Chereads / Korban Bullying / Chapter 2 - Persahabatan.

Chapter 2 - Persahabatan.

"Mina_ah, sayang, Song Mina, bangun nak, sudah pagi," suara ibu membangunkan ku. ku rasakan sebuah tangan kasar ibu ku menyapu pucuk kepalaku dengan lembut, kemudian ku rasakan bibir ibu mencium keningku penuh kasih, ku buka mata perlahan kemudian tersenyum padanya.

"Ibu, jam berapa ini,?" Tanyaku dengan nada serak khas bangun tidur, sembari mengucek mata memperjelas penglihatan.

"Jam 06:00 sayang, sana mandi, kemudian turun untuk sarapan, ibu sudah buatkan bekal untuk di bawa ke sekolah," Ibu mengelus pucuk kepalaku.

"Iya bu, makasih sudah membangunkan Mina,"

Akupun beranjak menuju kamar mandi, bersamaan dengan ibu menuju dapur.

Setelah selesai dengan ritual mandiku, aku pun memakai seragam, menyisir rambutku yg lurus panjang sebahu dengan sedikit poni disana, setelah selesai akupun melangkah menghampiri ibu yg sudah menungguku di meja makan.

"Tumben harus di bangunin, biasa nya bangun sendiri kok," kata Ibu padaku.

"Ah itu, maaf, kemarin aku gak langsung pulang dari sekolah, aku masih main- main sama temanku hingga larut, jadi telat tidur semalam hehe," sambil memasukan sepotong roti bakar ke dalam mulut mungil ku.

"Wah, jadi putri ibu sudah punya teman baru, sukurlah di hari pertama langsung punya teman," ucap Ibu senang.

"Iya bu, dia baik sekali padaku, kita juga mempunyai kemiripan,"

"Apa kamu senang putriku,?"

"Tentu, aku senang sekali Ibu,"

"Sukurlah, Ibu juga ikut senang,"

"Ya udah Bu, aku berangkat dulu," Pamitku setelah menghabiskan sepotong roti bakar yang di siapkan oleh Ibu.

"Iya sayang, hati-hati,"

Akupun melangkah keluar rumah setelah mendapat kecupun singkat di keningku dari Ibu tercinta.

Di halte bus, aku menunggu kak Bora, namun dia tak kunjung datang, padahal sudah ku kirim pesan berkali-kali, namun aku tak kunjung mendapat balasan.

Pada akhir nya bus datang dan akupun berangkat seorang diri tanpa teman baruku itu.

"Kak Lee Bora, aku mengirim pesan padamu, kok gak bi balas," kataku sambil menghampiri nya yg duduk sendiri di taman samping sekolah.

"Ah, maaf, aku tidak melihat handphone, apa kamu menungguku,?"

"Iya, tentulah, Eh Kak Bora, ada apa dengan wajahmu,?" Tanyaku, ketika melihat wajahnya membiru karna memar disana.

"Ah, tidak, bukan apa- apa, aku hanya tidak sengaja terjatuh semalam," Dia tersenyum sambil menjelaskan.

"Ah begitu, apa tidak seharus nya kita ke UKS saja,?" Ucapku khawatir.

"Tidak perlu, aku tidak apa-apa Mina,"

"Ah baiklah, ah iya, nanti pulang sekolah ke rumahku ya, biar kakak tau rumahku, atau aku yang main ke rumah kakak, bagaimana,?" Ajakku penuh semangat.

"Boleh, gimana kalo kamu aja yang main ke rumahku dulu, besok-besok aku yang akan main ke rumah kamu , bagaimana,?"

"Baiklah Kak, kalo gitu aku akan ke kelas dulu, sampai jumpa nanti,"

Akupun melangkah menuju kelas.

Kaki kulangkahkan menuju bangku, disana, dikelasku, aku tak memiliki teman, karena dari sekian banyak nya siswa di kelas ini, hanya aku yang dari kalangan keluarga biasa, mereka semua terlahir dari keluarga kaya, bukan hanya di kelasku, bahkan semua sekolah seakan- akan tak ada yang semiskin aku.

