Chereads / Introvert vs Ekstrovert / Chapter 25 - bagian 24 kejadian ojol yang sebenarnya

Chapter 25 - bagian 24 kejadian ojol yang sebenarnya

Selamat membaca

.

.

Setelah beberapa saat berlalu bel pulang sekolah berbunyi, namun kali ini Sarah tak seperti biasanya yang akan menghilanh tepat di detik pertama berbunyi. Kali ini ia tak beranjak, ia masih duduk di tempat nya memikirkan sesuatu, nampak fokus dengan apa yang ada di depannya yang sebenarnya tidak apa apa. Sarah hanya termenung kosong memikirkan sesuatu yang nampaknya sangat berat untuk di fikir kan anak seusia nya. Hingga sebuah tepukan di pundak menyentak kesadaran Sarah, ia langsung menoleh dengan mukancengo dan kaget kearah si penepuk.

"bengong bae!" Seloroh orang itu terkekeh pada Sarah. Sedangkan Sarah hanya memutar matanya malas, fikiran nya kembali pada apa yang tadi ia fikirkan. Seorang Akira.

Entah kenapa ia merasa begitu di tarik oleh seorang Akira, tidak tahu apa yang membuat nya begitu memikirkan lelaki itu, padahal ini bukan kali pertama permainan ini ia mainkan, hanya saja, ini permainan pertama yang akan ia lakukan dalam waktu lama. Tapi, semakin ia memikirkan permainan ini, entah kenapa dia merasa seperti nya akan gagal dalam permainan kali ini. Ia tidak begitu tahu di mana letak kesalahannya, yang pasti udah 17 hari sejak perjanjian permainan dare itu di mulai, tapi tidak ada gambaran akan menang seperti apa.

Semakin Sarah memikirkan nya, semakin buntu jalan yang ia dapatkan. Padahal jika di fikir kan lebih seksama, Akira tidak terlalu dingin dan cuek, ia hanya seorang introvert yang membatasi dirinya dari orang orang sekitar. Dia tidak lebih sulit dari ice prince jakarta internasional school, juga tidak lebih sulit dari mosewanted school, dimana dia harus bermain pintar dan cepat hanya untuk bisa bicara dengan mereka. Namun ia bisa memikirkan akan seperti apa akhir dari permainannya, berbeda sekali dengan Akira. Mudah di dekati, tidak suka berkata kasar tapi ia malah tidak bisa melihat ending seperti apa yang akan terjadi pada permainan kali ini.

Sarah menoleh pada Megan yang nampak masih menunggu jawaban dari Sarah, hingga akhirnya Sarah mendesah lelah, lalu menjawab. "enggak gue lagi mikir aja kakak gue semester depan pulang!" jawab Sarah ringan, tanganya meraih tas lalu di sandang nya ke belakang. Belum sempat ia berdiri Megan berkata. "Bi,aku kenal kamu ngak sebulan dua bulan-, " Kalimat Megan terpotong dan terhenti oleh Sarah yang sedikit membentak di awal. "apaan sih ngak usah pake bahasa formal di sekolah!" Sarah mengingat kan Megan untuk berhati hati saat bicara, karena Sarah tidak suka akan hal itu.

"sory sory.. Pulang nyok!" ajak Megan menenangkan Sarah yang nampaknya semakin frustasi sendiri, dan Megan sendiri tidak berani menebak isi kepala Sarah, karena apa yang ada di fikiran Sarah itu sama sekali tidak bisa di tebak oleh siapa pun, bahkan dirinya yang sudah bertahun tahun berteman dengan Sarah saja tidak berani menebak apa yang Sarah fikir kan, meski ada satu hal yang sedikit mengusik nya, namun ia abaikan. "bang Joe mana?" tanya Sarah mengikuti langkah Megan keluar dari kelas yang kosong, seperti biasa, anak kelas nya akan piket fikir pagi hari ketimbang di sore hari. Sehingga kelas akan berantakan saat sore dan akan rapi tepat setelah bel masuk berbunyi. Tidak ada yang benar bentar tim piket di kelas itu, yang terpampang di dinding hanya sebuah formalitas, mereka membersihkan meja dan sekitar mereka masing masing, yang piket hanya bertugas membuang sampah, menghapus papan tulis, dan membersihkan meja guru. Sisanya adalah tanggung jawab bersama anggota kelas itu.

