Keadaan di kota sedikit demi sedikit mulai stabil dengan datangnya berbagai hunter dari berbagai penjuru bumi. Selain kedatangan kelompok Mec, muncul juga kelompok The Vanisher. Kelompok yang diketuai oleh Dean, hunter penyihir yang memiliki kekuatan untuk menggetarkan apapun. Setiap serangannya mengincar bagian dalam tubuh. Perlindungan seperti apapun tidak berguna karena sekali lagi, serangannya tidak mengincar bagian luar tubuh. Dia hanya perlu memukul menggunakan kekuatannya, maka bagian dalam tubuh orang yang diserang olehnya akan merasakan getaran yang dahsyat. Maka dari itu dia disebut sebut sebagai salah satu hunter yang kuat. Saat ini kelompok mereka sedang berjuang melawan pasukan monster di bagian barat bersama Tao. Begitu pula pada bagian selatan, kehebatan Niko sendiri mampu menekan kumpulan monster monster, hal ini membuktikan kekhawatiran Raja Monster terhadap Niko sebelumnya.
Kembali kepada Mec dan Jun, sekarang mereka sedang mengikuti arah para monster datang. Hal itu menuntun mereka ke daerah hutan biasa Jun dan Mec berbincang. Terlihat dari kejauhan, sosok yang memiliki benda yang menempel di punggungnya. Benda itu seperti kaki serangga yang besar dan lancip.
"Halo Hunter"
Tanpa berpikir lagi, hanya dengan merasakan aura nya saja, Mec tau bahwa dia dalang dibalik semua ini. Dengan nafsu membunuhnya, Mec berlari ke arah mosnter itu lalu melepaskan pukulannya dengan cepat dan kuat. Namun pukulan itu dapat ditahan dengan satu tangan.
"Kau terlalu meremehkanku pak tua"
Mec yang terkejut akan hal itu, seketika mengambil jarak antara dia dengan monster di depannya.
"Perkenankan aku memperkenalkan diri hunter, aku Lariel, Pemimpin Wilayah Timur"
Setelah mengetahui siapa yang sekarang berada di depan mereka, Jun dan Mec memasang kuda kuda siaga.
"Hei kalian terlalu serius, tapi sungguh pukulanmu tadi sangat hebat. Kutebak, kau hunter kelas atas ya? Betul kan?"
"Tidak usah sok ramah bajingan!! Apa yang sebenarnya kau rencanakan? Kau tidak mungkin sendirian kan?!!"
"Hahh?? Apa kau menyangka aku datang kesini bersama pemimpin yang lain? Hahahaha, lucu sekali. Tetapi maaf, aku tidak mungkin mengajak pengecut seperti mereka, jadi tidak perlu khawatir"
"Baiklah kalau begitu, mereka jadi tidak perlu melihat kematianmu!!!"
Mec dengan cepat meluncur ke arah Lariel, dan mencoba menabraknya dengan kencang.
"Kau bercandaa"
Namun lagi dan lagi, hal itu dapat ditahan dengan kaki serangganya, kaki serangga milik Lariel sebenarnya sekeras baja dan setajam pisau.
"Kau? Membunuhku? Hahahaha"
"Banyak omong"
Mec melancarkan pukulan berkali kali ke arah Lariel. Lagi, lagi, lagi, dan lagi, semua pukulannya berhasil ditahan. Selama ini Lariel hanya bermain main dengan Mec. Mec yang dulunya bahkan pernah mengalahkan seorang calon Raja Monster tidak sanggup melawannya.
"Apa kau benar benar 'Pahlawan Zhelezo' yang dibicarakan orang orang? Aku kecewa"
Lalu dalam sekejap, Lariel mampu membalikkan keadaan. Kali ini Mec yang diserang bertubi tubi oleh Lariel. Jun hanya mampu melihat, dia bahkan tak tau apa yang harus dilakukannya. Setelah berkali kali terkena serangan telak, Mec bangkit kembali berkat Perfect Defense nya.
"Wah, aku menarik kata kataku deh, kau itu cukup hebat"
"Hei, aku tidak tau kau punya pengalaman banyak atau tidak, tapi sebaiknya kau tidak terlalu meremehkan lawanmu seperti itu"
"Apa iya y-"
Dalam hitungan kurang dari 3 detik, Mec sudah berada di depannya.
"Sejak kapan k-"
Mec memukul telak tepat di bagian dada Lariel.
"Berani beraninya kau hunter sialan"
"Hei hei jangan merengek, orang tua ini hanya ingin membalas ejekanmu"
"(Bagaimana dia bisa menjadi seperti ini?)"
Bukan hanya sekali serangan telak, namun beberapa kali. Mereka bertarung sampai masuk lagi ke arah perkotaan. Lariel terpental ke arah gedung bahkan sampai menembusnya.
