Hari libur musim panas telah tiba, aku masih belum bisa belajar cara menjadi penyihir ataupun menyerang dengan sihir.
Catat: penyihir di dunia ini tandanya seseorang yang mempunyai sihir. Orang biasa tak bisa sembarangan memanggil seseorang penyihir jika dia tidak ada sihir.
Aku juga tidak bisa juga cara memegang pedang dan karena itu juga aku tidak bisa belajar mengenai kuda-kuda serang.
Nilai di Akademi aku yang terendah soal menyerang. Tapi masalah bertahan, aku mendapat nilai yang tinggi. Malahan dilaport, aku nomer satu.
"huuh.. aku tidak tahu cara bertahan."
Aku sekarang berada di rumah. Berpakaian lusuh yang memandang luar lewat jendelanya.
"Hari ini Miku sedang tidak datang kerumah aku kah?"
Aku sedang memperlihat langit-langit yang indah. Dan muka ku terlihat dengan jelas bahwa aku sedang kesepian.
"M-mengapa aku harus kesepian jika tanpa dia sih..! aah.. padahal dia itu menyebalkan. Dan kalau sudah menyebalkan, sifat jeleknya itu seperti emak-emak yang memarahi anak muda yang tak bersalah!"
***
Miku bersin tiba-tiba. Padahal dia sedang menonton televisi bersama pelayan disampingnya.
"Kamu tidak apa-apa, Putri?"
Pelayan yang disamping Miku cemas.
"Tidak apa-apa! Paling.. aku terharu sampai bersin karena pangeran itu menolak Putri kedua itu! *mewek."
"Putri..."
Pelayannya tambah cemas. Miku menangis dan sambil mengelap pakai tisu.
***
Aku sedang di dapur sekarang, sedang mengecek ramuan ku yang sudah dibuat.
Mengecek nya hingga teliti sampai,
Menemukan kertas surat dari Miku!
Ini kertasnya dikirim olehnya dari kemarin. Bisa gawat kalau aku tidak membacanya hingga sekarang! Dan sampai gawatnya lagi, kalau isi suratnya adalah...
*Ting tong*
Suara bel rumah Pefusa berbunyi.
...janjian dari Miku yang dilakukan sekarang.."
*Ting tong*
*Ting Tong*
*Ting tong*
*Ting tong!!!*
Jangan ngegas juga kali tekan bel rumahnya!
Sebentar, aku baca dahulu surat darinya--
***
Musim panas sudah mulai besok, ini surat dari aku untuk Pefusa.
Muka dingin itu memberi sebuah pesan untukku ya!"
"Haah.. muka dingin?? Siapa orang itu?"
Tatapannya kejam mengarah Pefusa.
Aku terdiam dan menjadi kaku tapi tetap bercoba bergerak.
"Tidak ada yang kusembunyikan kok."
"Suratnya sudah dibaca?"
Tanya Miku. Walaupun dia menanya dengan suara lembut dan lemah. Tetapi, didalam dirinya pasti menyembunyikan sifat kejamnya.
Aku harus hati-hati dengan ucapan yang keluar.
"Kamu sudah makan?"
"Sudah."
"Sudah berpamitan?"
"Sudah!"
"Sudah siap??"
"Sudah!!"
"(hee?! sudah siap..? oh iya, Miku berpakaian rapih seperti ini...) ...?"
"Kamu kok masih berpakaian seperti orang mandi sih."
"Jadi tidak, janjiannya?"
Ucap Miku.
"hee?!! Y..ya sebentar!"
Aku langsung lari ke kamar mandi.
***
Aku tidak tahu kalau hari ini jalan bareng Miku. Untuk mencari info tentang Han.
Tetapi, kenapa Miku sampai melakukan hal itu ya? *mengirim surat untuk Pefusa*
Apakah dia mempunyai rasa suka?
Apakah benar?
Dia suka kepadaku??
***
"Pefusa?"
"Yaa..?!"
Aku terdiam saat berlangsungnya perjalanan bareng Miku ini. Suasana menurutku canggung banget.
"Kamu sakit ya.."
"T-tidak kok.. Hahaha."
"Begitu kah?"
"Yah.. kira-kira begitu.. mungkin."
Saat itu hal tak terduga terjadi datang.
Aku bersin tiba-tiba disaat suasana yang nyambung.
"hacuh.."
"eh?"
kami langsung terdiam.
***
Aku berada di Kediaman Miku sekarang. Sampai dibawa kamar Miku sendiri.
Aku duduk di kasur Miku.
"Miku.. aku baik-baik saja."
...hacuh!"
"Kamu tidak baik-baik saja, duduk disitu! Tunggu aku sampai membawa obatnya."
"O..oke!"
***
"Pefusa..? Orang jelek itu bisa mengalahkan diriku?! Yang benar saja.."
Di suatu tempat ada seseorang yang menggosipkan Pefusa.
"Benar itu.. Pefusa-san yang jelek dan tidak ada bakat yang baik bisa menyeimbangi kekuatan pahlawan??"
Dua seseorang senyum jengkel dan tertutupi bayang-bayang.
Disamping itu, Han sedang mendampingi kedua orang itu. Han terlihat tidak nyaman dan suka mendampingi kedua orang itu. Tatapan kosong yang tidak bisa kabur dari takdirnya.
