Chereads / CINTA SEJATI Alif dan Najma / Chapter 22 - Putri Yang Asli

Chapter 22 - Putri Yang Asli

Ashila dan Kaif sudah dua hari berada di rumah sakit. Sementara Kirana, Hanan, Ifa dan Fadhil sedang berpencar mencari satu orang bayi perempuan yang dilahirkan bersamaan dengan Aghnia kemarin yang sudah terlanjur dibawa pulan.

Yang membuat mereka heran, bagaimana Agnia bisa tertukar? padahal Ashila melahirkan secara normal dan bayi juga langsung di serahkan kepada Kaif setelah dibersihkan. Kecuali ada unsur kesengajaan. Dalam arti, mereka sengaja menukar bayi itu. Tetapi apa hubungannya dengan Ashila dan Kaif? keduanya tidak memiliki musuh sama sekali.

"Abi, menurutmu siapa yang sengaja melakukan semua ini? Umi rasa, baik Kaif maupun Ashila tidak memiliki seorang musuh. Apakah mereka pernah menyinggung seseorang ya Bi?" Kirana merasa prihatin dengan kejadian yang menimpa Kaif dan Ashila.

"Abi juga tidak tahu Umi, Kaif dan Ashila juga manusia biasa. Mereka bisa saja menyinggung seseorang atau ada motif yang lain. Mungkin juga mereka sengaja menukar bayi mereka karena sudah tahu bahwa putri mereka sudah terdeteksi sakit sejak lahir." Hanan seperti memiliki pemahaman lain saat ini. Karena kalau ada orang jahat, tidak mungkin kan mereka memata-matai putra mereka? jadi hal yang paling mungkin adalah poin ke dua.

"Abi, Umi mau menelepon Ayya dulu." Kirana kemudaian mengambil ponselnya sementrara Hanan masih terus bertanya kepada Kaif tentang hasil tes DNA Aghnia.

"Assalamu'alaikum Ayya, Ashila sudah melahirkan tiga hari yang lalu tetapi ada masalah yang kini sedang Kaif dan Ashila alami. Bayi mereka tertukar dan saat ini, bayi yang kami kira adalah putri Kaif menderita anemia hemolitik dan sedang dirawat.

"Apakah kamu bisa membantu adikmu sayang? Umi yakin kamu bisa membantu Kaif untuk menemukan segera putri kandungnya." Setelah Kirana berbicara, Ayya agak terkejut kenapa uminya sangat percaya kepadanya? apakah uminya sudah tahu kalau sebenarnya dia dan Zayn adalah seorang peretas.

"Baik Umi, Ayya akan mencoba membantu. Sekarang Umi tenang dulu ya! tetap rawat bayi itu dengan baik Umi. Meski belum pasti itu adalah anak Kaif atau bukan." Ayya mengingatkan uminya lalu mereka pun mengakhiri panggilan setelah Ayya meminta data lengkap kelahiran Aghnia.

Dia mulai melacak CCTV tiga hari yang lalu disekitar rumah sakit saat kelahiran Aghnia. Dalam waktu kurang dari dua jam, Ayya kemudian tersenyum puas. Dia segera menelepon uminya untuk segera mendatangi alamat yang Ayya berikan via Whatsapp.

"Abi, ayo kita menjemput cucu kita." Kirana menggandeng tangan Hanan. Lalu memperlihatan pesan Ayya di whatsappnya, keduanya tersenyum dan menuju lokasi. Sementara itu dirumah sakit, Ifa dan Fadhil baru saja sampai dan tidak mendapatkan hasil apapun.

Mereka kini sedang menunggui Aghnia yang kondisinya semakin membaik. Baik Ashila maupun Kaif juga kedua orangtua dan mertuanya, mereka sangat menyayangi Aghnia seperti milik mereka sendiri. Saat ini Kaif dan Ashila sedang menemui dokter, mereka akan mengetahui hasil tes DNA Aghnia. Meski mereka sudah bisa menebak hasilnya, tetapi mereka akan lebih mantap kalau meihat hasil tesnya langsung.

"Bapak, Ibu, hasil tesnya sudah keluar. Kita buka sekarang ya.." Dokter itu mulai membuka kertas yang berada didalam amplop dan kemudian membacanya dan hasilnya juga seperti yang sudah Kaif dan Ashila tebak. Aghnia memang bukan putri kandung mereka. Keduanya saling berpelukan, Kaif sangat mengerti apa yang dirasakan Ashila. Kaif sangat sedih melihat Ashila yang menangis.

