintaan, bandit itu mengelilingi orang itu. Dan ingin merebut secara paksa.
Paman Koutaru memberhentikan kudanya. Dia turun lebih awal sebelum Han dan Pefusa menyusul.
"Berhenti!"
Ucap Koutaru.
Semua bandit dan Pengatar barang menatap Koutaru. Dan Han Pefusa sudah berada dibelakang Koutaru.
"Ada urusan apa kau dengan kami!"
Marah salah satu bandit.
"Cih!"
Kesal kapten bandit.
"Serang mereka juga!"
Teriak dan perintah kapten bandit. Dia menyuruh anak buahnya untuk menyerang kami juga.
Beberapa bandit mulai berdatangan. Paman Koutaru sudah siap bersiaga.
Satu bandit terkena side kick Paman. Dan orang bandit menyerang lagi ke Paman, Koutaru menyerangnya dengan tangan melayang ke langit-langit. Dan mengenai dagu orang bandit kedua.
Orang bandit ketiga membawa senjata tajam dan sekarang berlari menuju Paman. Bandit itu menyerang lurus ke tujuan perut Paman namun, Paman menghindar dan setelah itu tendangan side kick lagi.
Setelah orang ketiga sudah kalah, sekarang sisa bandit yang ada empat orang. Mereka mengelilingi pandangan Koutaru.
"Serangan bersama!"
Ucap salah satu orang bandit. Setelah menyuruh semua teman yang ada,
Semua menyerang Koutaru bersamaan. Ada beberapa yang membawa senjata tajam juga.
Walaupun musuh sangat banyak menyerang Paman, Paman tetap menang dengan cepat menghabisi mereka.
Dan yang ada hanya kapten bandit dan dua orang lagi.
"Han, Pefusa,"
Ucap Paman. Dia memanggil nama kami.
"Kalian menyerang kapten bandit dan aku akan menghabisi sisanya!"
Ucap Koutaru. Dia menyuruh kami berdua menyerang kapten bandit. Kami tentu saja merasa tidak bisa.
Paman Koutaru sekarang lagi menyerang sisa para bandit. Dan kami terdiam kebingungan sekaligus takut. Ini pertama kali bagi kami, dan lawan kami orang dewasa.
"haa!? lawanku anak kecil seumuran 6 tahun?!! hahahaha jangan membuatku bengek!!"
Ucap kapten bandit. Dia meremehkan kami dan merendahkan juga.
Kapten bandit yang percaya diri. Bersiap untuk bertahan dari serangan kami berdua.
"(untuk serangan, aku akan menyerahkan kepada Han saja.) Han, tolong kerja samanya."
Ucap Pefusa.
"eh..? ..iya kerja samanya tolong ya."
Jawab Han. Dia masih ragu-ragu namun, Pefusa maju selangkah maju melangkahi Han. Pefusa menepuk pundak Han, yang membuat dia percaya diri.
"Ayo!"
Ucap semangat Pefusa.
"!!!"
Ekspresi semangat Han.
Kami berdua maju untuk kapten bandit sombong itu. Duet pertama kami juga, kami akan melakukannya dengan baik.
"hiyaah!"
Suara lepas dari mulut kapten bandit. Dia melontarkan pukulan keras untuk Han ke tujuan perut.
Formasi kami berganti, Pefusa berlari sekencang mungkin untuk menahan pukulan kapten bandit itu.
Setelah sudah didepan hadapan Han, Pefusa berhasil menahan pukulan kapten bandit.
Keseimbangan berdiri Pefusa sedikit mundur. Tetapi tetap seimbang.
"Kau hebat Pefusa-san!"
Ucap Han. Dia memuji Pefusa.
Sekarang serangan dari Han. Setelah kapten bandit tadi melontarkan pukulan keras, pasti dia akan mengalami cooldown dahulu.
Dan kesempatan itu diambil Han untuk menyerang.
"Pukulan berkali-kali!!!"
Ucap Han.
Setelah Han dilindungi Pefusa tadi, Dia berlari di samping Pefusa dan sekarang berada didepan hadapan kapten bandit.
Tepat diperutnya, serangan pukul berkali-kali milik Han berjalan mulus. Tampak muka kapten bandit kesakitan. Dan muka Han serius dan juga pasti pukulan itu berhasil.
Kapten bandit pun 'KO' dengan anak kecil yang dia remehkan.
Pasti perut kapten bandit itu kesakitan, apalagi berwarna merah bekas luka luar.
Han dan Pefusa meriahkan hasil kemenangan mereka. Dengan cara kami berdua, melompat dengan tepukan tangan saling menempel di telapak tangan Han dan Pefusa.
Han dan Pefusa yang sedang senang karena tadi, Paman Koutaru yang melihat mereka begitu tampak senang dan bahagia. Sedangkan, kedua orang bandit sisanya sudah terkapar di tanah.
Setelah itu, mereka bertiga menyampar pengantar barang. Paman Koutaru dengan cemas bertanya.
Dan katanya, pengantar barang tidak apa-apa ataupun tidak ada luka. Dan sekaligus berterimakasih.
Sebagai ucapan terima kasih tidak cukup bagi pengantar barang, dia mengasih barang unik kepada Han dan Pefusa.
Kami bertiga melanjutkan perjalanan ke Kota Jafana.
Pengantar barang berubah wujud menjadi Kakek tua berumur 50 tahunan. Yang tadi jubahnya menutupi muka. Kini terlihat jelas.
***
***
"Halo para pembaca Pefusa Sang Malang!"
"Aku adalah Pefusa yang bicara, halo-halo."
"Diam! seharusnya aku tahu!!"
"Siapa peduli."
"Grrr."
"Aku Pefusa, ingin menyampaikan kalau Author akan mengambil hiatus sehari ya!"
"Sampai ketemu dihari berikutnya... uuuh."
"Kenapa suara mu lemas begitu!?"
"Itu karena kamu tadi!!"
"Kok salahin aku sih!! kamu sih yang cari masalah.. kok ngambek."
*mencambuk rambut*
"Aah..! sakit Han!!"
"Hahaha rasain tuh!"
"Mainnya serang ih! Gak jantan!"
"Kamu!!!"
"Aaaaa~"
Mereka pun main kejar-kejaran. Dan cerita Tamat..
Dadah semuanya!!!