"Hah? Liburan?"
"Ya anak muda, bukannya aku sudah bicara tentang hal ini padamu kan?"
"Hmm, sepertinya saya lupa"
"Jadi bagaimana, apa jawabanmu?"
"Mungkin pantai destinasi liburan yang bagus"
"Boleh juga, baiklah, aku akan memberitahu ini ke Zan dan Niko"
"Zan dan Niko ikut?"
"Tentu saja, mereka sudah kenal cukup dekat denganmu kan?"
"Kalau soal saya kurang tau"
"Tenanglah, makin banyak orang makin bagus, hahahahah"
Disaat Jun dan Mec sedang mengobrol, Rio hanya bisa melihat dan mendengarkan mereka berdua. Mec yang menyadari hal itu, menawarkan Rio untuk ikut berlibur bersama juga. Rio sebenarnya bisa saja, tapi dia merasa harus tetap membantu pengurus panti, mengingat dia adalah anggota panti tertua disana. Rio juga masih sekolah jadi walaupun berangkat saat akhir pekan, tetap saja ada tugas sekolah yang perlu dia selesaikan. Dia pun memutuskan menolak ajakan Mec dengan baik.
Mec mengerti akan keputusan Rio. Setelah itu, Mec pergi ke kamarnya dan mengambil beberapa buku panduan seni beladiri, dan memberikannya kepada Rio.
"Ini buku untukmu, semoga bermanfaat ya"
"Itu pasti om, akan selalu kubaca nanti"
"Baguslah kalo begitu, katanya kamu ingin latihan dengan Jun kan?"
"Gak om, tadi sudah. Saya pulang dulu ya om"
"Ohh iya iya, Jun antar Rio pulang, takut ada sesuatu di jalan"
"Baik pak"
Di tengah perjalanan, Rio bertanya tanya soal Mec dan kenapa dia terlihat sangat baik kepada Jun. Jun hanya menjelaskan bahwa itu semua dikarenakan Mec sudah menganggap dirinya sebagai keluarganya sendiri dan Jun bersyukur atas hal itu. Setelah beberapa lama, akhirnya Jun sampai di depan panti asuhan tempat Rio tinggal.
"Jadi ini panti asuhannya?"
"Iya kak, terimakasih ya sudah mengantar, mampir dulu kak?"
"Sama sama, nanti kapan kapan aku mampir deh ke panti"
"Ohh oke lah kak, aku masuk dulu ya"
"Iya, sampai jumpa"
"Sampai jumpa"
"Eh tapi Rio, seperti yang kubilang, sepertinya nanti aku tidak bisa melatihmu, mungkin akan lama"
"Iya tidak apa apa kak"
"Ingat saranku, berlatih lah sendiri sampai saatnya kita bertemu lagi"
"Siap kak"
Kemudian Jun pulang kembali ke rumah Jazz, dan melihat Jazz yang sedang berbaring sembari bermain handphone. Disana juga Kak Nita sudah pulang kerja. Jun menghampiri Jazz dan bertanya apakah Kak Nita sudah datang sebelum dirinya bangun. Jazz menjawab tidak, dia sudah bangun terlebih dahulu, lalu Jazz bertanya kemana Jun pergi. Jun menjelaskan bahwa dia pergi melatih temannya yang bernama Rio, mengajarinya sedikit tentang tinju.
"Hahahah, banyak gaya sekali kau Jun"
"Bukan banyak gaya, aku cuman ingin membantu"
"Kenapa tidak kau ajari saja teknik pamungkasmu?"
"Ya tidak mungkin lah, dia saja tidak tau cara mengontrol qi, bodoh sekali kau"
"Cih, kalau aku bodoh, kau apa?"
"Sudahlah lupakan. Oh iya, Mec mengajak kita untuk liburan nanti, apa kau mau?"
"Pasti mau lah, jarang jarang kita berlibur, memangnya mau libur kemana?"
"Tadi Mec bertanya padaku mau berlibur kemana, nah-"
"Kau jawab apa?"
"Tunggu dulu, selesaikan aku bicara dulu sialan. Nah aku menjawab pantai"
"Kenapa pantai bodoh? Kenapa kau tidak bilang ke gunung, pantai itu panas, kulitku terbakar nanti"
"Halah tidak usah sok seperti itu, lagian aku hanya memberi saran, belum tentu dikabulkan"
Keesokannya, saat Jun bertemu Mec di Gedung Zero. Mec memanggil Jun, Jazz, Niko, dan Zan ke kantornya.
"Aku sudah memutuskan untuk kita berlibur ke pantai!! Hahahaha"
"Kan sudah kubilang Jun, dia pasti mengabulkan saranmu idiot"
"Ya jangan salahkan aku, aku tidak tau kalau kau ingin ke gunung"
"Cih"
"Sudah kuduga pasti ke pantai" ucap Niko
"Kenapa mukamu begitu bocah sombong, apa kau tidak suka?"
"Bukan, hanya mudah tertebak saja"
Dan Zan hanya terdiam melihat tingkah laku mereka semua
"Jangan lupa kau ajak Tao ya bocah sombong"
"Iya iya, apa sekarang aku boleh tidur lagi dikantorku?"