***
"Kamu tidurlah! J-jangan sampai tidak tidur.."
Ucap Miku. Dia marah dengan aku yang tidak menuruti keinginan Miku saat itu.
Aku disuruh tidur ditempat kamar tidur miliknya sendiri! Dan juga, milik kasur Miku..
Jelas aku tidak mau tidur ditempat kasurnya sendiri.
"Kamu tidak bisa dibilang patuh ya.."
"eh?"
Ucap Aku.
"Sebentar ya.. aku keluar untuk mengambil air segar untukmu."
"aah.. iya."
"(eh? Kok aku tiba-tiba bisa gampang menurut ke dia?!!)
Miku keluar dari kamarnya sendiri. Dia pergi mengambil air putih segar untuk aku.
(Aku mempunyai rasa yang tidak enak, Miku apakah kamu beneran akan memberiku air putih segar untukku??)"
***
Miku datang bersama segelas air putih segar untuk aku.
Muka dinginnya masih terlihat jelas. Dan itu membuat dia tidak ketahuan kalau sedang berbohong.
"Minumlah airnya. Jangan sampai aku marah!"
Miku memberikan air putihnya. Aku mencoba duduk di kasurnya.
Aku sudah minum air putih yang digelas itu. Rasa airnya.. sangat segar,
Hingga aku tertidur nyenyak.
Miku tampang licik dan kejam keluar.
Dia merasa bersalah langsung meminta maaf saat aku tertidur.
"Hoo.. maafkan aku, Pefusa-kun!"
"Habisnya aku sangat khawatir saat kamu sakit. Kamu harus sembuh!!"
Ucap cemas dan khawatir Miku. Dari sifat bohong, licik dan kejamnya Miku tapi, tujuan baik ada selalu di niatnya.
Miku menatap aku yang sedang tidur dengan tampang senang dan gembira.
Miku duduk di dekat aku.
Dan memainkan wajahku. Mainkan hidung ku, pipiku dicubit dan dielus. Rambut juga, dan lain-lain dibagian muka aku.
Dan akhirnya Miku juga menemaniku tidur.
***
Aku, sedang bermimpi ya.. tapi kali ini mimpi ku seperti, seperti.. akan terjadi di hidupku.
Mimpi ini.. berat untuk hidupku. Tidak..! Tidak....!!!!
***
"Tidak...!!!"
Aku terbangun di kamar tidur Miku.
"huh.. huh.. huh.. ..."
Aku mengambil nafas tenang.
Miku datang mendatangi aku ke kamar. Tampang yang begitu cemas.
"Ada apa??"
***
"Ada apa sayang?"
Miku cemas dan khawatir terhadapku. Dia khawatir dan tersenyum cemas.
"Sayangku..?"
Mengapa dia mengucap aku sayang? Apakah kami menikah ya.. tidak 'kan?
Aku duduk, begitu juga Miku. Dia berada disamping ku.
"Aku hanya mimpi buruk.. dan lagi, mengapa kamu memakai baju tidur?"
"Bukannya ini masih siang ya?"
Aku penasaran.
"Tidak, ini sudah malam kok. Lagi pula, ini 'kan."
Dia menunjukkan cincin pernikahan.
...!
"(Aku juga memiliki cincin yang satunya!) Kapan..?"
"Oh.. kapan kamu menembak aku dan menikah? Saat itu kamu tidur nyenyak,"
"Karena obat tidur yang aku beri untuk kamu sembuh,"
"Dan setelah itu kamu mengejutkan aku saat kamu bangun mendadak dan langsung melamar ku hingga kita berpacaran setahun..."
"Dan kemarin adalah hari pernikahan kita."
"Haah?"
***
Saat malam pertama aku, kamar saling bertiduran.
***
Esoknya, tepatnya pagi hari. Aku terbangun dari tidur kemarin.
"Aku telanjang?"
Tersadar bahwa aku telanjang dan sedikit kaget.
Aku mikir ulang apa yang terjadi, dan rasa kaget itu hilang begitu saja.
Miku masuk ke kamar dan membawa makanan untuk aku.
***
"Selamat pagi sayang!"
Ucap salam pagi Miku. Begitu cantik dan aku terpesona kecantikannya.
Dan pagi itu aku menanyakan kejadian setahun yang lalu. Karena aku masih belum percaya. Apakah dimasa lalu itu, Diriku yang sebenarnya??
Kata Miku, aku sekarang berumur 17 tahun. Berarti aku berpacaran dengan Miku sudah setahun.
Dan tentang akademi, aku lulus seketika karena sudah menikahi gadis kerajaan es utara.
Ini seperti curang ya. Aku jadi malu kepada diriku sendiri. Masa lulus akademi dengan cara jalur itu sih.
Dan kata Miku juga, aku pernah bertemu dengan ayah dan ibu Miku. Tetapi menurut pendapat buruk ayahnya. Ayah Miku tidak mau menengok kita berdua.
Tentang Han, Miku pernah bertemu sekali dengannya tanpanya aku. Itu kata Miku sendiri.
Itu keajaiban lho Miku!!
Aku juga mau bertemu dengannya...
***