Sekarang Jun berada di lapangan yang luas bersama dengan Zan. Suasananya sangat nikmat, rimbun oleh pepohonan dengan angin yang menyejukkan.
"Apa kamu tau mengapa aku membawamu kesini?" tanya Zan
Jun hanya bisa terdiam sambil berpikir alasannya
"Baiklah aku yang memberitahumu. Tempat ini luas agar kau bisa melatih dirimu dengan leluasa, dan juga kau bebas menghajar dan menghancurkan apapun" ujar Zan
"Me-menghancurkan? Apa maksudnya?" tanya Jun kebingungan
"Iya menghancurkan, kau tidak salah dengar. Karena sekarang kau akan belajar cara memfokuskan qi pada salah satu anggota tubuhmu, mari kita mulai dari tangan" jelas Zan
Jun tidak mengerti bagaimana caranya melakukan hal itu
"Kau sudah belajar fokus bukan?sekarang fokuslah dan imajinasikan dirimu sedang mengalirkan qi ke tanganmu, jangan sampai fokusmu pecah" ucap Zan
Jun pun mulai melakukan apa yang dikatakan mentornya, dia menutup matanya lalu membayangkan dirinya sedang mengalirkan dan memfokuskan qi pada tangannya. Seketika muncul energi pada tangannya, tetapi energi itu dengan cepat hilang kembali.
"Itu tandanya dirimu masih kurang fokus, coba lagi" ucap Zan
Berjam jam Jun mencoba hingga pada akhirnya energi itu muncul dan tidak menghilang lagi. Zan mengintruksikan agar Jun mencoba meninju pohon di sebelahnya dengan energi itu. Pohon itu dengan cepat tumbang setelah dihajar oleh Jun.
"Itulah yang dinamakan qi, jika dilihat dari daya hancur yang disebabkan, kau sudah setara dengan monster hunter tingkat menengah" kata Zan
Ketika selesai, Zan hendak pergi dari lapangan itu, akan tetapi Jun menahannya.
"Anda sudah ingin pergi lagi?" tanya Jun heran
Zan hanya mengangguk, dan dengan cepat pergi meninggalkan lapangan itu
Jun masih belom puas dengan apa yang bisa dilakukannya sekarang. Dia melatih teknik bertarung milik dirinya sendiri hingga sore hari. Terlihat lapangan bekas Jun berlatih terdapat lubang lubang pada tanahnya dan beberapa pohon yang tumbang. Setelah merasa cukup, Jun pergi pulang untuk beristirahat.
Semenjak hari itu Zan hanya memberi misi misi seperti melawan monster tingkat B dan C karena dalam 1 tahun pertama, seorang monster hunter baru masih perlu dimentoring, sedangkan Jun terus melatih dirinya secara mandiri tanpa bantuan dari Zan yang seharusnya sebagai mentor, Zan masih harus melatihnya. Namun ada sedikit kesulitan bagi Jun. Karena dirinya enggan membunuh monster, sehingga pada setiap misinya, dia selalu membawa monster yang ditangkap hidup hidup. Suatu saat Jun menerima misi dari Zan untuk mengalahkan Monster tingkat A secara berkelompok. Dia dipasangkan dengan Sam, seorang monster hunter tingkat menengah.
Dengan cepat Jun datang ke tempat yang telah diberi tahu dalam misi. Disana dia bertemu dengan Sam. Tidak ada waktu untuk perkenalan karena di depannya sudah berdiri monster berbadan kecil. Tanpa banyak omong, Sam maju terlebih dahulu dengan cepat menerjang monster itu dengan senjata khusus yang dibawanya. Jun juga tidak hanya bisa terdiam menatap aksi nekat Sam, dia juga menyerang monster itu.
"Hei, tidak bisakah kamu menahan diri sebentar sialan" teriak Jun pada Sam
Tetapi Sam tidak menghiraukannya, dan tetap menyerang. Secara tiba tiba, muncul kabut putih tipis yang memisahkan keduanya. Dari kabut itu muncul sosok monster kuat yang langsung menyerang Jun dengan ganas menggunakan senjata yang dia bawa. Serangannya membuat Jun terpental beberapa meter, dirinya belum siap dengan serangan musuh.
Sudah beberapa jam berlalu, monster itu dapat mengelak dan melawan balik dengan baik, sama halnya dengan Jun. Mereka berdua saling bertukar serangan. Pertarungan itu disaksikan oleh banyak warga disekitarnya. Di tempat lain Zan yang sedang berbincang dengan Mec mengenai Jun di ruang kerjanya, didatangi salah satu petugas organisasi Zero.
"Pak monster yang sedang dilawan Jun dan Sam lebih kuat dari yang kita kira, silahkan anda liat rekaman ini" ucap petugas itu sambil memberikan rekaman yang diambil oleh petugas di tempat kejadian
Mec dan Zan terkejut dan seakan tidak percaya dengan rekaman itu. Mereka bingung dan mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan sigap mereka berdua berangkat ke tkp untuk mencari tahu apa yang telah terjadi.