Chereads / Annaya & Takdirnya / Chapter 38 - Seperti Seorang Kakak Yang Memanjakan Adiknya

Chapter 38 - Seperti Seorang Kakak Yang Memanjakan Adiknya

"Binatang buas?" Ulang Ned dengan wajah bingung begitupun dengan Roshie yang baru datang dengan segelas air putih di tangannya.

"Iya, kata Kakek buyut di mansion ini ada binatang buas," jelasnya pada dua pelayan ini. Ned dan Roshie saling berpandangan, karena seumur mereka tinggal di mansion ini, mereka tidak pernah melihat seekorpun binatang buas.

"Apa kalian tidak pernah melihatnya sekalipun?" tanya Rei yang datang dari belakan Brayn.

"Sedari tadi aku dan Tuan muda mengelilingi semua tempat ini, cuma untuk mencari binatang buas yang tidak terdeteksi keberadaannya," jelas Rei. Ia dengan seenaknya meraih gelas yang di pegang Roshie, Dia sungguh sangat lelah dan kehausan.

"Hei! Itu air Tuan muda," omel Roshie. Rei tidak peduli, dirinya menenggak air itu hingga tandas.

"Tenanglah Rosh, aku akan mengambilkannya untuk Tuan muda. Aku sangat haus, kamu tidak tau seperti apa lelahnya Aku," bisik Rei dengan membuat suara semelas mungkin. Lalu ia pun berlalu kepantry untuk membawakan air yang baru.

"Tuan, setauku di mansion tidak ada binantang buas, seperti yang di katakan oleh Tuan besar."

Brayn mengerutkan alisnya, Dia merasa sia-sia telah berkeliling sedari tadi.

"Benar. Tidak ada binatang buas disini. Selama Kami tinggal di sini, sekalipun Saya tidak pernah melihatnya. Dan Papa Anda juga tidak pernah membawa binatang buas jenis apapun ke mansion ini," timpal Roshie membenarkan ucapan Ned.

"Jadi, Kakek buyut bohong padaku," ucapnya menatap sendu kedua pelayan itu.

"Itu--."

"Brayn, mungkin binatang buasnya memang tidak pernah ada, dan Kakek buyut hanya bercanda padamu, bukan berbohong," ucap Anna yang datang dan bergabung dengan mereka.

"Begitukah?" tanyanya menatap lembut sang Ibu. Baginya ucapan Anna adalah kebenaran yang sesungguhnya.

"Iya," jawab Anna lembut. Ia ikut duduk di sofa ruang tamu bersama Brayn. Brayn sudah tidak ingin mencari hewan itu lagi, mungkin benar seperti apa yang Ibunya katakan. Kakek buyut hanya bercanda.

"Brayn, kamu lelah tidak?" tanya Anna.

"Tidak," jawab Brayn lembut sambil memainkan rambut Anna yang tergerai. Dirinya kini duduk di pangkuan Anna dan menyandarkan tubuhnya di dada Anna dengan manja.

"Bagaimana jika kita pergi membeli perlengkapan sekolahmu." Tawar Anna yang langsung di angguki Brayn dengan semangat. Setelah itu Anna membawa Brayn ke kamarnya untuk bersiap-siap.

"Kemana Tuan muda?" tanya Rei yang datang dengan segelas air di tangannya.

"Sedang bersiap-siap, Nyonya mengajak Tuan muda pergi berbelanja," jawab Roshie.

"Masalah binatang buas itu telah selesai kan?" Rei menghela nafas lega karena akhirnya masalah ini berlalu juga.

"Kenapa Tuan muda begitu antusias terhadap hewan yang tidak mungkin ada di mansion ini," gumam Roshie, yang dapat di dengar oleh Ned dan Rei.

"Karena Tuan besar mengatakan, Tuan muda harus menjaga Nyonya dari binatang buas yang ada dimansion ini, jadi karena ingin melindungi Nyonya, Tuan muda sangat ingin tau tentang hewan itu," jelas Rei. Rei segera pergi untuk mengambil mobil, hari ini akhirnya Ia keluar juga dari mansion ini.

"Ned, apa yang Aku pikirkan juga Kamu pikirkan saat ini?" tanya Roshie.

"Ya," jawab Ned dengan senyum simpulnya. Mereka paham siapa yang di maksud binatang buas oleh Tuan besar. Dan sayangnya baik Tuan muda dan Nyonya tidak menyadarinya.

*****

Mobil berhenti di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota Z. Rei yang memimpin jalan karena Anna yang memang tidak tau apapun tentang kota ini.

