Chereads / Korban Bullying / Chapter 4 - Perundungan.

Chapter 4 - Perundungan.

Aku berkeliling mencari sosok sahabatku Lee Bora, karena ingin memastikan perkataan Kakak kelas kemarin.

Dari kejauhan, di belakang sekolah ku lihat sosok yang aku cari sedang di rundung oleh mereka, ya mereka berlima, Yoon Inna teman sekelasku, siswa yang tadi mengantarku ke sekolah entah siapa nama nya, satu lagi cowok berasal dari kelasku juga Sung jae won, dan dua lain nya, entah siapa itu.

"Hey, kenapa kemarin kamu tidak datang jalang ? padahal kemarin aku sudah mengundang 5 siswa tampan dari sekolah Yongsan," Ku dengar seorang gadis melontarkan kata itu sambil mendorong kak Bora hingga jatuh.

"Maaf, kemarin aku sibuk," jawab kak Bora tertunduk takut.

"Sibuk? tidak ada alasan untuk berkata sibuk pada kami, karena hidup mu adalah milik kami jalang!" Yoon Inna berkata kasar sambil kaki nya menendang kaki kak Bora.

"Jalang tetaplah jalang, kau membuat sekolahku tercemar, keluar saja dari sekolah ini, akhiri penderitaanmu," Kata seorang siswa laki-laki entah siapa?.

Sedangkan siswa yang tadi mengantarku hanya diam, memasang wajah datar namun dengan senyuman devil di bibirnya.

"Hey, kau jalang, pergi sana, sudah muak melihat wajahmu yang kotor itu," sambung Sung jae won.

Hatiku sakit mendengar semua ucapan mereka pada sahabatku, aku tidak mau tinggal diam, akupun melangkahkan kaki menghampiri mereka.

"Hey, kalian benar-benar keterlaluan," kataku sambil memeluk kak Bora, dan membantunya berdiri.

"Hah, jalang satunya datang juga," Yoon Inna menghinaku dengan wajah ketus nya yang menyebalkan.

"Apa? Aku jalang, kamu? dasar Psychopat!" Jawabku tegas seraya membentak emosi.

"Apa? Kamu berani,"

"Kenapa aku harus takut,? Memang nya kau siapa? Tuhan?"

"Haha kau belum tau bagaimana rasanya di bulli oleh kami ya?"

"Kenapa? Kau mau membuliku? Ingat! Sekarang akulah peraih siswa terpintar di kelas, kamu dibawahku! aku tidak takut sama sekali dengan ancaman orang yang lebih bodoh dariku!" Kataku sambil tersenyum sinis , membuat nya kehabisan kata-kata.

Akupun pergi dengan membawa kak Bora bersamaku.

"Seperti nya akan ada korban selanjutnya," ku dengar kata-kata itu terlontar dari salah satu dari mulut mereka.

"Kita lihat saja nanti,"

Tanpa ku pedulikan, akupun membawa kak Bora ke UKS untuk mengobati luka-luka nya akibat ulah manusia tak ber akhlaq tadi.

"Kenapa kakak tidak melaporkan mereka, ini sudah keterlaluan kak,"

"Mina_ah, kamu harus tau, mereka anak-anak dari pemegang saham di sekolah ini, kamu harus berhati-hati,kamu bisa saja bernasib sama seperti aku, jika kamu ingin lulus dari sekolah ini, maka lebih baik diam saja, jangan hiraukan apa yang mereka lakukan padaku,"

"Enak saja, memang nya aku harus diam melihat kakak tadi di rundung habis-habisan sama mereka, sahabat macam apa aku, jika membiarkan sahabat nya dalam kesulitan akunya sok cuek dan pura-pura tidak tau,"

"Mina_ah, mereka sangat berkuasa disini, kita harus bersikap damai dengan mereka, agar kita bisa lulus, jangan sampai kamu menjadi korban selanjut nya,"

"Lalu bagaimana denganmu? Kenapa kamu di rundung oleh mereka? Apa kakak pernah melawan mereka seperti aku tadi?"

"Tidak!"

"Lalu kenapa kakak di rundung?"

"Aku memang sudah menjadi bahan rundungan mereka sejak kecil,"

"Apa? Yang benar saja, kenapa kakak diam saja,"

"Aku tidak punya pilihan lain, jika aku tidak diam mungkin aku tidak bisa berdiri dan belajar disini, aku harus tetap mematuhi mereka, sampai hutang-hutang keluargaku lunas,"

"Hutang keluarga?" Aku tidak mengerti apa yang maksud perkataan kak Bora.

"Ya. berhutang besar pada Ayah Yoon Inna, sekarang bibi dan paman sedang berusaha keras untuk mencari uang agar bisa melunasi hutang orang tuaku yang telah meninggal, dan mereka menyuruhku untuk bersikap baik pada anak-anak tuan Yoon Min Hyuk, yaitu Yoon Seok Hoon dan Yoon Inna, agar Ayah nya tidak terlalu mendesak kami untuk membayar hutang-hutang itu,"

"Jadi itu alasan kakak mematuhi mereka ? semua demi keluarga ?" Sakit hati ini mendengar cerita dari sahabatku itu, andai aku orang yang berada, mungkin aku akan membantunya melunasi hutang-hutang keluarga nya, tapi apalah daya, aku hanyalah gadis yang sama, gadis miskin yang tak mampu untuk masalah uang sebesar itu.

