"Kamu bisa bertindak seenaknya, kenapa aku tidak bisa?" ucap Sebastian di telinga Anna. Ia sangat menikmati aroma yang menguar dari tubuh istrinya ini meski itu bukanlah aroma kopi yang menjadi candunya.
"Apa maksudmu?" tanya Anna yanag mencoba melepaskan diri namun nihil.
"Diamlah, atau kamu akan mendapatkan yang lebih dari ini," ucap Sebastian yang sukses membuat tubuh Anna diam membeku.
Sebastian menyunggingkan bibirnya karena Anna yang terpengaruh oleh ucapannya. Namun sayang Anna tidak bisa melihat senyuman iblis di wajah malaikat Sebastian.
"Karena kamu berani bertindak tanpa seizinku, maka aku putuskan kita akan berbagi kamar dan ranjang yang sama," ucap Sebastian sambil mempererat pelukannya.
Apa yang di ucapkan Sebastian langsung membuat tubuh Anna menjadi dingin seperti es, seolah tidak ada darah yang mengalir di tubuh wanita cantik ini.
'Tidak! Aku tidak mau!' Jerit Anna dalam hati.
"Ak--"
"Tidak ada penolakan dan aku tidak butuh persetujuamu. Tapi jika kamu tetap menolak maka, salahkan dirimu karena berani bertindak melangkahiku," ucap Sebastian dengan suara dingin dan tatapan yang menusuk. Harga dirinya sedikit terluka karena reaksi tubuh Anna yang berlebihan menurutnya.
Anna menatap nyalang Sebastian tanpa bisa berkata apapun, karena ia yakin ucapan Sebastian bukanlah main-main. Anna tidak menyangka jika pria ini sungguh bajingan yang luar biasa.
"Jangan menyentuhku lagi," desis Anna yang di abaikan oleh Sebastian.
"Jangan mengaturku Annaya," ucap Sebastian lagi sambil menatap Anna dingin.
"Kalau begitu aku tidak mau," jawab Anna datar.
"Baik, dan anak itu yang mendapat resiko dari kekeras kepalaanmu ini," jawab Sebastian tenang.
"Kamu bajingan," desis Anna yang sudah tersulut emosi. Selain bajingan mana ada yang akan melibatkan seorang anak untuk kepentingan pribadinya fikir Anna.
"Akhirnya umpatan itu keluar juga," balas Sebastian tanpa emosi.
"Jangan bertindak di belakangku lain kali, ini peringatan pertama dan terakhirku untukmu. Jika itu terjadi, meski kamu memohon padaku untuk tidak menyentuhmu, aku tidak akan pernah berbaik hati lagi," ucap Sebastian dalam.
Ia menatap lekat Anna sambil mengatakan kalimat panjang yang dapat Anna simpulkan, jika selama Anna tidak berbuat hal diluar izinnya, Sebastian tidak akan menyentuhnya meskipun mereka akan berbagi kamar yang sama. Dan itu membuat Anna lega, walau hatinya tetap tidak terima dengan keputusan sepihak Sebastian tapi Anna juga tidak punya pilihan lain.
Setelah meninggalkan kamar itu dengan segera Sebastian memberikan perintah kepada Smith untuk menyelesaikan segalanya dengan cepat. Ia ingin setelah makan malam semua telah selesai sesuai dengan perintahnya, tidak lupa juga ia memerintahkan Smith untuk menyediakan segala kebutuhan anak itu tanpa ada yang terlewatkan.
*****
Bagi Smith kabar ini juga tidak kalah mengejutkan dirinya, sebab ia tidak menyangka bahwa hal yang mustahil, akan terjadi pada Bosnya. Dan itu semua berkat kehadiran nyonyanya.
Sejak hubungan Bos dan nyonyanya sungguh tidak dapat di pikir oleh akal sehat. Smith hanya bisa mendesah lelah berulang kali karena tidak sanggup memikirkan hubungan keduanya, tapi jika tidak di pikir juga tidak bisa. Apalagi di matanya, mereka berdua sebenarnya tampak sangat serasi satu sama lain, tapi sayang pada kenyataannya hubungan suami istri itu tidaklah seserasi yang terlihat.
"Kamu kenapa?" tanya Rei yang saat ini duduk di kursi sebelah kemudi. Sedari tadi ia perhatikan seniornya ini bolak-balik menghela nafas.
