Chereads / Heart of Freedom / Chapter 14 - Hell Gate

Chapter 14 - Hell Gate

Operasi merekrut orang yang dibutuhkan dimulai, Niko merekrut Grup Monstero, sedangkan Jun dan Jazz pergi merekrut Tim Zayden. Tao sendiri mengajak adan memohon pada beberapa hunter kelas menengah dan kelas atas yang dikenalnya. Mereka benar benar mempersiapkan pasukan secara matang.

Di tempat lain terlihat Niko yang sedang bernegosiasi dengan Grup Monstero. Grup itu terdiri dari 3 hunter kelas atas dan 1 hunter kelas spesial. Anggotanya diantara lain Stoma yang merupakan pemimpinnya, Arkouda, Jack, dan Furry. Stoma dan Arkouda merupakan Monster namun memutuskan untuk berpihak dan menjadi Hunter, sedangkan Jack merupakan Manusia yang dihidupkan kembali lewat Teknik "Pemanggilan Jiwa Tersesat" yang menggunakan jantung monster sebagai bahannya, sehingga saat ini dia teridentifikasi sebagai manusia setengah monster. Berikutnya adalah Furry yang saat ini tidak ada yang tau makhluk apa sebenarnya dia, dan hanya segelintir orang yang tau nama aslinya. Dia memiliki kekuatan layaknya Monster seperti regenarasi dan lainnya, tetapi dia masih memiliki kulit seperti manusia. Furry berpenampilan layaknya memakai kostum rubah dan dia juga adalah satu satunya hunter kelas spesial di grup ini.

"Maaf karena aku bertanya, tapi apa untungnya itu bagi kita?" tanya Stoma

"Benar, apa untungnya bagi kita, kita menjadi hunter karena hanya menginginkan ketenangan" jelas Arkouda

"Tenang tenang, jika kalian ikut dalam misi rahasia ini, kalian akan kuberi bayaran yang tinggi, apa itu cukup? Jika itu belum cukup, aku akan memberi barang barang yang berharga dari sana pada kalian. Kalian juga bisa dibilang hunter bayaran kan?" tanya Niko meyakinkan

"Nah hahaha, sudahlah Stoma ambil saja misi ini, lagipula aku yakin kita tak akan mengalami kesulitan sama sekali" ucap Jack

"..." Furry hanya terdiam sambil mengangguk menyetujui Jack

"Hmm, baiklah, lagipula aku sudah mendengar rincian tugasnya, kurasa itu tidak terlalu sulit" ucap Stoma dengan yakin

"Kalo begitu, dengan Stoma yang sudah setuju, maka negosiasi kita sudah selesai, aku pergi dulu" balas Niko yang langsung pergi setelahnya

"Ya silahkan"

Setiap hunter yang sudah diajak oleh Tao juga mulai berlatih satu sama lain karena mereka tau disana bukanlah tempat bermain. Jazz dan Jun juga kembali bersama dengan Tim Zayden disebelahnya. Zayden merupakan hunter kelas atas dan terkenal karena perisai yang dia gunakan, perisai itu dapat menahan segala serangan seakan itu menyerapnya, sekuat apapun itu, pasti bisa ditahan layaknya selembar kertas menggunakan perisainya. Dengan banyak hunter hunter berpengalaman yang sudah mereka rekrut maka mereka benar benar sudah siap menjemput ajal. Niko mengumpulkan semua hunter yang sudah datang pada satu tempat.

"Baik para kadet, besok kita akan pergi ke neraka itu, kita berkumpul di hutan ini kembali besok, dan aku akan membawa beberapa alat dan senjata untuk kalian" ucap Niko menjelaskan

"Cara apa yang dia gunakan untuk membawa alat alat yang banyak nanti secara rahasia?" tanya Jun terheran didalam hatinya

"Apakah sudah jelas?!" teriak Niko tegas

"Jelas Pak!!" jawab seluruh Hunter disitu

Lalu perkumpulan itupun dibubarkan. Tao yang berada di barisan belakang merasa bahwa harinya akan tiba. Hari yang sudah dia tunggu tunggu selama bertahun tahun. Senyum kembali terukir di wajah Tao yang sudah lama menghilang sejak lama.

"Jun, Jazz, terimakasih" kata Tao didalam hatinya

Setelah perkumpulan itu bubar, Niko menghampiri Jun dan memberi tahu padanya bahwa Jun membutuhkan senjata. Dirinya menyebut bahwa besok pilihlah senjata yang Jun mau.

"Jun, pilihlah senjata apapun yang kau mau, kau benar benar membutuhkan senjata"

"Baik pak"

Keesokan harinya, mereka berkumpul lagi di tempat yang sudah dijanjikan tapi tak terlihat ada Niko disana. Beberapa hunter masih terlihat tak percaya diri dengan nasibnya nanti. Saat itu juga Tao maju ke depan untuk menyampaikan sesuatu.