"Ya begitulah. jadi mulai sekarang kamu berpura-puralah tidak tau saja ya, karena hal itu dapat membantuku, jika kamu terus membelaku, nanti keluarga Yoon pasti akan semakin mendesak dan mempersulit keluargaku."

"Apakah tidak apa-apa ?"

"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa dengan hal itu,"

____________________

Author Pov*

Di suatu malam yang kelam, terlihat Yoon Inna, Joo Sarang, Sung Jae Won dan Park Jihoon sedang nongkrong sembari menghisap rokok di sebuah ruangan luas yang minim dari cahaya, hanya ada satu lampu yang membuat sinar remang-remang disana.

Disana juga ada beberapa siswa laki-laki yang juga ikut bergabung dengan ke empat remaja tadi.

"Dimana hidangan nya ? kenapa lama sekali datang nya bos ?" Tanya salah satu dari mereka pada ke empat remaja yang kini menjadi bos dari siswa yang terlihat dari sekolah yang berbeda.

"Mungkin lima menit lagi dia datang," Jawab Park Jihoon santai.

"Dimana Kakakmu ? dia tidak ikut bergabung dengan kita ?" tanya Park Jihoon pada gadis bernama Yoon Inna.

"Dia dalam perjalanan menuju kemari,"

Tak lama kemudian, terlihat sosok Lee Bora memasuki ruangan yang mirip seperti gudang itu, yang kemudian telihat lagi sosok Yoon Seok Hoon memasuki ruangan itu juga.

"Mulailah. kalian bebas mau ngapain aja sama dia," perintah Joo Sarang pada para siswa laki-laki disana.

Tanpa di perintah lagi, Ke tujuh Siswa itupun mulai menyerbu Lee Bora.

Dan malam itu, menjadi malam yang seperti neraka bagi gadis malang itu.

Hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka, Lee Bora sudah kerap kali di perlakukan seperti itu oleh mereka.

Lee Bora, awal mula kehilangan kesucian nya sewaktu duduk di bangku SMP, saat itu ia masih berusia 14 tahun.

Yoon Inna, dan Yoon Seok Hoon yang waktu itu depresi karena menyaksikan perselingkuhan Ayah nya, dan membuat Ibunya meninggal, mereka kehilangan akal sehat, dan memiliki ide bejat yang mereka rahasiakan dari Ayah nya sampai saat ini.

Mereka dengan sengaja mencampur kan obat perangsang yang mereka curi dari sebuah mini market ke dalam minuman Ayah mereka, kemudian mereka mengunci Lee Bora di dalam kamar sang Ayah yang sudah kehilangan kesadaran, disana, Lee Bora kehilangan kesucian nya karena di perkosa oleh Ayah mereka.

Semenjak kejadian itu, mereka semakin menjadi-jadi, hingga pernah menjual Lee Bora pada seorang Kakek-kakek dan Om-om kaya. Dan hal itu membuat mereka semakin menjadi Psychopath yang menakutkan di usia mereka yang masih belia.

Park Jihoon dengan keji nya merekam adegan Lee Bora yang di gilir oleh tujuh siswa itu, Lee Bora berteriak dan merintih kesakitan, saat mereka memperlakukan nya dengan kasar dan tanpa ampun, ia terus di serang bertubi-tubi oleh ke tujuh siswa yang di perintah oleh mereka.

"Aku mohon, sudahi, aku lelah, aku tidak kuat lagi," Lee Bora memohon untuk di ampuni oleh mereka. Namun, tak ada satupun dari mereka yang mendengarkan nya.

"Kalian, lanjutkan, jangan kasih kendor," perintah Park Jihoon sambil terus merekam kejadian itu.

"Sudah cukup ngerekam nya, ini sudah larut malam, aku sangat mengantuk, yuk kita pulang, tinggalkan saja mereka," ucap Joo Sarang yang kemudian bangkit dan pergi, dan di ikuti ke empat dari mereka.

"Kakak, kenapa tadi kau tidak menonton nya ? ku perhatikan kau terus memainkan handphone mu," Tanya Yoon Inna pada kakak nya.

"Males." Jawab nya singkat, kemudian melangkah cepat menuju motor nya dan pergi.

Di dalam sana, adegan masih terus berlanjut hingga delapan jam berlalu, disana Lee Bora sempat pingsan beberapa kali.

Jam menunjukkan pukul 04:00 pagi, terlihat Lee Bora berusaha keras memakai pakaian nya yang berserakan dimana-dimana, Ke tujuh siswa tadi sudah pergi meninggalkan nya sendiri. hati nya lega, karena akhir nya neraka itu telah berakhir.

To Be Continued...