Chereads / Bring A Dream / Chapter 4 - BAB 3: KAFE, AGENSI, DAN SENYUMAN

Chapter 4 - BAB 3: KAFE, AGENSI, DAN SENYUMAN

Keesokan harinya ....

Marina bilang kepadaku, bahwa hari ini CIRCLE tutup dulu, karena dia ada sedikit urusan di luar kota. Jadi, aku memutuskan menghabiskan waktuku untuk berjalan-jalan. Aku kemudian mampir ke kafe Hazawa. Seperti yang kubilang sebelumnya, bahwa aku akan sering mampir kesini.

Ketika aku masuk ke kafe Hazawa. Aku melihat sekelompok perempuan di salah satu meja. Tapi, mataku menangkap seorang gadis yang aku temui di taman tiga hari yang lalu. Aku dengan tidak sadar memanggil namanya.

"Mitake-san...."

Para perempuan yang berada di meja tersebut, mulai melihatku.

"Ho-Hoshizora-san ... Kenapa ... K-kamu ada di sini?"

Sekarang, para gadis mulai melihat gadis berambut pendek dengan bingung.

"Ran, apakah kamu kenal dengan pria ini?" Tanya gadis berambut merah tua.

"I-iya. Aku mengenal dia, dia adalah orang yang pernah kuceritakan kepada kalian."

"Eeeeeeeh!! Dia orangnya!?" Teriak keempat gadis, setelah mendengar pengakuan Ran

Semua orang mulai menatapku lagi. Eh, apa yang terjadi? Kenapa semua orang pada melihatku. Aku merasa bahwa aku akan terlibat kedalam masalah.

"Hei, Kamu. Duduklah di sini." Ajak gadis berambut perak. Kenapa dia mengajakku duduk bersama dengan sekelompok gadis? Sebelum aku sempat menolak tawarannya, dia menarik tanganku dengan paksa. Pada akhirnya juga, aku duduk bersama mereka.

"Mo-Moca! K-kenapa kamu melakukan hal ini."

"Tenang saja, Ran-chin. Kami hanya mau mengobrol dengan orang yang telah menyelamatkan kamu saja." Aku bisa melihat, bahwa Mitake-san, keberatan mendengar jawaban dari temannya.

"Kalau begitu. Perkenalkan. Namaku adalah Himari Uehara, aku adalah pemain bass dan ketua Afterglow."

(Afterglow. Jadi itu, nama band mereka.)

"Sepertinya aku belum memperkenalkan diri. Namaku adalah Moca Aoba yang super lucu. Aku adalah gitaris utama Afterglow." Melihat cara dia memperkenalkan diri. Aku jadi ingat dengan Azier, adik kelasku di sekolah menengah pertama.

"Kalau aku, Tomoe Udagawa. Aku juga adalah pemain drum Afterglow." Udagawa? Apakah dia saudarinya Ako? Dan juga dia adalah pemain drum?

"Namaku adalah Tsugumi Hazawa. Tentu saja, tempat ini adalah tempat bisnis keluargaku." Dia terlihat sopan ketika memperkenalkan diri.

"A-aku akan memperkenalkan diri lagi." Mitake berkata seperti itu dengan sedikit malu. "Namaku adalah Ran Mitake. Aku adalah vokalis dan gitaris Afterglow. D-dan juga ... K-kamu bisa memanggilku Ran, Hoshizora-san."

"Tidak adil, Ran-chin. Kalau begitu, kamu juga harus memanggil nama kami dengan nama depan." Aku hanya bisa tertawa kaku saja. Sumpah, sekarang aku lagi gugup sekali. Pertama, aku duduk di meja yang isinya lima gadis. Kedua, Himari dan Moca terlalu dekat denganku.

"N-namaku adalah Ari Hoshizora. Aku baru pindah dari Indonesia. Kalian bisa memanggilku Hoshi." Aku berusaha agar tidak kelihatan gugup ketika memperkenalkan diri.

"Kamu dari Indonesia!?" Aku hanya mengangguk saja memberi jawaban ke Moca. "Indonesia, negaranya seperti apa?"

"Moca! Jangan terlalu memaksa dia." Ran langsung memotong pembicaraanku dan Moca.

"Tidak apa-apa Ran. Lagian kita juga mau mendengar kisahnya ketika di Indonesia." Himari berkata seperti itu sambil menghibur Ran.

"Tidak apa-apa." Sambungku, kemudian aku mulai menceritakan beberapa kisah mengenaiku ketika di Indonesia. Setelah aku selesai menceritakan semuanya. Aku berencana untuk pergi ke beberapa toko untuk membeli kebutuhan. Sebelum pergi, Moca meminta nomor teleponku, begitu juga dengan yang lainnya. Aku hanya bisa pasrah saja.