"dia ada jadwal photoshot nanti malam jadi mau pulang untuk istirahat!" jawab Megan menggandeng tangan Sarah saat menuruni tangga. Sarah yang mendengar jawaban dari megan mengangguk paham sambil membuatkan mulutnya, "Ooo" Sarah hanya ber oh ria, karena iya bisa memaklumi joe yang bekerja sebagai seorang model pria.

Tak butuh waktu lama bagi mereka, sudah kini keduanya sudah berada di dalam mobil jemputan milik Sarah, setelah memakai alat keselamatan, cara memberi instruksi kepada sang supir untuk segera berangkat. Begitu mobil melewati pagar, mata sarah menangkap halte yang penuh dengan siswa dan siswi namun tidak ada bus di sana

"bus mana?" tanya Megan tak melihat bus melainkan hanya rombongan siswa dan siswi yang mulai memadati halte. Megan sedikit heran karena sama jarang bus sekolah datang terlambat seperti ini, bahkan biasanya mereka tiba lebih dahulu tepat di saat bel pulang sekolah berbunyi.

"di depan sana ada kecelakaan nona,  jalanan lumpuh terutama bus!" jelas sang supir menjawab keheranan yang ada di kepala megan atau pun sarah.

Sebelum mobil yang di tsupirni oleh Sarah benar-benar meninggalkan area sekolah, Sarah dengan cepat memberikan instruksi kepada supirnya. "berhenti di pinggir dulu!" Sarah memberi instruksi pada sang supir yang langsung di setujui tanpa banyak tanya dari sang supir. Memang, tugasnya bukan untuk bertanya alasan atas apa yang di lakukan oleh majikannya, melainkan menuruti perintah majikannya, meski pada kenyataannya ia juga merangkap sebagai pengawas Sarah.

"lo mau ngajak Kira bareng?"  tanya Megan menunjuk Akira yang berdiri gelisah di antara kerumunan siswa dan siswi yang menunggu bus untuk datang. Yang sepertinya mereka belum tahu bahwa bus akan sangat terlambat datang.

"enggak!" Jawab sarah dengan enteng dan cepat,

"terus?" Megan kembali bertanya karena ia tidak mengerti kenapa sarah tiba-tiba menyuruh sang supir untuk berhenti di pinggir jalan, awalnya ia pikir sarah ingin mengajak akhiran untuk pulang bersama mereka, tapi tampaknya apa yang ada di pikiran nya tidak sama dengan apa yang ada di pikiran Sarah.

Sarah tak menjawab pertanyaan dari megan, namun kaki nya bergerak gelisah, sesekali mata nya menoleh kearah Akira yang semakin tak senang dengan keramaian di halte. Ia sedikit terkekeh melihat Akira yang tidak nyaman di tengah kerumunan itu, hingga akhirnya ia mengeluarkan ponsel dan melakukan sesuatu di sana. Setelah selesai Sarah hendak mematikan layar HP, namun sebelum nya ia sempat melihat gambar yang kurang baik untuk Akira jika berlama lama di sana, hingga Sarah semakin gelisah. 'Ayo cepat datang,' batin Sarah merapal kan doa.

Selang beberapa menit Sarah melihat Akira meninggalkan halte, dan itu malah membuat Sarah semakin resah. Hingga beberapa saat kemudian, keresahan ya hilang. Di waktu yang bersamaan seorang pengendara sepeda motor berhenti di dekat mobil Sarah.

"Mas!"

.

.

TBC