"Kau benar benar membuatku kesal hunter tua"
"Seharusnya aku yang berkata begitu bajingan"
"Mari kita mulai round ke 2, Mec"
Pertarungan mereka berlanjut di kota, Jun yang tertinggal dibelakang mencoba menyusul mereka berdua. Pertarungan mereka berdua sangatlah ketat, saling membalas pukulan, namun jika dilihat dari ritme pertarungan, Mec masih berada jauh dibawah Lariel.
"Teruslah berusaha sampai kau mati, hahahaha"
"Jangan terlalu percaya diri sialan"
Jun merasa bahwa gerakan Lariel yang mendominasi sedikit mulai sedikit dapat diimbangi oleh Mec.
"Akhirnya aku sadar kekuatanmu yang sebenrnya, Fighting Spirit ya. Semakin terluka dirimu, semakin meningkat juga semangat bertarungmu"
"Hahahaha, apa aku harus mengucapkan selamat kepadamu?"
"Kau akan mati hunter, aku sudah menemukan cara mengalahkanmu, aku akan mengerahkan semuanya sekaligus kepadamu"
"Mari kita buktikan ocehanmu itu"
Energi sihir milik Lariel bergejolak keluar, Mec merasakan kembali tekanan yang sudah lama tidak dia rasakan.
"(Apa apaan dia itu, aku seperti merasakan keberadaan "makhluk" itu kembali)"
"Sekarang terima ini, hunter"
Tanpa basa basi, Lariel langsung melepaskan pukulannya yang terlihat menyimpan banyak sekali energi sihir tepat ke arah Mec. Hal itu membuat ledakan yang besar, bahkan hingga membuat semua yang di sekitar mereka hancur dan terlempar kemana mana.
Di tempat lain, Niko mendengar ledakan yang besar akan tetapi dia juga sedang kesulitan menahan gelombang monster yang terus berdatangan. Sama halnya dengan yang lain, semuanya sibuk dengan yang dilakukan masing masing. Kembali ke pertarungan Mec, setelah dirinya mengenai pukulan yang dilancarkan oleh Lariel, Mec mengalami cedera yang parah, kerusakan organ dalam dan patah tulang. Kondisinya ini bahkan membuat dirinya tidak dapat bergerak, rasa sakit yang menjulur di seluruh tubuh. Jun yang masih memperhatikan dari jauh, hendak menolong Mec, namun Lariel masih belum juga pergi.
"Jika saja aku masih muda...."
"Selesai sudah Pahlawan Rusia, akan kuakhiri rasa sakitmu saat ini juga"
Dalam sekian detik itu, waktu terasa lambat, Mec berusaha memikirkan segala cara untuk mengalahkan monster super kuat yang berada di depannya. Dia akhirnya memutuskan untuk menggunakan teknik itu sekarang. Mau dia menggunakannya atau tidak, hasilnya akan tetap sama, dirinya akan mati, jadi lebih baik mempertaruhkan segalanya dalam momen terakhir ini. Disaat Lariel mendekatinya, sebuah ledakan energi besar terhempas dari tubuh Mec membuatnya terhempas ke belakang. Seketika Jun langsung menyadari apa yang sedang dilakukan Mec.
Beberapa hari yang lalu, sebelum mereka berangkat liburan ke pantai. Mec dan Jun berlatih bersama.
"Hahahaha, luar biasa, kau benar benar berkembang pesat"
"Terimakasih pak"
"Sudah cukup, nanti aku malah kehausan jika terlalu lelah"
Mereka berdua memutuskan duduk di rumah pohon dan berbincang mengenai apa yang ingin dicapai oleh Jun. Jun sendiri bingung kepada tujuan hidupnya sendiri. Sebelumnya dia hanyalah remaja biasa dengan tujuan menjalani hidup dengan normal seperti orang orang. Namun sekarang benar benar 180 derajat berbeda dari sebelumnya. Cara pandang, gaya hidup dan keseharian, semuanya berbeda. Dia seperti berada di belahan dunia lain. Hanya ada satu yang tersirat di pikirannya, "Melindungi yang Lemah".
"Jadi begitu ya, tujuan yang sederhana namun sangat sulit untuk konsisten melaksanakannya"
"....."
"Kalau begitu, maka aku perlu mengajarimu satu teknik terlarang, tetapi ingat, teknik ini hanya bisa digunakan saat dirimu benar benar terdesak"
"Kenapa harus seperti itu?"
"Hahaha, itu karena saat kau menggunakannya, kematian sudah dipastikan"
Mengingat perbincangan tersebut, itu tandanya, beberapa waktu ke depan, orang yang sudah dia anggap keluarganya sendiri akan kehilangan nyawa.
"Ternyata kau masih menyembunyikan kekuatanmu ya"
"Hentikan ocehanmu, karena ini akan jadi saat saat terakhir bagi kita berdua"