"Bicaralah formal dengan senior," ketus Smith menatap jengah Rei.
"Eh, sejak kapan kamu jadi gila formal?" tanya Rei menatap Smith acuh. Sebab Smith lah yang memintanya untuk bicara santai saat sedang berdua.
"Sejak aku di buat gila oleh hubungan Bos dan nyonya kita," jawab Smith asal sambil tetap fokus menyetir.
"Wah, kamu sudah berani mengeluh tentang Bos," ucap Rei yang memicingkan mata kearah Smith.
"Entahlah Rei, aku hanya merasa mereka saling menolak tapi malah semakin terikat," ucap Smith lesu.
"Bos dan nyonya sangat sulit untuk di tebak, mereka seakan saling menjauh dan menolak kehadiran satu sama lain, tapi juga seperti ada magnet yang membuat mereka semakin dekat dan tidak terpisahkan," ujar Rei yang membenarkan ucapan Smith dengan hasil analisisnya beberapa hari ini.
"Tapi, aku mengagumi keduanya," lanjut Rei lagi dengan senyum manisnya. Tanpa sadar Smith menikmati senyuman gadis itu.
Pikiran Rei kembali teringat saat pertama kali Smith menawari tugas ini padanya, waktu itu dengan jelas seniornya itu mengatakan jika tugas ini tidaklah mudah dan Rei harus siap atas resiko apapun.
Awalnya ia ingin menolak tugas ini, tapi ia tidak punya pilihan lain saat Smith mengatakan bahwa Bos sendirilah yang memilihnya. Dan ternyata tugas berat yang di maksud seniornya itu adalah menjaga wanita yang baru di nikahi oleh Bosnya.
Selama masa percobaannya setahun lalu, Smith lah yang mengujinya secara langsung dalam setiap tahap yang ia lalui, dan itu sangat sulit untuk ia lewati, namun pada akhirnya ia mampu menyelesaikan dengan nilai dan point terbaik.
Sampai sekarang Rei tidak mengerti kenapa Bos memilihnya untuk menjadi pengawal istrinya, di saat banyak bodyguard pria dan wanita yang lebih berkompeten darinya. Dan Rei tidak punya nyali untuk bertanya pada Smith yang memiliki julukan kloningannya si Bos.
Sementara Smith yang sudah menjadi asisten pribadi Sebastian sangat tau watak pria itu. Sebastian bukanlah orang yang memiliki keperdulian tinggi terhadap orang lain, dan juga dia bukanlah tipe yang akan mengalah atau menuruti keinginan orang lain.
Tapi hari ini Smith menyaksikan, bagaimana dengan mudahnya Bos mengikuti keinginan istri nya tanpa ada penolakan . Apa hati Bosnya itu telah berubah sekarang.
Smith tau bahwa hidup Bosnya tidak secerah apa yang orang lain lihat. Bos sangat ahli dalam menutupi perasaannya, tapi tidak bisa membodohi Smith. Ia yakin jauh di lubuk hati Bos. Bos merasakan kesepian yang luar biasa, yang bahkan orang lain tidak akan mampu merasakan kesepian itu.
Smith sangat mengagumi sosok Sebatian, baginya Sebastian adalah dewa penolongnya, dan dia telah bersumpah pada dirinya sendiri untuk terus mengabdi dan selalu setia di sisi Bosnya itu.
Hanya saja akhir-akhir ini ia jadi ragu akan sumpah dan janjinya sendiri, itu di karenakan sikap Sebastian yang di nilainya sering berubah-ubah jika sudah menyangkut nyonyanya.
'Apa mungkin manusia batu itu jatuh cinta?! Jika ia maka aku akan semakin repot di masa depan' monolog Smith dalam hati.
Smith dan Rei yang sibuk dengan pikiran masing-masing, kini kembali fokus pada tugas dan tujuan mereka, lagi pula sekeras apapun mereka berpikir tentang kedua majikannya itu, tidak akan ada jawabannya.
Mobil mereka melaju membelah kota Z menuju mansion Sebastian untuk menyiapkan segala kebutuhan yang harus selesai saat malam hari. Hari ini akan melelahkan untuk semua pekerja yang ada dimansion mewah Sebaatian.