"Terimakasih untuk kalian semua yang sudah bersedia datang untuk misi ini. Aku Tao hampir tak percaya ada beberapa orang yang rela mengorbankan waktu bahkan nyawanya hanya untuk membantuku, sekali lagi aku mengucapkan terimakasih"

Semua orang disitu tersenyum mendengar apa yang dikatakan Tao, membuat para hunter yang sebelumnya tampak cemas kembali mendapatkan kepercayaannya. Setelah sekitar 30 menit, disaat orang orang saling mengobrol untuk mencairkan suasana, Niko datang dengan membawa 1 mobil penuh peralatan.

"Hei kalian semua, maaf aku terlambat, silahkan ambil alat yang kalian perlukan!"

Para hunter dengan cepat mengerubungi mobil itu. Sedangkan Niko membawa beberapa senjata dan menghampiri Jun. Dia menaruh beberapa senjata yang akan dipilih oleh Jun. Terlihat disitu ada pedang, kapak, perisai, panah, dan lain lain.

"Jun, pilihlah yang kau mau, aku sudah membawa yang kubisa" ucap Niko kepada Jun

"Serius?!!"

"Ya pilihlah"

Jun dengan teliti mengamati satu demi satu senjata yang ada disitu. Ada pedang hitam yang besar, bilahnya seperti terlihat mampu membelah monster menjadi 2 hanya dengan sekali tebas, ada juga palu besar yang mungkin bisa menghancurkan dinding bangunan.

"Bagaimana apa kau sudah memutuskan pilihanmu?" tanya Niko kembali

"Hmm.....bagaimana dengan yang ini?"

"Serius kau akan memilih itu?!" tanya Niko memastikan pilihannya

"Iya, memangnya kenapa?"

"Tidak kenapa napa sih, aku hanya heran dari sekian senjata kau malah memilih itu"

Jun ternyata memilih tongkat panjang yang menurut Niko hanyalah senjata yang biasa biasa saja.

"Kalau memang itu pilihanmu, mau bagaimana lagi"

Niko memberikan tongkat itu kepada Jun, dan para kadet disuruh berbaris kembali.

"Dengar semuanya, hari ini, saat ini juga, kita akan berangkat untuk memasuki jurang neraka, kutanya sekali lagi, apakah ada yang mau keluar dari misi ini sebelum kita berangkat?!"

"Tidak Pak!!!" jawab semua orang serentak

"Kalau begitu mari kita berangkat, kita akan memasuki portal yang akan dibuat oleh salah satu rekan kita. Kita akan membawa kendaraan yang sudah disiapkan dengan memasukkannya ke portal. Portal yang dibuat akan berada di ujung pulau, maka dari itu gunakan kendaraan hingga jarak 5-15 km dari Urio Kolosis, lalu dilanjutkan dengan berjalan. Ingat, setelah kita turun dari kendaraan, cepat pakai jubah yang sudah aku berikan kepada kalian semua!! Mengerti?!"

"Mengerti!!"

"Baik mari kita berangkat!"

Mereka akan menggunakan 5 kendaraan yang mengangkut 10 orang tiap mobilnya sedangkan Tao menggunakan motornya sendiri setelah sampai pada pulau dimana Urio Kolosis berada.

Setelah sampai di pulau itu, mereka menaiki kendaraan masing masing. Niko, Jazz, Jun, dan Monstero berada pada satu mobil

"Bolehkah aku membunuh semua orang disini kapten? hahahahah" ucap Jack

"Jagalah sikapmu Jack!!" bentak Arkouda

"Santai dong, aku kan cuman bercanda. Lihat, kapten saja tidak marah"

Terlihat Stoma yang hanya terdiam memperhatikan tingkah laku anggotanya. Di perjalanan Niko memberikan alat yang bernama Needle Bomb. Alat itu berbentuk seperti jarum kecil yang panjang namun dapat meledak dalam waktu 5 detik setelah terkena target. Niko menyuruh menggunakan ini untuk menarik perhatian di gerbang utara.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka mencapai titik dimana mereka harus memberhentikan kendaraan

"Baik, sepertinya cukup sampai disini, kita lanjut dengan berjalan kaki"

"Tao, bagaimana dengan motormu?" tanya Jun

"Ohh soal itu, motorku sudah ditaruh ke dalam mobil"

"Hmmm"

Perjalanan masih dilanjutkan, mereka semua harus berjalan sekitar 11 km agar sampai ke Urio Kolosis. Jun bicara terus menerus hingga membuat Jazz jengkel. Jazz menyuruh Jun agar diam, tapi Jun tetap terus bicara tentang kekhawatirannya.

"Jazz, bagaimana ini cara memakai tongkat?"

"Cih, kan kau sendiri yang memilih tongkat, kenapa kau malah khawatir?"

"Saat itu terjadi, aku bingung ingin memilih apa, jadi ya sesuai hatiku saja"

"Ya sudah, jangan banyak mengeluh, kau pernah latihan menggunakan tongkat kan saat dengan Mec(?)"

"Ohh iya juga, aku lupa hehe"

"Cih.."

Tanpa mereka sadari, mereka sudah dekat dengan Urio Kolosis. Jun dapat melihat betapa besarnya Urio Kolosis dari kejauhan. Setelah melihat betapa besarnya Urio Kolosis, sebagian hunter mulai merasa gugup kembali. Ini akan jadi misi yang sulit.