Kehidupan selalu menyakitkan untuk siapapun. Tak terkecuali untuk Alaric sekalipun. Ingatannya mengenai masa lalu, masa-masa sekolah menengah atas itu selalu terngiang-ngiang di dalam dirinya. Membuat pria itu merasa tersakiti.
"Alaric?" Suara hangat seorang gadis membuatnya tersenyum. Di letakkannya segelas wine ke atas meja di sebelahnya, kemudian dia memutar tubuhnya. Namun, sebelum tubuhnya menoleh sempurna, gadis itu mendekapnya sangat erat dari belakang. Menumpukan kepalanya pada pundak kokoh miliknya yang dia rawat sedemikian rupa.
"Ada apa, My Rose?" Tanya Alaric. Rosea bukannya tidak tahu bahwa dia pernah menyakiti Alaric dengan sangat tersakiti. Bahkan, entah mengapa dia merasa seolah mengkhianati pria itu.
"Tidak ada, hanya saja cuaca sedang sangat dingin sehingga aku ingin memelukmu." Jawab Rosea. Dia semakin mengeratkan dekapannya pada Alaric, menyerap kehangatan yang dimiliki pria itu.