Di distrik belanja, aku membeli semua barang yang aku butuhkan seperti pakaian, makanan, beberapa dekorasi, dan peralatan pribadi. Tentu saja, aku memakai uangku. Uang yang dikasih paman Takeshi, aku simpan, aku berpikir mungkin nanti uang tersebut akan berguna di lain waktu. Setelah semua barang sudah kubeli, aku bergegas pulang ke apartemen.

"Tolong!"

Aku mendengar suara gadis meminta tolong. Ketika kulihat arah sumber suara, aku melihat sebuah gang kecil. Apakah aku hanya berhalusinasi saja.

"Tolong kami!"

Aku langsung bergegas masuk ke gang. Sepertinya aku tidak berhalusinasi, instingku berkata bahwa ada gadis yang meminta tolong, aku terus mengikuti jalan dan akhirnya aku melihat gadis berambut kuning terang dan gadis berambut merah muda sedang di kepung.

(Apa yang terjadi.) Aku mulai bersembunyi di balik barang bekas, sembari menunggu waktu yang tepat untuk menolong mereka berdua.

"Tidak kusangka, aku bisa melihat dua artis di sini." Salah satu pria besar mulai berbicara. Apakah mereka berdua artis, sepertinya mereka diculik oleh kelompok ini.

"Percuma saja, kamu teriak minta tolong. Memang ada yang berani dengan kelompok kami? Bahkan polisi pun takut." Pria besar tersebut mulai menjilat bibirnya. Sepertinya aku harus menyelamatkan mereka.

"Tunggu sebentar!!"

Semua orang pada melihatku. Aku mulai mempersiapkan kuda-kuda bertarungku.

"Eh, siapa kamu? Apakah kamu mau menyelamatkan mereka? Coba saja kalau bisa." Salah satu pria mulai bergerak menyerangku setelah pria besar selesai berbicara. Aku terus memperhatikan gerakan dari pria yang mau menyerangku, pria tersebut mulai meninjuku. Sebelum tinjunya menyentuh wajahku. Aku mulai menendang badannya dengan gerakan yang sangat cepat. Semua orang terkejut melihat pria yang menyerangku terkapar di tanah.

"Dua belas melawan satu. Mari kita menikmati." Aku mulai menyerang anggota dari kelompok itu satu demi satu.

"Ke-kenapa dia bisa kuat?" Tanya pria besar. "Semuanya jangan takut. Dia hanyalah sendiri!!!" Semua orang mulai menyerangku secara membabi buta. Tapi semua itu bisa kuatasi, sehingga menyisakan pria besar saja.

"Mu-mustahil ... Ke … kenapa semua anak buahku kalah dengan orang seperti kamu?"

"Apakah kamu pernah mendengar sebuah ungkapan. 'Jangan menilai orang dari luarnya' Sepertinya kamu harus diberi hukuman yang setimpal." Pria besar tersebut dengan panik mulai mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya kepadaku setelah mendengar ucapanku.

"A-aku tidak akan kalah. Minggirlah jika kamu tidak mau mati!!"

"Ancaman itu sudah biasa di hidupku." Aku langsung memukul wajahnya sebelum dia bergerak hingga dia membanting tubuhnya ke tembok. Setelah selesai menghabisi mereka, aku mulai menatap kedua gadis tersebut.

"Apakah kalian baik-baik saja?" Tanyaku dengan lembut, aku membantu kedua gadis untuk berdiri.

"Te-terima kasih telah menyelamatkan kami."

"Terima kasih."

Mereka berdua mulai menunduk hormat. Aku hanya bisa tersenyum saja kepada mereka. "Tidak perlu berlebihan. Aku menyelamatkan kalian atas keinginanku sendiri, lagiapula aku tidak akan membiarkan seorang gadis seperti kalian terluka. Dan juga kalian artis kan?"

"Apakah kamu mengetahui siapa kami?" Gadis berambut merah muda bertanya kepadaku. Sepertinya mereka mengira aku fansnya.

"Tidak, aku tidak tahu siapa kalian. Lagian aku baru pindah dari Indonesia. Ngomong-ngomong, namaku adalah Ari Hoshizora. Kalian bisa memanggilku Hoshi."

"Seriusan kamu dari Indonesia?!" Kedua gadis tersebut terkejut setelah mengetahui kalau aku dari Indonesia.

"Tentu saja."

