Chereads / SENANDUNG MASA REMAJA / Chapter 9 - Rumah Naca

Chapter 9 - Rumah Naca

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di rumah Naca. Jarak antara Taman Pelangi dengan rumah Naca tidak begitu jauh, cuma dengan waktu 10 menit mereka sudah sampai. Sebelum sampai di rumah Naca, Ceska menyempatkan membeli martabak manis, kata Naca itu makanan kesukaan ibunya. Mereka membelinya di jalan dekat rumah Naca. Setelah sampai didepan rumah, mereka berdua langsung masuk menuju rumah, di depan pintu Naca menanyakan sekali lagi apa Ceska bener-bener mau masuk rumah karna di dalam sedang ada ayahnnya.

"Kamu yakin ces mau masuk?kamu gak takut sama ayahku...,?"tanya Naca.

"Iya...aku yakin...,"jawab Ceska yakin.

Naca pun mengucap salam dan kemudian masuk ke kamar ibunya. Ceska pun mengikutinya dari belakang.

"Bu....ini ada Ceska mau jenguk ibu...," kata Naca sambil mencium tangan ibu dan bergantian mencium tangan ayahnya.

"Permisi om....Tante...mohon maaf saya langsung masuk ke kamar...," kata Ceska sambil mencium tangan ayah dan ibu Naca.

"Ini siapa ca?" tanya ayah Naca.

"Ini temen sekolahnya Naca yah....namanya Ceska...,"jawab ibu Naca yang masih lemas.

"Oh iya ini saya bawakan makanan kesukaan tante, kata Naca Tante suka martabak manis...Gimana kondisi tante...tante sakit apa?", kata Ceska dengan sopan dan meletakkan martabak itu di meja dekat ibunya Naca berbaring.

"Gak sakit apa-apa kok...ibu cuma kecapekan aja ko,"jawab ibu Naca yang selalu ramah dengan Ceska.

"Oh iya silahkan duduk dulu..tapi sepertinya baju kamu basah sebaiknya kamu ganti baju dulu...,"kata ayah Naca.

"Ca ambilkan minum buat Ceska nak....terus ambilkan juga handuk dan pakaian ganti buat Ceska...kasihan nanti dia masuk angin kalo basah kuyub,' kata ibu Naca.

Naca pun beranjak mengambilkan minum, handuk dan pakaian ganti untuk Ceska, sementara Ceska diajak mengobrol ayahnya di ruang tamu dan membiarkan ibunya kembali istirahat.

Di ruang tamu

"Jadi kamu teman sekolah Naca?" tanya ayah Naca.

Sebenarnya ayah Naca pada dasarnya orang yang asik, apalagi kalo diajak ngobrol tentang sepak bola.

"Iya om....tapi beda kelas...dulu satu kelas waktu kelas XI," jawab Ceska grogi. Rasa grogi bercampur menggigil kedinginan karna bajunya basah.

"Ow gitu... baru kali ini saya lihat kamu ke sini....tapi kayaknya ibu sudah kenal banyak tentang kamu...tapi sebelumnya terimakasih sudah menjenguk ibunya Naca..."

"Iya om sama-sama...Tante memang selalu baik dan ramah dengan saya..."

"Ini ces...minumnya...tapi sebaiknya kamu ganti bajumu dulu..."kata Naca dari belakang sambil menyodorkan baju untuknya.

"Om saya permisi kebelakang ganti baju dulu ya..."

"Iya silahkan..."kata ayah Naca

Ceska pun ke kamar mandi dan mengeringkan rambutnya, mengganti pakaian yang dibawakan oleh Naca tadi.

"Ca....apa Ceska itu pacarmu?" tanya ayah Naca tiba-tiba.

Mata Naca terbelalak mendengar pertanyaan dari ayahnya itu.

"Gak ko yah....cuma temen...,"jawab Naca bohong.

Naca belum siap memperkenalkan Ceska sebagai pacarnya.

"Cuma temen?beneran?tapi masak kalo temen mau nganter kamu hujan-hujanan gini...bawain ibu makanan kesukaannya lagi"

"Oh itu...tadi cuma kebetulan ketemu di jalan terus dia sekalian mampir deh...."