"Ya silahkan, bubar semuanya, hahahaha"
Mec berusaha menghubungi Teressa, untuk bertanya dimana keberadaan Leo sekarang dikarenakan Leo tidak berada di kantornya saat ini. Teressa memberi tahu Mec bahwa Leo sedang berada di luar kota entah sedang melakukan apa, tapi Leo hanya memberitahunya bahwa itu sesuatu yang penting. Sebagai gantinya, Leo menunjuk Teressa untuk mengatur dan mengurus semuanya selama dia tidak ada, karena Leo tau eksekutif lainnya selain Teressa bukanlah orang yang suka mengatur banyak hal, jadi dia mempercayakan tugasnya pada Teressa. Ketika Mec tau tentang hal itu, dia meminta izin pada Teressa tentang rencana liburannya. Awalnya Teressa menolak karena jika 3 dari 4 eksekutif mengambil liburan sementara, siapa yang akan melindungi Organisasi jika ada ancaman. Apalagi para hunter kelas spesial selalu sibuk dengan urusan dan misinya sendiri sendiri. Tetapi Mec meyakinkannya bahwa mereka hanya akan berlibur sebentar saja dan Mec sedikit memuji Teressa dengan berkata tidak akan yang bisa mengganggu Organisasi jika ada Teressa. Walaupun Teressa sedikit ragu, pada akhirnya dia mengizinkan mereka untuk berlibur.
Setelah berhasil mendapatkan izin untuk berlibur, Mec langsung pergi ke tempat Jun dan Jazz tinggal untuk memberitahu kabar ini. Tapi sesaat dirinya sudah sampai di tempat, ternyata hanya ada Nita, kakak Jazz. Lalu Mec pun menanyakan kemana perginya Jun dan Jazz, karena setaunya Jun hari ini tidak mendapatkan misi pengarahan dari Zan. Nita hanya diberitahu bahwa mereka hendak pergi menghirup udara segar, Nita juga memberi saran mungkin mereka pergi ke tempat biasa mereka berkumpul. Tempat yang pertama kali terpikirkan oleh Mec adalah hutan tempat biasa dia dan Jun bersantai. Dia berterimakasih kepada Nita dan langsung bergegas pergi kesana.
Terlihat di hutan itu, Jun dan Jazz sedang bertarung antar satu sama lain. Sepertinya Jazz menerima serangan lebih banyak dibanding Jun. Mungkin hanya dengan melihat, semua orang tau siapa yang lebih menguasai pertarungan.
"Huh.....kau benar benar bertambah kuat, bahkan kau sudah seperti membaca gerakanku" ucap Jazz
"Hehehe, makanya gunakan teknik lain dong Jazz"
"Cih, cepat lanjutkan sampai salah satu dari kita tepar"
"Kau yang meminta ya, hehehe"
"Cih"
Mereka berdua pun melanjutkan bertarung. Selagi mereka bertarung, ternyata Mec sudah sampai dan tengah memerhatikan pertarungan mereka. Jun melancarkan pukulan hook ke arah Jazz, namun dapat dihindarinya dengan menunduk. Akan tetapi Jun sudah dapat memprediksi gerakan Jazz dan melayangkan knee kick ke arah muka Jazz, tetapi bahkan dalam kondisi yang sudah terpojok, Jazz dapat menahan knee kick dengan tangan kanannya, dan membalas balik dengan serangan tepat ke arah rusuk dengan tangan kirinya. Sepertinya serangan yang dilancarkan Jazz benar benar kuat hingga membuat tulang rusuk Jun sedikit retak.
"Bagaimana rasanya?" tanya Jazz tengil
"Seru" jawab Jun sembari tersenyum lebar
Jun menyerang kembali dengan Vertical Punch yang lebih kuat dari biasanya, walaupun Jazz berhasil menahannya, dia tetap terlempar ke atas. Jazz yang menyadari posisi Jun saat ini hanyalah persiapan untuk melancarkan serangan kedua, langsung berjaga jaga melindungi bagian atasnya. Benar saja, dengan memfokuskan qi pada kakinya, Jun dapat dengan cepat melompat ke atas dan melakukan gerakan kedua Gorilla Chopping Rock yang membuat Jazz terhentak ke bawah. Dan ketika Jazz sedikit lagi menyentuh tanah, Jun menggunakan gerakan ketiga, Whirlwind Kick lalu Jazz pun terlempar, menabrak sekaligus membuat pohon tumbang. Mec yang memperhatikan mereka daritadi terlihat senang mengetahui bahwa Jun sekarang menguasai teknik-teknik Raging Gorilla lebih baik dari sebelumnya.
"Hei anak muda"
Dengan mudah Jun dapat mengetahui siapa di balik suara itu, mereka berdua pun memutuskan untuk menghentikan pertarungan. Tapi Jazz terlihat terpaksa seakan masih ingin melanjutkan bertarung, mungkin karena dia terkena gerakan combo dari Jun sebelumnya.
"Hahaha, bagaimana kabar kalian hari ini?"
"Baik baik saja pak, iya kan Jazz?"
"Hm iya iya"
"Baguslah kalo begitu, aku kesini ingin memberitahu bahwa Organisasi sudah memberikan izin berlibur kepada kita semua, suatu kabar yang baik bukan?"
"Ya pak, tapi kapan kita berangkat?"
"Nanti kuberitahu, kalian bersiap siap saja, siapkan baju pantai kalian hahahaha"
"Baik pak"
"Sepertinya dia sungguh menanti liburan ini"
"Ya sudahlah Jazz, nikmati saja"
"Kenapa kau bocah? Kau kelihatan tidak senang"
"Tidak tidak, aku hanya ingin beli sunblock"
"Hahahaha"