Saat beberapa hari menginap di rumah Mec, Jun diperlakukan layaknya anak mereka berdua. Istri Mec yang bernama Natalya pun sepertinya menyukai karakter Jun itu sendiri. Dirinya terharu melihat Mec suaminya benar benar menyayangi Jun seperti anaknya sendiri. Mec terlihat menyuguhi Jun apapun yang Jun mau, walaupun Jun sendiri tidak banyak meminta karena dari kecil memang sudah seperti itu sebab ekonomi keluarganya yang serba tak berkecukupan. Saat kecil, makan sehari sekali saja sudah benar benar bersyukur. Dan saat ini ketika Jun mendapatkan kasih sayang dari 2 orang didepannya, Jun meneteskan air mata,dia sangat merindukan rasa ini.
Siang hari, Jun mendapatkan tugas dari Zan. Setelah mendengar tugas yang diberikan oleh Zan, ketakutan terbesar Jun kembali muncul. Jun diberi misi berkelompok lagi dengan seorang bernama Jazz. Jazz sendiri terkenal akan kekuatannya dalam memanipulasi qi kedalam bentuk pedang. Walaupun terkenal kuat, Jazz merupakan orang yang penyendiri, dia menganggap teman hanyalah sosok pengganggu dalam misi misinya. Karena itu sampai sekarang dia tak pernah mau berteman dengan siapapun. Bagaimanapun juga, misi harus tetap dijalani, Jun pun berangkat ke lokasi yang sudah ditentukan
"Anak muda, jangan ulangi lagi kesalahan yang sama" ucap Mec khawatir
"Ya, saya sudah pasti tidak akan mengulanginya lagi" ucap balik Jun sembari tersenyum ke arah Mec
Di lokasi, sudah ada Jazz yang menunggu disana. Jun memberanikan diri untuk menyapanya terlebih dahulu.
"Hai, salam kenal ya (duh,ini sangat memalukan)" sapa Jun malu
"Ini dia mengapa aku paling tidak suka berkelompok, menyusahkan" balas Jazz dingin
Mereka berdua mulai mencari monster yang diincar, mereka berdua menyusuri hutan secara berhati hati. Ternyata Jazz adalah orang yang melakukan semuanya dengan perhitungan yang matang. Terlihat beberapa ekor rusa berlarian dari arah barat.
"Rusa itu berlari kepanikan, monster itu ternyata tak secerdas yang kita kira, jangan diam saja kau, ikut aku" ujar Jazz
"Baiklah baiklah, aku akan mengikutimu" jawab Jun
Terlihat dari kejauhan, sosok berwarna hijau, tangannya berbentuk sebilah pedang
"Sudah jelas, ciri ciri monster aaqkelas A, kau disini saja, hanya akan menjadi beban jika kau ikut campur" kata Jazz
"Terserah kau mau berkata apa, aku akan tetap membantu,karena ini misi bersama"
Jazz melemparkan bom asap ke arah monster itu, Jun yang terlalu asik berbicara tidak menyadari Jazz sudah pergi untuk menyerang monster itu.
"Mari kulihat sehebat apa kau hijau" ucap Jazz sambil mengelilingi monster hijau itu
Setelah mengetahui posisi tepatnya musuh dibalik asap, Jazz langsung menerjangnya, terlihat dari gagang yang dibawanya muncul mata pedang yang terbuat dari qi. Saat hendak menebas, monster itu mengetahuinya dan menahan tebasan yang dilancarkan.
"Hunter, kalian memang selalu memancing masalah, matilah kau" kata Monster itu
"Haha, hebat juga mulutmu, akan kucabut itu darimu" jawab Jazz
Jun yang masih kebingungan dimana Jazz bertarung dikarenakan asap yang tebal, hanya terdiam memperhatikan sekitar. Shockwave yang diakibatkan oleh pertarungan Jazz menghembuskan asap disekitarnya, sehingga terlihat jelas letak mereka berdua. Tanpa berpikir panjang Jun hendak ikut membantu Jazz yang sedang kewalahan. Jun melompat melewati Jazz dan melancarkan pukulan ke arah monster itu. Sang Monster terdorong ke belakang akibat serangan Jun.
"Keras kepala, kubilang agar tetap diam sialan" kesal Jazz
"Mana mungkin aku diam melihatmu kesusahan begitu, yang ada aku malah akan disalahkan jika terjadi apa apa" balas Jun
"Cih"
Kali ini mereka berdua menyerang bersamaan, si monster tak bisa berkutik dengan serangan 2 arah yang dilancarkan Jun dan Jazz.
"Sepertinya kita cocok, haha" ucap Jun mencairkan suasana
"Diam dan fokus bertarung" balas Jazz serius
Ketika kemenangan sudah di depan mata, monster itu tiba tiba berteriak dan terlihat perubahan pada tubuhnya. Otot otot nya kian membesar, sudah dapat dipastikan kekuatan fisiknya meningkat pesat.
