Chereads / CINTA SEJATI Alif dan Najma / Chapter 27 - Menyambut Ramadhan

Chapter 27 - Menyambut Ramadhan

Najma memejamkan matanya dan seulas senyum tersungging di bibirnya. Najma sangat bersyukur telah memiliki calon suami seperti Alif yang baginya sangat sempurna.

"Terima kasih Ya Allah, aku sangat bahagia memilikinya." Najma tersenyum dan memejamkan matanya, dia segera terlelap dan dalam sekejap dia sudah tertidur pulas. Sementara Najma tidur, Alif saat ini sedang berbincang bersama dengan Abinya juga Abi Kaif. Mereka sedang membicarakan kegiata malam Nisfu syaban dan juga persiapan menjelang Ranadhan yang biasa di lakukan pesantren mereka setiap tahunnya.

"Abi, apakah kita akan mengadakan acara seperti tahun-tahun sebelumnya dalam menyambut malam nisfu syaban dan bulan Ramadhan?" Abi Ahfaz dan Abi Kaif menganggukkan kepalanya. Tentu saja mereka akan mengadakannya di setiap tahun.

"Abi malah akan menambah kegiatan untuk tahun ini. Alif kamu kan sudah lama berada di Mesir, apakah kamu punya ide? kira-kira apakah kamu mempunyai ide agar Ramadhan tahun ini ada yang berbeda di pesantren kita?" Alif tampak berpikir sejenak memikirkan apa yang baru saja Abinya katakan.

Saat ini Alif mengingat kalau perubahan yang paling jelas di Mesir selama bulan Ramadan adalah munculnya lentera-lentera indah. Legenda mengatakan bahwa pada hari kelima Ramadan pada tahun 358 AH (969 AD), Fatimiyah Khalifah Muezz El-Din El-Allah sedang memasuki Kairo untuk pertama kalinya.

Ia tiba setelah senja dan warga muncul secara massal dengan lentera untuk menyambutnya dan merayakan kedatangannya. Sejak hari itu, fanous menjadi salah satu simbol Ramadan untuk Mesir. Lentera-lentera ini hadir dalam semua ukuran dan berbagai warna.

Lentera dapat dilihat dimana-mana, ada yang digantung di dinding atau digunakan sebagai dekorasi di rumah-rumah penduduk, bahkan dijadikan mainan oleh anak-anak kecil sambil menyanyikan lagu Ramadhan.

"Abi, penduduk Mesir memiliki tradisi tersendiri selama bulan Ramadhan. Lampu-lampu indah akan dipasang di sepanjang jalan umum, di rumah, kafe dan masjid, dan membuat kota-kota di Mesir bagaikan kota magis pada malam hari." Alif menghela napasnya sebentar lalu melanjutkan lagi kata-katanya.

"Nah Abi, kalau memang seperti itu bisa saja kita membuat sesuatu yang membuat para santri semakin bersemangat dalam menjalankan ibaah puasa. Bagaimana jika kita menghias pesantren kita dengan lentera-lentera berbagai bentuk yang akan kita buat sendiri, Bi?" Alif sangat bersemangat, dia membayangkan pasti pesantren ini akan tampak indah.

"Nanti kita akan membuat beberapa kaligrafi tentang hadist yang ada hubungannya tentang bulan Ramadhan dan kita akan memasangnya di sekitar pesantren, lalu kita akan menggunakan lampu LED warna-warni untuk membuat kaligrafi itu, saat malam tiba, lampu-lampu itu akan menyala dan tentu saja akan membuat pesantren ini terlihat cantik dan indah." Abi Ahfaz dan Abi Kaif tampak menyetujuinya.

"Baiklah Alif, tetapi siapa yang akan membuatnya?" Abi Ahfaz tahu kalau saat menjelang Ramadhan Kang pengurus pasti akan sangat sibuk, mana sempat mereka membuat seperti itu? sedangkan saking sibuknya Kang pengurus akan meminta bantuan pada Kang santri yang hafalannya sudah banyak untuk membantu menyimak hafalan adik-adik angkatannya.

"Nanti Alif akan berkoordinasi dengan Kang pengurus pesantren agar mengumumkan kalau Ramadhan tahun ini akan diadakan lomba menghias kamar masing-masing dengan berbagai hadist tentang bulan Ramadhan menggunakan lamu LED warna warni. Nanti untuk lampu biar Alif yang menyediakan.

