Chereads / Heart of Freedom / Chapter 12 - Speck of Trouble

Chapter 12 - Speck of Trouble

Qi milik Tao terlihat mulai terpusat pada tangannya, Jazz sudah bersiap memasang kuda kuda

"Akan kubuat kau tak sadarkan diri"

Beralih ke lain tempat, Jun masih berusaha mencari Niko yang tak tau entah dimana. Dia menanyakan pada para petugas yang bekerja di Organisasi Zero, Jun pada akhirnya diberi tau bahwa Niko sedang berada di kafe biasa yang sering Jun datangi juga. Kembali ke Jazz dan Tao, pertarungan mereka sudah berlangsung 10 menit. Jazz mengalami luka yang lebih banyak dibanding Tao

"Hanya segitu yang kau mampu lakukan, mengecewakan" hina Tao kepada Jazz

"Tapi aku masih berdiri, selama aku masih berdiri, tidak akan kubiarkan kau lewat" gertak Jazz

"Walaupun keadaanmu sudah seperti itu, kau masih keras kepala ya" ucap Tao sembari menertawainya

Jazz mengingat kembali latihan yang dilakukannya bersama Hunter yang dulu menyelamatkannya.

"Hei Jazz, kau membutuhkan bertahun tahun untuk mempelajari teknik berpedang milik klan Tochigi secara sempurna, aku saja yang asli klan Tochigi tak bisa melakukannya dengan sempurna, walau begitu ada 2 orang yang bisa menguasainya secara sempurna, mereka seumuran denganmu sepertinya" ujar seseorang yang mengasuh Jazz

"Hei paman, suatu hari aku pasti akan melampauimu" ucap Jazz dengan percaya diri

"Hahaha, aku anggap itu sebuah janji loh" balasnya dengan tersenyum

Jazz mengeluarkan air mata ketika mengingat momen bersama hunter yang menyelamatkannya itu, tapi dia harus menahan rasa tersebut.

"Tao, apa kau tahu rasanya babak belur?" tanya Jazz sembari menundukkan kepalanya

"Hah? apa yang kau bicarakan?"

"Kalau kau tidak pernah merasakannya, maka....BIAR AKU YANG MEMBUATMU MERASAKANNYA!" ucap Jazz lalu memasang kuda kuda barunya

"Kuda kuda itu...."

"Teknik Berpedang Klan Toshigi"

Tao terbelalak setelah mendengar teknik itu, tetapi seketika dia semakin marah

"Kau....bahkan mencoba meniru tekniknya, APA KAU INGIN MENGHINAKU SIALAN!!" teriak Tao lalu dia mulai serius dengan menggunakan qi dalam jumlah yang lebih besar

"Kau tidak sesemangat ini sebelumnya, Demon Slayer" ucap Jazz kembali

Lagi lagi Tao semakin memuncak emosinya setelah Jazz memanggilnya Demon Slayer

"Apa aku salah sebut ya? Padahal julukan itu lumayan keren" tanya Jazz kepada dirinya sendiri

"Maju bocah kampret" teriak Tao

"Sesuai keinginanmu" ucapnya menanggapi

Dengan mengumpulkan qi pada kakinya, dia menggunakannya sebagai pelontar pertama sehingga dia maju dengan cepat ke arah Tao. Jazz melayangkan serangan kepada Tao, namun Tao dapat menghindarinya dan melakukan counter.

"Tekniknya benar benar hampir sempurna, tapi...." ujar Tao didalam hatinya

"Aku sudah pernah berhadapan dengan pengguna teknik ini sebelumnya, kau tidak akan bisa mengalahkanku!!" teriaknya pada Jazz

Segala serangan Jazz seakan dapat di counter semuanya.

"Aku harus mempercepat seranganku" ucap Jazz di dalam hati

Tao yang sadar akan perubahan kecepatan yang ditunjukkan oleh Jazz cukup terkejut. Kali ini dirinya juga cukup kewalahan dan pada akhirnya menerima beberapa serangan dari Jazz. Tao memberikan pukulan overhook tepat ke depan muka Jazz, akan tetapi dirinya dapat menunduk dan maju melayangkan serangan ke arah perut Tao. Tao yang pernah melihat gerakan itu dulu, menendang kepala Jazz menggunakan lututnya.

