Chereads / CINTA SEJATI Alif dan Najma / Chapter 25 - Posisi Najma Di Hati Alif

Chapter 25 - Posisi Najma Di Hati Alif

Alif yang baru saja kembali dari masjid duduk dengan hati-hati di hadapan Najma yang masih memejamkan matanya sambil membaca Al-Qur'an. Alif juga memejamkan matanya saat mendengarkan betapa merdu suara Najma yang sedang mengaji.

Ketika Najma selesai, Alif membuka matanya dan tersenyum kepada Najma yang masih memejamkan matanya. Perlahan Najma membuka matanya dan wajah Najma langsung memerah saat melihat wajah tampan calon suaminya berada di hadapan Najma dan tersenyum kepadanya. Najma buru-buru menundukan pandangannya.

"Gus Alif sejak kapan ada disini?" Najma merasa sangat malu, kenapa juga dia tadi nggak mendengar Alif masuk dan duduk di hadapannya.

"Baru saja, Najma..." Alif tersenyum kepada Najma yang menunduk dan wajahnya memerah.

"Maafkan saya Gus, Saya tidak menyadari kedatangan Gus Alif." suara Najma bergetar karena gugup.

"Najma, suaramu begitu merdu, bacaanmu juga sangat tartil. Aku suka mendengarnya. Jangan sampai tidak di baca...!" Najma menganggukkan kepalanya. Umi Ashila yang baru datang membawakan sarapan tersenyum melihat kedua sejoli yang akan menikah beberapa tahun kedepan itu.

"Eh, ada Alif... Umi mau menyuapi Najma dulu lalu memberinya obat." Alif tersenyum dan meminta makanan yang di bawa Umi Ashila .

"Biar Alif yang menyuapi Najma, Umi! Agar Najma terbiasa menerima nafkah dari Alif." Umi Ashila tersenyum dan mengangguk sementara Najma dadanya bergenuruh mendengar apa yang di ucapkan Alif barusan. Najma sangat bahagia mendengar hal itu. Dia semakin menunduk karena tersipu malu.

"Ya sudah Najma, karena Alif yang akan menyuapimu, Umi akan mengerjakan hal yang lain dulu. Obatnya ada di nakas ya Alif!" Alif mengangguk dan segera menyendok nasi dan sayur lalu menyuapkannya kepada Najma.

"Gus Alif, biar Najma makan sendiri..." Najma merasa tidak enak karena dia belum begitu terbiasa dengan Alif, rasanya benar-benar canggung dan membuatnya salah tingkah.

"Najma, tangan kananmu sedang sakit, tidak baik makan menggunakan tangan kiri. Kamu adalah calon istriku sehingga aku akan menjadi tangan kananmu saat kamu sedang sakit seperti sekarang ini." Lagi-lagi Najma merasa sangat bahagia, rasanya banyak sekali kupu-kupu yang terbang di dalam hatinya.

Alif mulai menyuapkan makanan ke dalam mulut Najma, meski canggung Najma tidak berani lagi menolaknya. Setelah selesai Alif memberi Najma minum dan kemudian mengambilkan obat lalu memberikannya kepada Najma. Najma menerimanya tetapi tidak segera meminumnya.

"Najma, kenapa kamu tidak segera meminum obatnya?" Alif merasa heran. Najma malah menundukkan kepalanya.

"Mmm, anu Gus... Najma tidak bisa meminum obat kalau tidak menggunakan pisang. Najma akan muntah kalau meminum obat menggunakan air." Alif tersenyum.

"Sebentar..." Alif segera keluar dan menuju ruang makan. Dia tadi melihat buah pisang masih utuh ada di meja makan. Dan benar, Alif menemukan pisang itu lalu membawa semuanya masuk ke dalam kamar Najma.

"Ini pisangnya, Najma..." Alif memberikan buah pisang yang sudah di kupas kepada Najma yang langsung memasukan obat ke dalam buah pisang dan menelannya.

"Terima kasih Gus, Najma merasa tidak enak sudah merepotkan Gus Alif dan semuanya." Alif tersenyum kepada calon istrinya. Saat Alif membereskan obat Najma, Aghnia memasuki kamar Najma.

"Najma, kenapa kamu pindah ke kamar ini? bukankah ini kamar Gus Alif? kamu harus kembali ke kamar kita!" Alif mengerutkan keningnya mendengar Aghnia seperti memarahi Najma.

"Aku yang membawanya kemari dan mulai sekarang kamar ini akan menjadi milik Najma.!" Alif kemudian keluar dari kamar untuk mengembalikan piring dan gelas bekas makan Najma. Entah mengapa Alif tidak begitu menyukai perangai Aghnia.

"Najma, Gus Alif tampan sekali ya? kamu sangat beruntung. Tetapi seharusnya kita bertukar tempat! Aku kan Kakakmu dan kamu adikku, jadi seharusnya Kakak yang menjadi calon istri Gus Kaif bukan kamu!" Najma tersenyum kepada Aghnia.

"Kakak, aku sendiri juga tidak tahu kalau Gus Alif sudah mengkhitbahku. Kakak bisa meminta Umi dan Abi untuk mengatakan kepada Gus Alif soal ini. Seandainya memang Gus Alif menyukai Kak Aghnia, aku tidak apa-apa... Silahkan saja.!"

"Aku tidak akan menikahi siapapun selain Najma..." Alif yang baru saja kembali merasa geram kepada Aghnia, mungkin semua yang di katakan Aghnia karena dia masih terlalu muda sehingga apa yang di miliki adiknya dia juga ingin memilikinya.

Alif lalu menatap Aghnia dan Najma secara bergantian dan dia langsung menuju ke sora tempat dia tidur semalam. Kini Alif kembali berbaring membelakangi Najma dan Aghnia lalu memejamkan matanya. Alif takut kalau Aghnia mempengaruhi Najma lagi.

"Najma, kalau begitu aku kembali ke kamarku dulu. Semoga kamu lekas sembuh dan segera bisa kembali berkativitas. Kakak menyayangimu Najma." Aghnia mencium kening Najma dan menatap punggung Alif yang membelakanginya sebentar lalu segera meninggalkan kamar Najma. Najma lalu akan berbaring tetapi merasa kesulitan. Alif kemudian bangun dan membantu Najma berbaring lalu menyelimuti gadisnya dengan penuh kasih sayang.

"Najma, aku sudah memilihmu dan tidak akan berubah pikiran, aku akan menunggumu sampai kamu cukup umur dan menikahimu, jadi kamu jangan berpikir akan bertukar tempat dengan Aghnia atau siapapun!" Najma menundukkan wajahnya. Dia merasa takut karena merasakan kemarahan Alif. Najma kemudian memejamkan matanya.

Alif menghela napas lalu segera keluar untuk membuatkan puding untuk Najma. Setelah selesai, Alif kembali ke dalam kamar dan membaca buku sambil menunggu Najma. Alif takut Najma membutuhkan sesuatu jadi dia tidak meninggalkannya.

"Najma, aku sangat mencintaimu, Aku tidak akan pernah melepaskanmu!" Alif kemudian menuju ke sofa dan kembali berbaring di sana, tetapi sekarang posisi Alif menghadap kearah Najma, tidak memunggunginya lagi.

Sementara Najma sendiri sudah terlelap akibat pengaruh obat yang diminumnya tadi.