Chereads / LAYAKNYA WAKTU KITAPUN TAK KEMBALI / Chapter 6 - SEBELUMNYA

Chapter 6 - SEBELUMNYA

Mengingatkan itu perlu, tapi jangan jadikan bagian untuk menyakiti seseorang.

Kadang masa lalu ada baiknya di kenang, sebagaimana kita mengingat tentang hal yang indah dulu.

••••••••••

"Jangan tidur larut malam" Sebuah kalimat lewat pesan yang tidak asing bagiku waktu itu. Kalimat itu adalah akhir dari komunikasi seharian penuh.

Kalimat itu adalah kalimat yang kamu kirim sebelum terlelap.

Aku masih terjaga, saat kamu kirimkan pesan itu. Tapi tak lama kemudian, akupun ikut terbawa kealam mimpi.

Sebuah tragedi bagi seseorang, ketika harus kembali diingatkan oleh hal-hal yang terjadi ketika bersama seseorang.

Itu jelas, selalu terpampang dihalaman depan layar ponsel saat malam tiba.

Kata itu kamu kirimkan, untuk memastikan bahwa aku tidak begadang sampai larut malam.

Mungkin bagimu, itu hanyalah kalimat biasa yang mungkin sering kamu ucapkan kepada seseorang sebelum aku.

Tapi percayalah, saat pesan itu muncul betapa bahagianya aku saat itu.

Aku merasa seperti orang yang begitu spesial untukmu, aku merasa menjadi orang yang sangat prioritas bagimu.

Setiap malam, kata itu menjadi sebuah keharusan untuk kamu kirimkan kepadaku.

Kata itu seperti sebuah bukti, bahwa kamu sangat memperhatikan tidur malamku.

Bahkan saat pagi, kamu selalu ucapkan kalimat penyemangat hari.

Meskipun aku belum terbangun dari tidur malamku.

Kamu selalu menjadi orang yang pertama menyambutku dengan ucapan "Selamat pagi".

Sepertinya kamu enggan terdahului oleh orang lain yang mengucapkannya ketika aku baru membuka mata.

Perhatian yang kamu berikan, juga tak pernah absen untuk kondisiku.

Kamu selalu perhatian, untuk memastikan bahwa kondisiku baik-baik saja.

Sepertinya menyenangkan jika ada seseorang yang memberi perhatian lebih, selalu memastikan bahwa kita dalam kondisi baik. Tapi bagaimana jadinya, jika nanti perhatian itu menjadi sebuah keharusan yang membawa kita untuk kembali mengingat kepada seseorang?

Tak jarang, bahkan kamu selalu khawatir dimanapun aku berada.

Kamu selalu saja bertanya seperti wartawan yang kehausan informasi.

"Perhatian tidak selamanya akan terus diberikan seseorang, ia akan berubah setelah mengenal kata bosan"