Chereads / Pefusa Sang Malang (Hiatus) / Chapter 3 - Kota Jafana #2

Chapter 3 - Kota Jafana #2

Orang itu adalah Kakek misterius yang mungkin saja, dia melakukan rencana liciknya.

***

Koutaru, Han dan Pefusa sudah sampai di Kota Jafana. Dan sedang melakukan cara masuk ke Kota tersebut.

Paman Koutaru keluar untuk mengatasinya. Han dan Pefusa hanya menunggu saja.

Setelah Paman sudah masuk kembali, dia menggerakkan kudanya.

"Selamat datang di Kota Jafana."

Ucap penjaga pintu masuk ke Kota.

Mereka mengasih kami jalan. Dan menyambut dengan senang hati. Bahkan sangat sopan.

Kuda yang dibawa Paman sekarang sudah melewati mereka. Dan..

Selamat datang Di Kota Jafana!!!

***

***

***

Hidupku, akhirnya aku sekarang berumur 14 tahun. Sudah 7 tahun lebih aku tinggal di Kota Jafana.

Aku dipindahkan ke Akademi elit di Kota Jafana. Namun, tidak bersama dengan Han. Aku seorang saja.

Iya, selama di Akademi elit, aku belajar dengan serius. Dan sudah tiga bulan aku di kelas elit ini.

Menurutku, kelas elit ini cukup sulit.

Saat aku dan bersama Han serta Paman, waktu itu kami menginap di penginapan yang berada disana.

Awal di Sekolah, aku dan Han bersama dikelas yang sama. Namun, setelah perpisahan dikelas ke tiga,

Kami dipisahkan dengan sengaja, seperti seseorang sudah merencanakannya.

Dipisahkan sangat-sangat jauh. Dan tidak bertemu selama hingga sekarang.

Kini, aku Pefusa. Akan benar-benar menyelamatkan Han, orang yang berarti di hidupku.

Tujuanku pertama adalah, mencari perhatian ke guru-guru atau pemilik sekolah. Karena itu satu-satunya caraku.

Pasti, pasti aku akan bertemu Han kembali!

***

Aku ternyata sedang melamun. Dan di depan pandangan ku, ada seorang gadis yang melihatku dengan khawatir.

Gadis itu memiliki muka seperti orang yang pendingin. Kalian pasti tidak percaya aku bisa berdekatan dengannya.

Atau, kalian pasti heran bagaimana aku berteman dan dekat dengannya.

Oh. Sekarang dia melihatku seperti itu sekarang. Aku sudah mengkhawatirkan dia.

Dia melihatku seakan dia tahu jika aku sadar.

"Kau sudah sadar?"

Tanya dia. Didalam hatinya, dia sangat khawatir tetapi dipandang luarnya, dia terlihat dingin. Mukanya sedikit pucat.

"Eh?"

Aku terkaget karena dia bisa memperlihatkan wajahnya yang dekat dari muka ku.

Dia sadar jika dia terlalu dekat. Dan sedikit jauh dari hadapanku.

"Kamu.. berpikir apa kau?!"

Dia terlihat malu dan juga cukup kesal.

Dan muncul kesalahan paham antara kami.

"Bukan begitu, maksudku aku baik-baik saja."

Jawabku dengan sedikit malu dan rasa salah. Dan aku menjawab dengan jujur.

"Eh..? beneran tuh!"

Dia senang dan lega. Wajahnya langsung fokus di hadapanku.

"Tapi bagaimana dengan sihirnya. Apakah berhasil..?"

Tanya dia. Dia penasaran dan juga heran.

"Maaf.. itu gagal."

Jawabku. Dengan penuh rasa salah dan juga kesal pada diri sendiri.

"Begitu yah.."

Dia memurung wajahnya.

"Maafkan aku.. karena aku--"

Aku meminta maaf dan dipotong ucapanku sama dia.

"sshhh.. tak perlu khawatir, karena aku bisa melindungi kamu!"

Ucap dia. Mencoba menyemangati aku. Dia penuh semangat dan berapi-api, matanya juga.

"Dan aku juga tak bisa kamu melindungi untuku terus,"

Ucap ku. Seakan-akan aku tidak berguna. Bagi diriku maupun dia.

"Maafkan aku!!"

Aku berteriak meminta maaf. Membungkuk dengan rasa penuh kerepotan sama dia.

"S-sudah aku bilang.. tidak perlu dipikirkan,"

Dia sangat baik didalam lubuk hatinya.

"Tetapi setiap hari kamu harus berlatih dipagi hari dengan aku ya..!"

Ucap dia. Dia mengingat untuk aku supaya tidak lupa.

"Ya..! Mohon bimbingannya!!"

Aku menjawab dengan gembira.