Mereka semua seakan- akan memasang pandangan sinis terhadapku, mereka tau kalo aku orang miskin karna setiap hari aku ke sekolah mengendari bus, beda dengan mereka yang di antar oleh supir pribadi dengan mobil mewah, tapi aku tak perduli dengan semua itu, aku bangga dengan diriku sendiri, aku bisa masuk sekolah ini dengan kecerdasanku, aku memang bukan gadis yg terlahir dari orang tua yang berharta, namun aku bangga terlahir dari rahim seorang wanita yang baik dan kuat seperti ibuku.

"Hey, kau Song Mina ya,?" Kata seorang siswi, yg membuatku terkaget karna dia bertanya sambil menendang bangku tempatku duduk.

"Iya, aku Song Mina," jawanku sembari menutup buku yg sedari tadi ku baca.

"Hey kawan-kawan, ini dia murid kedua termiskin di sekolah kita," kata gadis tadi, gadis yang sangat cantik, rambut nya pendek seleher, kulit nya putih bersih terawat, semua yg ia pakai bermerek, dia gadis paling populer di sekolah ini, yang tak lain "Yoon Inna" putri dari pemegang saham terbesar sekolah ini Serim, Yoon Inna sekelas denganku.

Aku hanya diam, karna apa yang dia katakan benar adanya, aku memang gadis miskin, namun tadi ia bilang aku murid kedua yang miskin di sekolah ini, memang nya siapa selain aku? Ah mungkinkah kak Bora? Dia juga berangkat dengan bus kesekolah.

"Heh, Song Mina, apa kau tidak malu ke sekolah dengan barang- barang seperti itu,?" Hina nya lagi.

"Kenapa aku harus malu?, toh memang ini yang aku punya," jawabku mantap tanpa ragu- ragu.

"HEY, SONG MINA, KAMU BERANI YA MENJAWAB YOON INNA," kata gadis lain nya dengan nada keras.

"Kenapa aku harus takut, aku tidak salah apa- apa disini," jawabku santai.

"KAMU TAU DIA SIAPA,?"

"Dia Yonn Inna" jawabku simple.

"KAMU KENAL DIA PUTRI SIAPA,?"

"Aku belum berkenalan dengan orang tua nya, jadi aku tidak kenal," ku jawab dengan senyum meledek.

"HEY SONG MINA, KAMU SUDAH BENAR-BENAR KETERLALUAN YA,"

"Kok ngegas, perasaan semua jawabanku benar,"

Ku lihat mereka mati kutu, kemudian mereka keluar dari kelas, namun sebelum keluar Yoon Inna menatapku sinis sejenak, kemudian mengikuti langkah gadis yang ngegas tadi.

Ku hembuskan nafas, dan melanjutkan membaca buku yang sempat tertunda tadi, sekilas ku lihat beberapa siswa tersenyum ke arahku, namun aku abaikan, karena aku tau mereka pasti senyum mengejek ku.

_______________

Sepulang sekolah aku pergi ke rumah kak Bora seperti janji kami tadi.

"Ini rumah ku, sempit dan jelek, semoga kamu tetap mau berteman denganku meskipun kamu tau keadaanku seperti ini,"

"Ini sih bukan sempit kak, kalo kakak tau rumahku, kakak pasti akan terkejut, rumahku jelek banget, sempit banget kak, kakak tau daerah myeongdong, disana rumahku, kakak harus menaiki banyak anak tangga jika ingin ke rumahku, buruk bukan," Jelasku panjang lebar, membuatnya tertawa.

"Kamu bisa saja,"

"Kakak tinggal sama siapa disini,?"

"Aku tinggal dengan paman dan bibiku, mereka sepertinya belum pulang,"

"Ah begitu, orang tua kakak,?"

"Aku yatim piatu,"

"Ah, maaf kak, aku tidak bermaksud_"

"Tidak apa- apa,"

Cukup lama kami berbincang- bincang, dengan di temani camilan- camilan dan ramyeon, tak terasa hari sudah gelap, karna takut membuat ibu khawatir akupun pamit izin pulang pada Kak Bora.

Aku duduk di halte bus, sambil menunggu bus datang seperti biasa yang kulakukan, akupun membaca buku.

Beberapa menit kemudian bus datang, dan akupun naik dan duduk di pinggir jendela, aku mulai was-was, ketika ku perhatikan ada pria mengendari motor serasa terus mengikutiku dari tadi, tapi perasaan itu aku tepis jauh-jauh, aku yakin itu hanya sebuah perasaanku saja.

To Be Continued...