"B-bagaimana mungk-...." ucap Jazz yang kebingungan mengapa Tao bisa menghindari itu semua

"Sudah kubilang aku pernah melawan orang yang memakai teknik ini, kalau memang kau meningkat seperti ini, maka....saatnya menggunakan seluruh kemampuanku"

"Kemampuan seperti apa yang dia sembunyikan" tanya Jazz dalam hati penasaran

"Sekuat apapun dirimu, aku pasti bisa mengalahkanmu kepala batu" ucap Jazz kembali

Disaat dirinya mencoba menyerang lagi, Tao memberikan tendangan dwi chagi ke perut Jazz.

"Hueeks (Apa? Ini taekwondo)

"Belom selesai" ucap Tao lalu meluncurkan pukulan seiken

"*cough* (Karate? dia menguasainya juga? Seberapa banyak beladiri yang dia kuasai?)

Jazz terbaring di tanah, dia mengira Tao hanya menguasai tinju, tapi dirinya tidak boleh menyerah.

"Masih bisa berdiri? Hebat" puji Tao terhadap ketahanan yang ditunjukkan Jazz

"Haha, aku tak m-menyangka kau menguasai beladiri sebanyak itu" ucapnya sembari tertawa kecil

"Mari kita lanjutkan hingga batasnya" balas Tao yang siap mengakhiri pertarungan

Jazz dan Tao hendak memulai kembali pertarungan mereka.

"STOOOPPP" teriak seseorang

Seketika mereka berdua menoleh ke arah suara itu.

"Syukurlah, aku kira hidupku akan selesai sebentar lagi" ucap Jazz merasa lega

"Hei Tao, kau lagi lagi membuat masalah ya bocah sialan" ujar Niko yang datang dari belakang Jun

Dengan kekuatan telekinesisnya, Niko menahan pergerakan Tao

"Memangnya salahku apa tua? aku.....aku, hanya ingin memberinya balasan setimpal, tapi orang orang bodoh ini hanya menghalangiku"

"Hei apa kau lupa seberapa bahayanya Urio Kolosis itu. Ingat kita merupakan makhluk sosial, kau tidak bisa memaksakan dirimu sendiri" Niko mengingatkan Tao

Tao hanya bisa menundukkan kepalanya dan merenung

"Tao"

"Hm?" jawabnya lalu membalikkan badannya

"Kau tahu kan? kami sudah berjanji akan membantumu, aku dan Jazz sudah berkomitmen dari awal kepadamu, jadi kami akan meneruskan komitmen itu hingga akhir" ujar Jun menyadarkan

"Kenapa....kenapa kau membantuku? bahkan setelah apa yang barusan terjadi, kau masih berniat membantuku" ucap Tao

"Karena kau itu temanku, hehe" balas Jun dengan polos

"Teman? Jangan bercanda, aku tak pernah mengakuimu sebagai teman"

"Bagiku itu semua bukanlah masalah, aku hanya perlu berusaha agar kau mengakuiku" balas Jun kembali

Tao merasa heran sekaligus tersentuh mendengar jawaban Jun

"Mec, kau benar benar memilih orang yang tepat, haha" ucap Niko yang berada di kejauhan

Niko mulai mendatangi mereka bertiga

"Baik bocah kampret, apa kau sudah baikan sekarang?"

"Entahlah" kesal Tao

"Melihat ekspresi mu yang sudah terlihat normal kembali, bisa disimpulkan seperti itu kan? Lebih baik kita pindah ke tempat lain, aku tidak suka berdiam disini terlalu lama, banyak nyamuk" ucap Niko dan terlihat nyamuk nyamuk yang mendekatinya meledak dalam sekejap

"Benar benar terlihat menyombongkan diri" kata Jazz dalam hatinya

"Bagaimana kalau kita lanjutkan ini di kafe?" usul Jun

"Setuju setuju, aku akan mentraktir kalian semua, mumpung aku baru mendapatkan bayaran yang besar"

"Yuhuu, aku ingin kopi susu" ucap Jun senang

"Simpan mulut besarmu itu, berisik tau" hina Jazz

"Cih, uruskan saja muka bonyokmu itu dulu. OH IYA! Bagaimana kau ke kafe dalam keadaan seperti itu?"