"Kami dari pihak rumah sakit benar-benar meminta maaf kepada Bapak dan Ibu yang sebesar-besarnya. Saat ini pihak kami juga sedang meminta keterangan kepada dokter dan perawat yang malam itu membantu persalinan istri anda.

"Untuk itu pihak kami juga membebaskan biaya perawatan putri anda Aghnia sampai dia benar-benar sembuh, juga kami akan membantu sampai putri anda yang sebenarnya ditemukan." Dokter itu kemudian mempersilahkan Kaif dan Ashila kembali ke ruang rawat Aghnia.

"Baiklah Dokter, kami akan melihat keadaan Aghnia terlebih dulu. Kami juga sangat menanti kabar baik dari pihak rumah sakit, karena sudah tiga hari ini putri kami tidak diketahui dimana keberadaannya. Terus terang kami sangat kahawatir." lalu Kaif dan Ashila kembali ke ruangan Aghnia.

Bayi itu sudah terlihat sehat sekarang, badannya sudah tidak kuning lagi. Akhirnya, Aghnia menerima tranfusi penggantian darah dari Kaif, kini,Aghnia memiliki golongan darah yang sama dengan Ashila dan Kaif. Dan keduanya juga sudah menganggap Aghnia sebagai putri mereka sendiri.

"Gus, bagaimana nanti kalau putri kita ketemu? apa kita akan berpisah dengan Aghnia?" Ashila menyandarkan kepalanya didada suaminya. Kaif membelai kepala Ashila dengan lembut penuh kasih sayang.

"Tentu saja sayang, kita akan menukar mereka. Bagaimana pun orang tuanya juga pasti menginginkan bayi mereka seperti kita yang menginginkan putri kita." Ashila semakin terisak, dia sudah sangat menyayangi Aghnia. Dia sudah menyusuinya, itu berarti Aghnia adalah putrinya juga.

"Tapi Gus, aku sangat menyayanginya! aku tidak mau berpisah dengannya." Ashila dan Kaif menjadi dilema, mereka menginginkan kedua bayi itu. Lalu bagaimana dengan orangtua kandung Aghnia?.

"Sayang, kita akan menukar mereka. Aku ingin putri kita yang asli, kalau Aghnia... kita akan mengunjunginya sesering kamu suka tetapi kita juga tidak boleh egois. Mereka juga pasti sangat menyayangi putrinya. Akhirnya Ashila mengerti, dia sekarang sedang menggendong Aghnia dan juga bersiap saat sewaktu-waktu bayi itu akan diambil oleh orang tuanya.

"Drtt..drtt Umi Calling..."

"Assalamu'alaikum Umi, bagaimana? apakah kalian berhasil menemukan mereka?" Kaif langsung bertanya kabar tentang keberadaan putrinyaapakah berhasil ditemukan atau tidak.

"Wa'alaikum salam, Nak, kamu sebaiknya kemari! kami sudah menemukan putrimu. Tetapi kamu harus datang kerumah orang yang telah membawanya! kamu harus melihat kondisi mereka Nak." Suara Kirana terdengar agak berat, dahi Kaif berkerut tetapi dia tidak bertanya. Dia takut Ashila akan terbebani jika ternyata uminya menyampaikankan kabar buruk.

"Ashila, Bunda, Ayah, Kaif harus menyusul Umi dulu sebentar, ada sedikit masalah. Kalian disini menjaga Aghnia dulu ya! Kaif akan sholat dzuhur dan langsung menuju ketempat dimana lokasi Umi dan Abi berada sekarang... Kaif titip Ashila, Assalamu'alaikum." Kaif mencium tangan ayah-bundanya lalu dia mencium kening Ashila.

Setelah itu dia menuju masjid rumah sakit dan setelahnya menyusul kirana dan Hanan, dia juga sudah mendapatkan alamat dimana Hanan dan Kirana berada saat ini. Lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah sakit. Hanya saja, tempat ini adalah lingkungan kumuh yang sangat sempit dan memprihatinkan.

"Ya Allah, mudahkanlah urusan kami.." Kaif berdo'a didalam perjalanannya. Saat dia tahu lokasi tempat putrinya berada, dia tidak bisa membayangkan apa yang Umi dan Abinya temukan saat ini. Yang pasti, Kaif fokus pada jalan didepannya. Dia ingin segera sampai dan melihat apa yang terjadi sebenarnya.