Sekarang aku sedang berlatih juga, tetapi terlambat kesiangan. Jadi, aku dihukum untuk membaca buku-buku sihir.

Ini merupakan hal buruk untukku. Diriku tidak suka membaca yang terlalu rumit.

Ya, asal kalian tahu, buku-buku sihir penuh dengan tulisan yang rumit. Kalian bisa saja berpikir dua kali sebelum membaca.

Yang paling merepotkan adalah buku yang dengan praktek diajarkan oleh isi bukunya.

Aku sudah gagal 46 kali semenjak kelas 4. Di kelas 4 aku diajarkan oleh dia. Awalnya dia merasa kesal karena aku gagal terus.

Tapi dengan rasa semangatku, dia tetap teguh mengajarkan aku.

Saat kesalahan sedang latihan bersama dengan dia, aku di omelin atau dimarahi olehnya.

Dan karena itu, kami membuat kontrak khusus. Aku membawa dia untuk penyelamatan Han. Dan dia mengajariku tentang sihir.

Huh... buku sihir yang ini, adalah salah satu buku yang kubenci.

"Sekarang, adalah praktek yang didalam buku itu."

Ucap dia. Tiba-tiba saja bicara saat aku sedang sulit meneliti buku sihirnya.

"Tidak!"

Ucap ku kaget. Tubuhku juga terasa gemetaran. Menunggu 'itu' mungkin akan terjadi.

"Cepat lakukan!"

Suruh paksa dia. Dia sangat marah didalam sembunyi muka dinginnya itu.

"I-iiya!!"

Ucap ku terkejut, sangat kejut.

Aku langsung menaruh bukunya. Kemudian memajukan langkah hingga hadapan kami sedikit dekat.

Aku gemetaran, beneran ini terlalu menakutkan!

Aku meraba-raba isi kantong celana.

"eh?"

Saat aku memasuki tanganku kedalam kantong celana. Tidak ada benda yang kupikirkan.

Baiklah, lupakanlah hal sepele itu. Saat adalah menunjukkan betapa jagonya aku dalam sihir!

Kamu pasti akan bersujud dan mencium mata kaki milikku.

Hahahaha hahahaha.

"Dia sangat menjijikkan."

Didalam pikiranku seperti itu. Namun, hasilnya adalah--

Saat hendak melakukan mantera, aku terpeleset oleh satu koin yang berada dilantai.

Aku kehilangan keseimbangan dan mendarat ke tubuh dia.

Tubuh dia juga tidak kuat menahan tubuhku. Dan membuat kami berdua terjatuh bersama.

Sekarang suasana sangat canggung. Kami saling bertatapan soalnya.

Kami berdua saling menatap dengan rasa tak percaya diri. Dan seakan jiwa kami berdua ingin.. hilang.

***

***

Aku dihukum oleh dia. Untuk melakukan hal aneh yang membuat diriku malu oleh diriku sendiri.

Tapi, diriku sudah banyak mempermalukan dirinya sendiri. Jadi tak ada rasa malu seperti biasa lagi. Malahan, aku seperti tak ada rasa urat malunya.

Yang membuat diriku malu untuk dipermalukan adalah menjadi maid cafe.

***

Maid cafe disini memang wajar di dunia ini, tidak. Mungkin Negara Indoneshia saja ada maid cafe ini.

***

"Tidak...! Mohon cukup."

Ucap ku. Memohon untuk berhenti sampai sini.

Aku sudah memakai kostum seorang maid sekarang. Tapi masalahnya, sudah terlalu lama.

"Masih belum, ini masih 2 menit."

Ucap dia. Dia memberitahu Pefusa, namun sebenarnya Pefusa sudah 10 menit sebagai maid cafe.

"haa.."

Nafas dari mulut Pefusa keluar.

"Kau pasti berbohong kepada aku lagi!"

Aku marah.

"Tidak! Ini benar-benar 2 menit lho..."

Ucap dia serius. Dan juga tatapan tajam ke Pefusa.

"(eh..? sepertinya dia memang jujur,) ... kali ini saja ya, cuman.. hanya 10 menit saja!!"

Aku ucap. Aku sedikit marah tetapi juga sedikit malu.

"..! Beneran? Kalau begitu, ikut aku sebentar yuk!"

Dia seperti senang. Dan dia mengasih tangannya untuk aku.

Aku memegang telapak tangannya. Dan aku dibawa olehnya.

***

Jreng!

Aku sekarang berada ditempat yang ramai. Yaitu pusat perbelanjaan.

"aah malunya..!

Ucap Aku pelan. Aku tentunya malu dibawa ketempat yang ramai sekarang. Memakai pakaian wanita yang dipakai pria, itu gila 'kan!

"Tenang! Menurutku, kamu tidak layaknya banci kok."

Ucap dia. Dia layaknya tidak sedang bercanda namun, di mata Pefusa dia sedang dipermainkan.