"Ayah gak nglarang kamu pacaran tapi kamu ingat kan kamu sudah kelas XII sebentar lagi kamu ujian....Ayah hanya pengen kamu lulus dengan nilai terbaik...dan kamu bisa nglanjutin kuliah kedokteran seperti impianmu itu..."

"Iya yah....aku ngerti."

Dari belakang Ceska pun datang mengenakan kaos yang diberi Naca tadi. Kaos Naca yang berwarna biru bergambar bunga-bunga dan nampak kekecilan saat dikenakan Ceska. Naca pun berusaha menahan tawa melihat Ceska memakai kaosnya itu.

"Maaf ces...bajunya kekecilan....itu pun tadi aku udah cari yang paling besar...tapi ternyata masih kekecilan," kata Naca sambil menahan tawa.

"Ya udah gak papa ko...nanti langsung ganti kalo udah sampe rumah."

Dari dalam terdengar ibu memanggil Naca, Naca pun segera masuk ke dalam melihat ibunya dan meninggalkan Ceska dan ayahnya di ruang tamu. Mereka melanjutkan obrolan mereka. Sepertinya tidak butuh waktu lama untuk mereka akrab, Ceska yang kalo di sekolah suka seenaknya sendiri sekarang berubah jadi sopan dan ramah di depan orang tua Naca. Bahkan Ceska yang suka sepak bola karna dia salah satu atlet futsal kebanggaan sekolah menjadi nilai plus dimata ayah Naca. Mereka sama-sama suka bola.

Dari dalam Naca mendengar obrolan mereka yang sangat akrab, bahkan tertawa bersama. Naca pun penasaran dan menuju ruang tamu menghampiri mereka.

"Ngobrol apa sih.. kayaknya seru banget?"tanya Naca sambil duduk di samping ayahnya.

"Ini ca...biasa ngobrolin bola...ya kan om..,"jawab Ceska sambil menaikan alisnya dan tersenyum pada Naca.

"Ayah baru tahu ternyata nak Ceska ini atlet futsal di sekolahmu ya...?"

"Iya yah...,"jawab Naca singkat sekaligus bingung kok bisa mereka seakrab ini.

"Oh iya om kayaknya udah malem... sebaiknya aku pamit pulang dulu...besok kapan-kapan om ada waktu kan kalo saya ajak main futsal bareng?"

"Oh iya.... kapan-kapan kita memang harus maen futsal bareng...om juga udah lama gak maen futsal..."jawab ayah Naca bersemangat kalo mendengar perihal sepak bola.

Ceska pun berpamitan kepada ayah dan ibu Naca, setelah itu dia menuju keluar rumah Naca dan bersiap untuk menghidupkan motornya. Dari dalam Naca berlari menghampirinya.

"Eh tunggu.....jangan pergi dulu...ini jaket kamu...", kata Naca sambil menyodorkan jaket Ceska yang dia pakai waktu di pantai.

"Oh ini.... makasih ya..."kata Ceska sambil mengambil jaket dan mengenakannya.

"Aku yang harusnya makasih....makasih udah minjemin aku jaket...makasih juga kamu udah jengukin ibu aku," jawab Naca.

"Iya... sama-sama...aku juga makasih karna kamu udah ngijinin aku buat bisa deket sama keluargamu....mereka sangat baik dan juga ramah sama aku....rasanya aku udah lama ngrasain kehangatan keluarga seperti ini....makasih juga kamu udah mau jadi pacar aku...thank's ya...."

"Iya...aku juga seneng kamu bisa deket sama ayah dan ibuku..."

"Ya udah kamu masuk gih....nanti kamu kedinginan di luar....!"

"aku masuk dulu ya...kamu hati-hati di jalan..."

Naca pun membalikkan badan dan hendak menutup pintu, tapi dia sengaja masih ingin melihat Ceska sebelum pintunya di tutup. Ceska pun tersenyum melambaikan tangan, melakukan kiss by yang seperti biasa dia lakukan, kemudian menghidupkan motornya dan pergi. Naca pun hanya membalas dengan senyuman....Naca terlihat masih canggung meski hatinya berbunga-bunga, seolah masih tak percaya kalo dia dan Ceska sudah jadian. Sempat terbesit dipikirannya gimana kalo anak-anak lainnya tahu kalo kita berdua jadian, pasti bakalan heboh satu sekolah kalo mereka tahu.