Keesokan harinya...
Kasumi POV
Hari ini adalah hari yang sangat istimewa. Hari ini, Hoshi akan ikut bersama Poppin Party ke taman bermain. Aku tidak menyangka akan datang hari ini. Aku sudah siap memakai pakaianku yang sangat kusukai. Aku bertemu dengan anggota band di stasiun. Hoshi bilang, dia akan menunggu di taman hiburan. Aku sangat tidak sabar untuk hari ini.
Sesampainya di sana, kami melihat Hoshi yang menggunakan setelan kesukaannya. Dia sangat tampan dan keren sekarang. Ketika dia melihat kami, dia mulai memasang wajah malu. Apakah dia tersipu dengan penampilan kita. Saaya pun datang mendekati Hoshi untuk menggodanya, dia semakin suka menggoda Hoshi semenjak pertemuan kami di CIRCLE.
Kami berenam mulai menikmati berbagai wahana. Ini sangatlah seru sekali, ketika aku sedang berdua dengan Hoshi untuk membeli minuman. Jantungku berdegup dengan kencang. Kepalaku langsung membayangkan kalau kami berdua sedang berkencan. Tidak, apa yang kupikirkan, dia sudah disukai oleh Saaya. Dan aku tahu. Tapi, aku juga tidak mau kalah.
POV Anda
Ketika kami sedang menunggu minuman kami, ada seorang pria bertopi hitam datang ke tempat duduk kami. Siapa dia? Ketika aku mau berdiri, dia mulai berbicara.
"Tenang saja Hoshizora-san. Saya datang ke sini atas perintah 'dia'."
Aku cukup terkejut mendengar nama 'dia'. Itu berati pria yang berada di depanku adalah salah satu anak buah dari 'dia'. Sepertinya akan ada sesuatu yang penting yang akan dibicarakan. Kemudian aku melihat ke Kasumi, dia tampaknya memasang wajah ketakutan.
"Hoshi, siapa dia?" Kasumi tampaknya sedang ketakutan. Aku memegang tangan Kasumi dan tersenyum lembut.
"Tenang saja, dia adalah orang baik." Kasumi hanya bisa menurutiku saja, dia terus memegang tanganku dengan gemetar. Aku tahu kalau dia ketakutan.
"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Tugas saya hanya memberi info saja kepadamu. 'Jangan lengah, dia sudah ada di Rusia.' Dan saya juga ingin memberimu ini." Dia memberiku sebuah kertas kecil. "Ini adalah beberapa lokasi yang akan membantumu jika kamu kesulitan. Kalau begitu, saya izin pamit." Setelah lelaki tersebut pergi, Kasumi mulai bertanya kepadaku.
"Apa yang kalian bicarakan?"
"Tenang saja, ini hanya masalah bisnis keluarga saja." Maafkan aku Kasumi, karena telah berbohong. Tapi, aku tidak ingin orang yang di dekatku terluka. Setelah itu, kami berdua mulai pergi ke tempat teman-teman kami.
Hari sudah sore, kami semua berencana pulang. Namun, Saaya mengajak kami untuk pergi ke arcade. O-Tae dan Kasumi mengikuti Saaya dengan semangat, disusul juga oleh Arisa dan Rimi. Aku mengikuti mereka dengan tersenyum. Aku sepertinya harus melindungi orang-orang yang dekat denganku dengan segenap kemampuanku. Kami semua bersenang-senang di arcade. O-Tae berhasil mengalahkanku di permainan balap mobil.
Aku tidak bisa menyangka O-Tae ahli bermain ini. Sedangkan Saaya, dia berhasil meraih score tertinggi di permainan drum. Aku tahu, dia akan menang. Sebelum kami pulang. Kasumi mengajak kami ke bilik foto, dia bilang ingin membuat kenang-kenangan.
Kami berenam memasuki bilik foto. Walaupun amat sempit bagi kami berenam di dalam, tetapi kami berusaha untuk mempertahankan posisi kami.
"Itu tadi sangat menyenangkan!" Ucap Kasumi.
"Aku setuju denganmu Kasumi." Jawab O-Tae.
"A-aku juga." Sambung Rimi.
"Ya ampun. Aku tidak menyangka bakal kayak gini. Maafin kami ya, Hoshi." Arisa berkata seperti itu dengan nada yang bersalah.
"T-tidak usah khawatir, aku juga ikut bersenang-senang kok." Aku berusaha membuat Arisa tidak menyalahkan dirinya. Aku tahu, kalau dia kerepotan mengurus Kasumi dan O-Tae yang semangatnya sudah berada di tingkatan tertentu.