"Karena di hadapanku kamu seperti seorang gadis yang berkerja namun mendapat jam istirahat dan bermain-main keluar tetapi lupa untuk mengganti pakaiannya kemudian tersesat dan bertemu denganku lalu, kamu berteman denganku dan kemudian aku membawa kamu ke rumahku dan...."

Ucap panjang dia. Aku menatapnya dengan mata aneh. Dia berbicara sendiri dengan alur yang nyaman. Tapi, dijalan yang ramai seperti ini layaknya orang tidak sehat.

"Dia.. akan kubawa ke tempat rumahku, jangan nangis ya kau!"

Marah aku. Menutupi suara dia yang sedang berbicara panjang lebar.

"..dan kemudian menikah dengan-"

"...!"

Aku kaget karena diakhir ucap dia. Dia menatap aku dengan sadar.

Dia memerah pipinya. Dan tiba-tiba dirinya malu.

"Kamu! Jangan berpikir hal jijik ya!"

"Habisnya.. kamu membicarakan yang aneh sih.."

"Ano.. apa yang kuucap 'kan?"

"Membicarakan tentang aku yang seorang maid cafe kemudian..."

"(Ya ampun! Apakah dia mendengar semuanya?!)..."

"Dan aku menikah dengan kamu."

"...."

Dia sangat malu dan juga kesal.

Kesalnya dia, Pefusa dihiraukan dan tidak di pandang.

***

Cerita masa lalu, tepatnya setelah Han berpisah dengan aku.

Saat itu sedang berkumpul bersama murid yang lain ditempat yang luas.

Itu adalah pembagian kelas selanjutnya.

Dan berlangsung begitu lama. Dan hingga bagian aku dan Han. Han mendapatkan kelas A dan aku B.

Kelas A, adalah kelas yang begitu jauh berada. Tepatnya dibagian barat dari sini.

Hingga saat kelas A benar-benar pergi ke kandang mereka. Aku sudah siap sedih saat ingin Han pergi. Namun, aku tidak tahu rasa saat sudah Han hilang begitu lama. Kini, aku menerima rasa sakitnya. Begitu sakit, hingga aku ingin bunuh diri saja.

Mengapa kelas A pergi ke bagian barat?

Sekolah mengadakan peraturan, peraturan ini baru saja dibuat 3 tahun yang lalu.

Peraturan nya yaitu, mengundi kelas yang berbakat untuk yang lulus akan menjadi petualang yang akan berpetualangan bersama pahlawan terpanggil.

Kelas berbakat ada tiga kelas. Pertama kelas S.

Kelas S adalah kelas yang bisa dibilang kelas yang berbakat dari yang berbakat. Anak yang terpilih namun, masih belum mencukupi wadah dari tubuhnya.

Kelas B adalah kelas yang cukup berbakat. Dan bisa dibilang. Kelas ini merupakan kelas yang tidak ada murid yang tidak berbakat.

Kelas A adalah kelas biasa yang dimiliki sekolah. Namun diantaranya murid yang tidak beruntung bisa masuk ke kelas ini. Yang tidak beruntung bisa terlihat bahwa orang itu adalah berbakat.

Namun, kelas yang terpilih adalah A, kelas yang biasa-biasa saja.

Kelas B tidak anggap terlalu arogan atas terpilihnya kelas A.

Tetapi kelas S tidak percaya dan murid didalamnya menjadi arogan setelah kejadian tersebut.

Sekarang banyak kelas S yang membuli dan arogan terhadap kelas B.

Terutama aku, aku menjadi korban pembulian kelas S.

Satu-satunya orang yang membela aku adalah dia ini.

Yaitu bernama Ghanista Miku.

Aku tidak terlalu yakin bahwa Miku adalah marga yang sama dengan Mawaru.

Tapi yang membuat yakin ku kembali adalah marga yang dia punya adalah nama sang raja dari kerajaan Utara yang bernama Ghanista Urara King.

Kerajaan Utara bernama GUK'dom. Atau Ghanista Urara Kingdom. Raja disebut 'King' dan Ratu disebut 'Queen' dikerajaan GUK'dom.

Kerajaan GUK'dom dikenal sebagai kerajaan yang penuh kasih sayang dan kejam dengan para pengkhianat di dalam kerajaannya.

GUK'dom adalah penyihir es yang terkenal. Raja dan Ratu boleh juga disambut masyarakat Raja es dan Ratu es.

Katanya, GUK'dom mempunyai kerajaan cabangnya di bagian Selatan.

Bagian selatan juga adalah tempat rumahku berada. Dan bahkan.. Mawaru berada dibagian selatan saat itu. Apakah mungkin Kota itu adalah cabang kerajaan GUK'dom?!!

Itu sangat dekat dengan tempat tinggal aku.

***