"Mom, Kita ke toko buku dulu ya," ajak Brayn saat sudah turun dari mobil. Ia sangat bersemangat karena hari ini dapat berjalan-jalan dengan Ibunya.

"Baiklah," jawab Anna, "Rei, antarkan kami ke toko buku," ucapnya pada Bodyguard wanita itu. Lalu mereka bertiga pun masuk kedalam pusat perbelanjaan itu.

pusat perbelanjaan ini sangat ramai dengan pengunjung, dan mereka harus naik kelantai lima untuk sampai ketoko, Anna menggenggam erat tangan Brayn agar tidak terpisah darinya.

Melihat Rei yang menggunakan setelan jas dengan earphone di telinganya, membuat para pengunjung menjadikan Anna dan Brayn pusat perhatian, sebab mereka tau bukan orang sembarangan yang akan di kawal seperti ini.

"Rei, tunjukkan Saya toko baju wanita," ucap Anna.

"Baik nyonya," jawab Rei sopan. Sedingin apapun Nyonyanya tapi ia tetaplah wanita yang pasti akan gemar belanja begitu melihat banyak baju bagus yng terpajang di patung etalase toko.

"Pilihlah yang cocok untukmu, ganti pakaian seragammu itu," ucap Anna saat sampai di salah satu toko.

"Nyonya apa ada yang salah dengan pakaian saya?" tanya Rei taku. Dirinya sibuk mencari dimana letak kesalahan setelannya.

"Jas yang Kamu pakai menarik perhatian orang, Saya tidak nyaman," jawab Anna datar. Lalu Ia membawa Brayn duduk di sofa yang di sediakan oleh toko tersebut.

"Tolong, beri Adik Saya pakaian yang sesuai dengan seleranya," ucap Anna pada pramuniaga yang menghampirinya.

Rei terharu karena Anna menyebutnya Adik saat bicra pada pramuniaga itu, selama ini belum pernah ada yang mengakui keberadaannya serta menghargainya seperti Nyonyanya ini.

'Jangan menangis Rei, kamu bukan wanita yang cengeng,' dewi batinnya mengingatkan.

"Begini lebih baik. Untuk seterusnya berpakaianlah seperti ini," ucap Anna saat melihat Rei yang keluar dari kamar pass dengan t-shirt dan celana jeans serta sneakers yang cocok dengan Rei.

Anna membayar semua tagihan, Ia juga memilihkan beberapa pakaian dan sneakers yang lain untuk Rei. Anna⁰ seperti seorang Kakak yang memanjakan Adiknya.

"Nyonya, ini terlalu banyak," ucap Rei saat menerima beberapa kantong belanjaan.

"Anggap ini sebagai bonus karena Kamu menemani Brayn pagi ini berkeliling," ucapnya sambil berjalan keluar toko.

"Tapi, itu sudah menjadi tugas saya. Nyonya ti--." Rei menghentikan ucapannya karena Anna yang menghentikan langkah dan berbalik menatap datar dirinya. Rei tidak tau harus menolak dengan cara apa, akhirnya yang bisa Ia katakan hanya ucapan terima kasih berulang kali.

****

Brayn begitu semangat saat memasuki toko buku, dengan berlari kecil ia mendekati rak-rak buku yang menjulang tinggi. Tapi rak buku yang di kunjunginya bukanlah rak buku yang khusus menyediakan cerita anak-anak, melainkan rak buku yang menyediakan buku sains dalam berbagai bahasa.

"Tuan, rak buku anak ada di bagian sana," ucap Rei saat sudah berdiri di samping Tuan mudanya.

"Aku ingin buku yag ada di rak ini," jawab Brayn yang berusaha meraih buku yang berada lebih tinggi darinya.

"Kenapa kamu menginginkan buku ini?" tanya Anna. Ia melihat buku yang diingkan Brayn, dan buku ini untuk anak yang duduk di bangku SMA.

"Aku suka baca buku Sains, biasa paman Daren yang memberikan buku seperti itu padaku," jawab Brayn dengan mata berbinar.

Anna mengambil buku yang di inginkan Brayn, dan benar saja buku ini terlalu berat untuk anak seusianya, tapi Anna mengikuti keinginan Brayn kali ini dan akan menasehatinya secara perlahan.

"Mommy belikan tapi kamu juga harus membeli beberapa buku yang sesuai untukmu, bagaimana?" tanya Anna yang mencoba berdiskusi dengan putranya.

"Ok Mom!" Serunya senang.

"Kita tidak boleh berisik jika sedang ada di toko buku atau perpustakaan," ucap Anna lembut. Saat ini mereka jadi pusat perhatian karena suara Brayn yang berseru senang.