"Siapa yang kreasinya paling bagus juga dengan apa yang terkandung dalam hadist yang paling bermakna akan mendapatkan hadiah dari Alif secara pribadi, Abi dan Abi Kaif juga boleh menjadi sponsor untuk pemberi hadiah, bagaimana?" Abi Ahfaz dan Abi Kaif mengangguk-anggukkan kepala mereka menyetujui saran Alif.

"Lalu apakah untuk santri putri akan di adakan lomba yang sama?" Alif menggelengkan kepalanya saat Abi Kaif bertanya. "Untuk santri putri, Alif akan memberikan modal kepada masing-masing kamar agar bisa membuat aneka makanan untuk mereka jual saat menjelang berbuka.

"Kita akan mengadakan acara ini hanya satu minggu saja sebagai penyemangat mereka menjalankan ibadah di bulan Ramadhan ini. Dan Alif akan membuka event ini untuk umum seperti saat kita mengadakan khataman setiap tahunnya, jadi warga sekitar juga bisa membeli dan menikmati keindahan pesantren kita saat itu." Alif menatap Abinya yang tampak mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Mmm, idemu boleh juga Alif, kamu memang bisa di andalkan!" Abi Ahfaz merasa bangga dengan putranya itu. "Iya dong Bi, dengan begini, mereka akan sedikit bersenang-senang tanpa mengganggu mereka dalam menghafal Al-Qur'an dan kitab mereka. Alif berharap ini akan menambah semangat mereka nantinya." Abi Ahfaz mengangguk lagi.

"Meskipun kegiatan utama dalam bulan Ramadan adalah berpuasa, tak ada yang bisa menyangkal bahwa saat matahari mulai terbenam dan saat berbuka tiba, setiap orang yang berpuasa sudah menyiapkan makanan atau minuman yang lezat.

"Menu berbuka harus dipersiapkan dengan jeli, bahkan tak sedikit wanita yang sudah berbelanja keperluan berbuka selama Ramadan beberapa minggu sebelumnya. Minggu pertama akan dipenuhi pertemuan dengan teman-teman dan keluarga untuk berbuka puasa bersama. Tentu ini akan sangat menguntungkan mereka jika kita bisa menyediakan berbagai makanan atau takjil khas bulan Ramadhan." Alif menunggu tanggapan Abi dan Abi Kaif.

"Kalau di Mesir biasanya apa yang mereka sediakan, Alif?" Alif tersenyum lalu mengingat sebentar apa saja yang dia temukan saat Ramadhan di sana. "Mmm, di Mesir, ada piring-piring khusus dan permen yang identik dengan bulan Ramadhan. Bisa dibilang yang paling terkenal adalah qatayef dan zalabia, serta konafa. Tapi ada juga khoshaf, semacam salad buah yang terbuat dari campuran buah ara kering, kurma, kismis dan aprikot yang direndam dalam air.

"Dan terakhir adalah amar el din, minuman Ramadan terkenal yang terbuat dari kulit buah aprikot akan menyegarkan. Kalau Abi mau kita menyediakan hal itu, Alif akan meminta Kak Zayn untuk mengirimkannya, pumpung Ramadhan masih jauh dan juga kalau kita memesannya sekarang, barang-barang itu akan tiba tepat waktu nantinya." Abi Ahfaz dan Abi Kaif menyetujui rencana Alif.

"Baikla Alif, nanti malam kita adakan rapat dengan Kang pengurus untuk membahas masalah ini." Alif menganggukkan kepalanya dan dia segera berpamitan untuk kembali ke dalam kamarnya. "Abi, Alif mau kembali ke kamar dulu. Alif akan melihat apakah Najma sudah bangun atau belum." Abi Kaif dan Abi Ahfaz saling memandang.

Mereka sangat senang melihat Alif begitu menyayangi Najma dan sepertinya Najma juga memiliki perasaan yang sama, meski Abi Kaif yakin belum ada cinta di hati Najma untuk Alif, saat ini Najma mungkin hanya baru sebatas mengagumi calin suaminya itu.

"Ya sudah sana! nanti kalian juga harus mengontrolkan luka Najma ke rumah sakit kan?" Abi Ahfaz segera menyuruh Alif untuk kembali ke kamarnya karena sudah saatnya Najma makan siang dan juga meminum obatnya.