"Ma-maaf telat memperkenalkan diri." Gadis berambut merah muda berkata seperti itu dengan sedikit gugup. "Perkenalkan namaku adalah Aya Maruyama. Kamu bisa memanggilku Aya. Aku juga vokalis dari band Pastel*Palettes"

"Aku adalah Chisato Shirasagi. Kamu juga bisa memanggilku, Chisato. Dan aku juga adalah pemain bass di Pastel*Palettes."

Kedua gadis tersebut memperkenalkan dirinya dengan cara mereka masing-masing. Tapi, ketika Chisato memperkenalkan diri, entah kenapa aku bisa merasakan sesuatu dari matanya. Aku menemani mereka pergi ke tempat agen bakat.

Agen bakat ....

Sesampai di sana. Mereka disambut oleh satu wanita berjas lengkap. Kemudian wanita tersebut mulai bertanya kepada mereka berdua.

"Apakah kalian baik-baik saja?"

"Tenang saja, produser." Jadi dia adalah produser mereka, sepertinya produsernya sangat perhatian kepada mereka berdua. Kemudian produser tersebut, mulai melihatku. "Siapa kamu?"

"Dia adalah Hoshi. Dialah yang menyelamatkanku dan Chisato dari sekelompok orang-orang jahat." Aku hanya malu saja mendengar penjelasan dari Aya.

"Serius! Terima kasih telah menyelamatkan mereka. Apakah ada yang kamu inginkan sebagai ucapan terima kasihku."

"Ti-tidak usah repot-repot."

"Apakah kamu ingin masuk sebentar!?" Ajak Chisato.

"Tidak, usah repot-repot-"

"Tidak apa-apa."

Aya memotong pembicaraanku. Sepertinya aku tidak bisa menolak ajakan mereka. Kami semua mulai memasuki sebuah ruangan, setelah masuk. Aku melihat ada tiga gadis yang seumuran dengan Aya dan Chisato. Mereka semua mulai menghampiri kami.

"Aya, siapa dia?" Gadis berambut silver bertanya kepada Aya.

"Dia adalah orang yang telah menyelamatkanku dan Chisato dari orang-orang jahat."

"Serius!?"

"Seharusnya aku membantunya dengan Bushido."

"Itu sangatlah tidak boppin"

Mereka semua saling berkomentar dengan cara mereka sendiri. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

"Sepertinya, kalian belum memperkenalkan diri."

"Maaf aku lupa. Namaku adalah Maya Yamato. Aku adalah pemain drum Pastel*Palettes."

"Namaku adalah Hina Hikawa, aku adalah pemain gitar yang boppin." Apakah dia saudarinya Sayo? Sepertinya aku akan menanyakannya nanti.

"Kalau aku, Eve Wakamiya. Aku selalu mengikuti ajaran bushido, dan aku juga adalah pemain keyboard."

Mereka semua mulai memperkenalkan dirinya setelah Chisato menyuruh mereka. Sepertinya mereka mengetahui, bahwa Chisato memiliki aura yang berbeda.

"Salam kenal semuanya, namaku adalah Ari Hoshizora. Aku adalah pindahan dari Indonesia. Bisa dibilang aku blasteran."

"Serius!?"

Ketiga gadis tersebut terkejut dengan pernyataan yang kuberi.

"Itu sangatlah boppin!"

"Aku tidak menyangka bisa berteman dengan orang bule."

"Apakah di Indonesia ada Bushido?"

Kami semua mulai mengobrol santai, sehingga tanpa kusadari waktu sore telah datang. Aku izin pamit kepada mereka. Walaupun Chisato memaksaku untuk tinggal sebentar, seperti yang kuduga. Aku harus berhati-hati dengan orang ini. Sebelum aku keluar dari gedung agen bakat, Aya memanggilku.

"Hoshi! Tunggu sebentar."

"Ada apa?"

"Bisakah kita bertukar nomor? Bisa saja, aku mengajakmu untuk bergaul dengan Pastel*Palettes di lain hari." Aku hanya tersenyum saja sebagai jawaban, setelah kami selesai bertukar nomor, aku mulai berjalan menuju apartemen.

Setelah aku melewati sebuah jalan. Aku melihat seorang gadis berambut biru yang sedang kebingungan. Apa dia tersesat? Seharusnya aku bisa membantunya .

"Ano... Permisi."

"Fueee!! Si-siapa kamu?"

"Ah, maaf... Apakah aku membuatmu takut?" Sepertinya gadis ini mirip sekali dengan Rimi dan Rinko, dengan sikap malunya.

"Ti-tidak. A… aku kira, kamu orang jahat. Fueeee... maafkan aku."

"Ti-tidak apa-apa. Apakah ada yang bisa aku bantu?"