"Waktunya mati hunter" ancam monster tersebut
Tebasan dan pukulan yang diberikan oleh Jun dan Jazz hanya berdampak sedikit saja, alhasil mereka berdua pun dilontarkan oleh monster itu kebelakang.
"Aku harus meningkatkan kekuatan pada qi pedangku, kali ini aku serius, mundurlah sedikit" ucap Jazz
"Baik" jawab Jun seakan dia mengerti apa yang akan dilakukan oleh Jazz
Aura qi yang dipancarkan Jazz semakin terlihat kuat, pedang yang terbuat dari qi miliknya pun memanjang dan menebal.
"Bagaimana jika kita bermain main dulu sebentar" ujar Jazz
"Jangan banyak omong kau hunter" ucap monster tersebut menanggapi
Mereka berdua saling bertubrukan, saling menyerang satu sama lain. Jun ingin membantu Jazz tapi takut hanya akan menjadi gangguan. Pedang mereka saling beradu, terlihat Jazz memimpin pertarungan dengan sangat baik, Jazz benar benar seorang pengguna pedang yang hebat. Namun begitu, dalam segi kekuatan, Jazz kalah oleh si monster, daya hancur yang luar biasa ditunjukkan oleh si monster, beruntung Jazz mampu menghindar dengan baik
"Sekali kena saja, akan berakibat fatal baginya" ucap Jun dalam hatinya menyaksikan pertarungan yang sedang berlangsung
Benar saja, selincah lincahnya Jazz bertarung, dia tetap terkena serangan mutlak tepat di perutnya, seketika itu juga mulut Jazz mengeluarkan darah. Jazz terhempas kebelakang hingga menabrak pohon dan membuat pohon itu tumbang.
"I-ini lebih sulit.....dari yang a-aku bayangkan..." ujar Jazz terbatuk batuk
"Tandanya ini giliranku kan?" ucap Jun sembari menghampiri Jazz
"Banyak gaya kau sialan...a-aku masih bisa...." ucapan Jazz terpotong karena dirinya kelelahan
"Istirahat dan lihatlah" ucap Jun membelakangi Jazz
Jun memasang kuda kuda bertarungnya yang tak lain adalah teknik Raging Gorilla
"Gerakan pertama, Vertical Punch" ucapnya dalam hati
Lalu dia seketika menyerang si monster, kemudian ketika monster itu menyerang balik, Jun mampu menghindarinya, dan melancarkan vertical punch pada si monster.
"Aaarghh...sialan, apa apaan itu" teriak monster itu kesakitan
"Ini adalah pembalasan untukmu" terlihat raut muka Jun serius
Jun benar benar mampu mengimbangi gerakan sang monster, dia dapat membaca gerakannya. Namun semakin lama, Jun semakin kehilangan tempo bertarung.
"Tenang, ketenangan adalah hal yang penting" kata Jun dalam hatinya
Tiba tiba Jun mendapatkan serangan dari sang monster, Jazz terlihat khawatir melihat keadaan Jun. Akan tetapi saat itu juga si monster dan Jazz kaget ketika melihat Jun tak bergeming sedikitpun. Ternyata sesaat sebelum terkena pukulan, Jun teringat momen setelah selesai sparing dengan Mec
"Jadi Raging Gorilla merupakan teknik penyerangan?" tanya Jun
"Kau salah lagi anak muda, Raging Gorilla bukan hanya tentang teknik penyerangan, namun juga memiliki teknik pertahanan"
"Bisakah anda mengajari saya teknik pertahanan itu pak?" minta Jun pada Mec
"Itu sudah pasti anak muda hahahah, aku akan mengajarimu hingga kau benar benar menguasainya" jawab Mec
Kembali lagi kepada saat ini, Jun dapat bertahan dari serangan sang monster
"Raging Gorilla : Perfect Defense" ucap Jun dalam hati
Jun langsung menendang monster itu keatas, kemudian menggunakan gerakan kedua
"Gorilla Chopping Rock"
Jun menghantam kepala si monster hingga terpental lagi kebawah
"Jika kau ingin menggunakan kombinasi semua gerakan, diperlukan kecepatan yang tinggi" Jun teringat kembali ucapan Mec
Dengan cepat Jun sudah berada di bawah sebelum monster itu sampai.
"Whirlwind Kick"
Dengan tendangan terakhirnya, membuat monster itu terlontar beberapa meter hingga membuat beberapa pohon tumbang.
"Hebat" ucap Jazz terkagum sambil tertawa kecil
Walaupun begitu, si monster dapat bangun kembali
"KURANG AJAR, KALIAN AKAN TERIMA AKIBATNYA" teriak monster itu
"Jazz, mau kubantu berdiri?" Jun mengulurkan tangannya kepada Jazz
Jazz hanya tersenyum dan menerima uluran tangan Jun lalu kembali berdiri. Pertama kali dirinya merasa nyaman dengan seseorang, latar belakangnya yang merupakan seorang penyendiri, ini merupakan sesuatu yang tak pernah dirasakan sebelumnya.
"Baiklah, mari kita selesaikan semuanya....kali ini"