"Aku akan menyusul nanti, aku pulang ke rumah dulu untuk membereskan keadaanku ini"

"Jazz maaf ya, karenaku kau jadi babak belur begitu" ucap Tao dengan penuh penyesalan

"Iya iya, sudah jangan diungkit lagi, anggap saja kau sedang sparing denganku" balas Jazz kesal dan sedikit menahan malu

Mereka semua pun pergi ke kafe yang biasa dikunjungi tanpa Jazz, di perjalanan Tao meminta maaf kembali pada Jun atas apa yang terjadi. Jun hanya tersenyum dan sudah memaafkan hal itu. Dia juga mengerti perasaan Tao yang membuat dirinya lepas kendali.

Di dalam kafe Niko bertemu dengan Zan yang sedang duduk santai sendirian. Terlihat dia sedang diminta tanda tangan oleh para wanita disana.

"Oi oi minggir, hei Zan tumben kau kesini?" tanya Niko

"Aku hanya mengatasi kejenuhanku dengan bersantai disini. Kau sendiri kenapa bisa bersama Jun?" tanya Zan balik

"Hm, cukup sulit dijelaskan, singkatnya bocah sialan ini lepas kendali dan Jun meminta pertolonganku" ucapnya sembari menunjuk Tao

"Lalu kalian kesini mau berkelahi di depan umum?" hina Zan kembali

"Tidak seperti itu...." ucapan Niko terpotong karena para wanita datang kembali mengerumuni Zan

"Bisakah kalian santai? Setidaknya aku juga eksekutif loh, apa yang kurang dariku?" kesal Niko melihat para penggemar Zan

"Kau kurang kalem tua" celetuk Tao

"Kau berani mengejekku setelah membuat masalah hah? Tak tau diri"

"Sudah sudah, lebih baik kita duduk di sebelah sana, sekalian memesan minuman, benar bukan?" Jun menenangkan suasana

"Ya!" jawab Tao dan Niko bersamaan

"Phew, mereka berdua memang mirip ya, buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya" Jun didalam hatinya

Setelah memesan minuman, datang Jazz dari pintu depan sudah memakai pakaian rapih namun dengan muka dan badan penuh perban disana sini. Jazz tidak ingin dekat dekat dengan siapapun, tersentuh sedikit saja, tubuhnya akan terasa sakit. Jazz merasa pegal pegal di sekujur tubuhnya.

"Haha, luar biasa kau masih bisa berpakaian serapi itu, kukira kau tidak akan datang" ejek Niko

Jazz hanya bisa terdiam dengan muka yang terlihat kesal, tapi apa daya menggerakkan tubuhnya sendiri saja sulit.

"Jazz kau bilang ingin kopi susu kan? Aku pesankan ya!" ucap Jun

"Ya ya, terserah"

Mereka berempat akhirnya mengobrol dengan baik, Niko berkata bahwa dirinya juga ingin sekali memberi pelajaran pada "orang" itu. Tetapi sekali lagi, semuanya harus direncanakan dulu. Urio Kolosis bukanlah tempat untuk bermain main, sedikit salah mengambil langkah, bisa tamat riwayat mereka disana. Yang perlu diwaspadai juga, bila nanti keberadaan mereka diketahui, maka yang harus mereka lawan bukan lagi monster biasa namun bisa saja salah satu pemimpin wilayah yang mungkin saja adalah pemimpin utara bernama Zaltar. Karena menurut data yang ada Zaltar adalah pemimpin wilayah yang paling setia pada raja monster, jadi persentase kemungkinan dia berada di Urio Kolosis sangat tinggi. Tapi yang pasti mereka sedang menyusun rencana untuk menyusup kesana.