"Sebenarnya ponselku mati. Jadi, aku tidak bisa melacak lokasi tujuan." Sepertinya ponsel dia kehabisan dayanya, sehingga dia tersesat.

"Aku akan membantumu." Aku mulai mengeluarkan ponselku, dan meminjamkan kepadanya. "Silahkan tulis lokasinya."

"Te-terima kasih. Kalau begitu, a-aku menerima tawaranmu."

Kami berdua mulai berjalan ke lokasi tujuan, dia terkejut setelah aku memperkenalkan diri. Mungkin dia kaget karena aku berasal dari Indonesia. Tentu saja itu terjadi. Ngomong-ngomong, nama gadis itu adalah Kanon Matsubara, dan dia juga adalah pemain drum di band yang bernama Hello Happy World. Dia juga bilang kepadaku, bahwa vokalisnya itu adalah orang kaya. Jadi, dia menyuruhku untuk berhati-hati. Aku tidak tahu apa yang dimaksud. Tapi, aku harus menerima saran tersebut.

Ini bohong kan. Memang benar, Kanon memberitahuku bahwa salah satu temannya orang kaya. Tapi, tempat ini sangatlah luas. Bahkan aku bisa melihat halamannya yang luas. Orangnya seperti apa rupanya, aku menjadi penasaran. Kami berdua di bimbing oleh wanita berjas, Kanon bilang dia adalah bawahan temannya. Dia juga bilang, bawahannya akan menuruti semua keinginan atasannya tidak peduli seberapa gila hal tersebut.

Tsurumaki Residence

Kami berdua di bimbing oleh wanita berjas ke sebuah ruangan yang sangat besar. Setelah wanita berjas pergi. Dari arah lain datang empat gadis.

"Kanon-chan-senpai lama sekali datangnya. Dan juga siapa lelaki itu?" Tanya gadis berwarna orange.

"Di-dia adalah orang yang telah menolongku, ketika aku tersesat."

"Haaah, kamu tersesat lagi? Ya, aku sudah menduga sih. Tapi, sepertinya kamu beruntung ditolong oleh dia." Gadis berambut hitam mulai menatapku dan menunduk hormat. "Terima kasih telah menolong teman kami."

Kemudian gadis berambut pirang, terus menatapku sambil tersenyum. "A-ada apa?"

"Tidak ada. Ah, namaku adalah Kokoro Tsurumaki!! Aku adalah vokalis band Hello Happy World. Dan aku juga akan membuat dunia tersenyum!!" Gadis ini sungguh semangat, dan dia mirip sekali kayak Kasumi.

"Wahai pemuda berani. Namaku adalah Kaoru Seta. Aku adalah pemain gitaris di band ini." Entah kenapa, ketika gadis berambut ungu memperkenalkan dirinya. Mengingatkanku ketika Addo drama di acara festival sekolah.

"Sekarang adalah aku! Namaku adalah Hagumi Kitazawa. Aku adalah pemain bass di sini." Gadis tampaknya sangat periang. Tapi, kurasa levelnya masih dibawah Kokoro dan Kasumi.

"Halo... Namaku adalah Misaki Okusawa." Gadis berambut hitam memperkenalkan dirinya sambil menghela nafas, apakah ada yang salah? "Aku adalah perwakilan dari Michelle."

"Mi-Michelle?"

"Aku akan menjelaskan di lain waktu saja." Aku hanya bisa mengangguk pelan saja, sepertinya dia kesulitan. Tapi aku bisa bertanya nanti saja.

"Namaku adalah Ari Hoshizora. Aku pindahan dari Indonesia."

"Indonesia!!!?" Ketiga gadis tersebut kecuali Kanon dan Misaki berteriak kepadaku. Aku sepertinya sudah terbiasa dengan keadaan ini. Aku mulai bercerita mengenai kehidupanku di Indonesia kepada mereka semua. Setelah aku menghabiskan waktu dengan mereka berlima, aku izin pulang, Sebelum aku keluar dari kediaman Kokoro. Misaki datang menghampiriku. "Ada apa, Misaki?"

"Apa a-aku boleh... bertukar nomor denganmu!?" Misaki berkata seperti itu, sambil menampakkan wajah malunya. "A-aku bertukar nomor dengamu supaya a-aku bi-bisa menjelaskan tentang Michelle."

(Jadi begitu.) Pikirku sambil tersenyum kecil.

Sesampai di apartemen, aku mulai mandi dan makan. Ketika aku sedang berlatih gitar, dadaku menjadi hangat ketika aku membayangkan beberapa gadis dari masing-masing band. Perasaan apa ini? Aku belum pernah merasakan perasaan ini. Aku terus memainkan gitarku dengan perasaan galau.