selamat membaca
.
.
"mas!" panggil Sarah pada tukang ojek yang kebingungan mencari siapa pemesan nya.
Ojol itu mendekat.
"neng yang pesan ojek online sama saya ya?" tanya Ojol itu memperlihatkan format pemesanan. Sarah tak ingin basa basi melihat siapa pemilik pesanan itu, yang jelas baginya dia mengunakan jaket yang sesuai dengan aplikasi yang di gunakan nya. "iya mas.. Mas nanti di depan sana ada siswa sma laki laki pake tas warna donker" Sarah memberikan instruksi kepada ojol tersebut. Sedangkan yang di berikan isnstruksi hanya mengerutkan keningya mencoba memahami apa yang di katakan oleh pelanggannya itu. "tas donker?" Ulang sangat ojek online mencoba mengingat dan menajamkan matanya melihat kearah yang di tunjukkan oleh pelanggan.
"iya dia tinggi nya kira kira 180 han, rambut nya rapi, intinya dia laki laki" jelas sarah yang mendapat anggukan dari supir Ojol yang menyimak penjelasan sarah.
"Nama nya Akira!" Lanjut Sarah memberitahukan.
"Akira? Yang itu ya neng, yang lari?" Tanya sang ojek online menebak.
"iya, antar dia ke sendayu. Ini ongkos nya!" Sarah menyerahkan uang tukar warna biru.
"kesendayu ya? Bentar saya ambil kembalian nya!," Sang ojol hendak merogoh sakunya untuk mengembalikan uang Sarah namun ia malah di potong suara cepat Sarah. "ngak usah mas, ambil aja yang penting mas harus janji antar teman saya itu ya!" ucap sarah hendak menutup kaca mobil.
"makasi neng..." Ucap sang pengendara ojek online tersebut dengan senyum sumringah, menyalakan mesin motor nya lalu mulai mengejar Akira yang ada di depan sana
Sarah mengguk lalu menutup jendela, bersamaan dengan Ojol itu pergi mereka pun pergi kearah jalur yang sama dengan Ojol tadi, namun sarah memerintah kan untuk memelankan kecepatan mobil. Mereka pun akhirnya melewati Akira yang tanpak kebingungan dengan kehadiran tukang ojek, dia nampak masih bernegosiasi dan berbicara yang sepertinya mengatakan bahwa dia tidak memesan ojek tersebut.
"bagus deh mereka ketemu!" lirih Sarah tersenyum menatap sepion mobil yang menampilkan Akira yang masih bicara dengan mas Ojol. Senyum sarah merekah senang melihat nya, tidak mengerti kenapa yng jelas yang ia tahu adalah ia sangat senang melihat hal itu.
" kenapa ngak lo tumpangin aja? " tanya megan menatap heran pada sahabat nya satu ini, jika ada yang mudah kenapa memilih yang ribet. " dia pasti nolak, apa lagi ada kamu. Juga... Aku ngak mau dia jadi risih karena terus terusan aku recokin!" jelas Sarah tertawa lirih mengingat kalimat terakhir yang keluar dari mulut nya sndiri.
Megan mengangkat kedua bahu nya acuh. Ia terlalu muda untuk berfikir berat seperti Sarah. Sarah dengan segala tingkah aneh nya. Sarah dan keajaiban nya, tapi apa yang di lakukan sarah tidak pernah melenceng dari apa yang seharusnya dia lakukan. Meski sekalipun ia ingin, ia tidak melakukan nya. Sarah bukanya tidak melakukan nya, hanya saja ia belum ingin melakukan nya. Sapapun yang terlalu di tekan dengan paksaan seperti yang di alamin sarah, suatu hari pasti akan meledak. Dan itu seperti bom waktu yang tidak tahu kapan akan terjadi.
***
"halo?" Sarah mengangkat panggilan yang masuk tanpa mengecek siapa yang menelepon nya. Karena Ia mengantuk, sekal pukul 8 malam ia sudah tertidur, dan kini sudah hampir pukul 11 malam, ia tertidur sudah sekitar 3 jam malah di bangunkan oleh suara panggilan.
"Halo? Kenapa tidak si jawab?" tanya sarah lagi, pasal nya orang yang menelepon nya tak kunjung bersuara. Apa mungkin penipuan?!. Sarah segera menjauhkan hp nya dari telinga nya hendak melihat apakah panggilan masih tersambung, Namun yang di temu kan nya jauh lebih mengejut kan.
"Akira? Ha-halo Akira ada apa? Kamu baik baik saja kan?" Sarah mencerca si penelpon dengan borondong pertanyaan, karena ia sendiri merasa panik tanpa bisa di jelaskan. Yang pasti jantungnya kini sedang berdehar kencang.
"kira?" sekali lagi Sarah memanggil si penelpon memastikan apakah orang di seberang sana dalam keadaan baik baik saja.
"halo?!" sebuah jawaban di seberang sana membuat Sarah terkejut bukan main, ternyata itu benar benar Akira. seketika ia duduk dari posisi tidur nya.
Pukul 10: 59?_gumam Sarah saat mata nya mendapati jam menunjukkan pukul 10 malam, tidak lebih tepatnya pukul 11 malam setelah 1 menit menunggu kalimat selanjutnya.
Dia baru pulang kerja?_Seketika mood Sarah menjadi up, meningkat berkali kali lipat hingga ia merasa kegirangan sendiri. "ada apa?" tanya Sarah akhir nya memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.
"terimakasih ojek online nya!" suara di sebrang sana terdengar ragu dan terkesan gugup, namun terdengar menggemaskan di telinga Sarah.
"Ojol? Ojol apaan?" tanya Sarah pura pura bodoh sambil menahan tawanya agar tidak berteriak kegirangan.
"Salah orang kali, yang rambutnya coklat di sma kita kan banyak!" jelas Sarah langsung menklarifikasi pernyataan Akira.
"aku belum bilang ojek online menjelas kan yang pemesanan gimana!" balas Akira membungkam Sarah yang merasa bodoh seketika.
"ehehhe... Ngak sengaja kok... Tadi sopir aku ada vocer gratis ojek online!" bohong Sarah.
Ia tak mau Akira merasa bersalah malah berubah tak enak hati pada nya. Tidak ia tidak mau, dia ingin Akira yang seperti biasanya. Karena niatannya dari awal untuk membantu Akira, terlebih saat ia melihat perkiraan cuaca akan turun hujan lebat.
" tukang ojek nya bilang kamu bayar pake uang 50 ribu!" balas Akira. Sarah kalah telak. 'Tukang ojek kampret '-, maki Sarah. "iya iya aku yang pesan!" Sarah mengaku, kemudian kembali berbaring ke ranjang nya. "terimakasih, besok aku ganti uang kamu!" ucap Akira tulus dan bersungguh-sungguh.
"enggak enggak... gak usah di ganti!" Sarah mengibaskan tangan nya di udara seolah Akira bisa melihat penolakan nya. "jangan begitu... Aku tertolong oleh sikap seenak nya kamu!" Akira membujuk Sarah agar mau uang ojek itu di ganti. Akira tak mau memiliki hutang budi.
"lo muji apa buly?" Kesal Sarah, namun di detik berikutnya Sarah malah tertawa dan terkekeh geli. "jangan mengalihkan pembicaraan sarah!"
Tbc