Setelah kami semua terpisah, aku menemani Kasumi dan Saaya. Saaya bilang, dia akan menginap di rumah Kasumi karena dia ada hal yang ingin dibicarakan juga. Ketika kami sedang berjalan menuju rumah Kasumi. Saaya berada di kananku, sedangkan Kasumi berada di kiriku. Situasi apa ini? Ini sangat mirip seperti scene-scene cerita romantis, dimana tokoh utama dicintai lebih dari satu gadis. Apakah aku beneran mirip seperti tokoh tersebut.
"Hei Hoshi, apakah kamu sudah mempunyai kekasih?"
Wajahku langsung memerah karena mendengar pertanyaan Saaya. Kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu? Kulihat Kasumi juga memerah malu. Tapi wajahnya tampak serius. Apakah dia juga ingin jawaban dariku?
"B-belum punya ...." Aku berbohong kepada mereka karena aku tidak ingin mengingat kejadian 'itu' lagi.
Kasumi dan Saaya tampak lega setelah aku memberi jawabanku. Apa yang terjadi, kenapa mereka jadi tenang. Aku tidak bisa mengerti pemikiran perempuan itu.
Toyama Residence
Kami bertiga tiba di rumah Kasumi. Kasumi dan Saaya mengucapkan terima kasih kepadaku. Aku hanya bisa menjawab 'tidak apa-apa dan tidak usah khawatir'. Sebelum aku pergi, tiba-tiba kedua pipiku dicium oleh Kasumi dan Saaya. A-apa yang barusan terjadi? Kenapa mereka menciumku. Wajahku langsung saja memerah karena tindakan mereka.
"Wajah kamu imut sekali." Saaya dan Kasumi berkata seperti dengan bersamaan. Kemudian mereka berdua mulai memasuki rumah Kasumi. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Sepertinya aku sedang jatuh cinta lagi. Tidak, tidak mungkin aku jatuh cinta lagi. Kemudian aku berjalan ke tempat tinggalku dengan perasaan yang galau ini.
Keesokan harinya...
Hari ini di CIRCLE, aku bekerja seperti biasanya setelah pulang sekolah. Ketika aku sedang berjaga di meja depan, aku melihat Marina dan dua wanita datang. Siapa mereka? Apakah mereka staf magang baru?
"Selamat siang Hoshi." Seperti biasa dia menyapaku. "Hari ini kita kedatangan dua anggota baru. Biar kuperkenalkan kepadamu mereka berdua. Dia adalah Minami Nitta." Dia menunjuk ke seorang gadis berambut cokelat. "Dan ini temannya yang bernama Anastasia." Terakhir dia menunjuk ke gadis berambut perak.
"Salam kenal Hoshi-san."
"Salam kenal juga. Minami-san, Anastasia-san." Kami bertiga saling memberi hormat.
"Baiklah, Hoshi. Bisakah kamu mengajak mengajari mereka beberapa hal. Biarkan aku saja yang berjaga di sini." Marina berkata seperti itu sambil tersenyum.
Kemudian, aku mulai memandu mereka ke dalam studio, dan mengajari mereka berbagai hal. Seperti cara mengatur lampu panggung, dan lain-lain. Aku membiarkan mereka mereka belajar beberapa hal di ruangan satu.
(Sepertinya mereka bisa kutinggalkan.)
Ketika aku keluar dari ruangan satu. Aku melihat sosok gadis yang tidak asing. Dia adalah Sayo, ketika dia melihatku. Dia mulai menghampiriku.
"Hoshi. Ada hal yang ingin kubicarakan." Dia berkata seperti itu dengan wajah seriusnya.
"A-ada apa?"
"Aku dengar dari Imai-san, kalau kamu sangat ahli bermain gitar. Jadi, aku ingin mendengar caramu bermain." Dia berkata seperti itu sambil menatapku terus. Sepertinya dia diberitahu oleh Lisa. Dan dilihat dari wajahnya, sepertinya dia ingin melihat kemampuanku.
"Baiklah."
Kemudian aku minta izin ke Marina untuk meminjam ruangan 10. Atau bisa dibilang ruangan yang paling ujung. Soalnya aku tidak mau menarik perhatian orang. Dia pun mengizinkanku meminjam ruangan 10. Kemudian aku dan Sayo mulai pergi ke ruangan 10. Sesampai disana. Aku mulai meminjam gitar Sayo dan mulai memainkan beberapa lagu.
Sebelum aku memainkan sebuah lagu. Aku mengubah beberapa komponen gitar milik Sayo. Aku melihat kepada Sayo. Dia hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai tanda bahwa dia mengizinkanku untuk merubah komponen gitarnya.
Sayo POV
Aku tidak bisa menyangka. Ketika dia bermain gitar, aku bisa merasakan perbedaan yang sangat jauh antara kemampuanku dengannya. Kenapa dia bisa bermain dengan bagus? Aku terus melihat Hoshi dengan kagu, ketika Hoshi selesai bermian dengan gitarku. Aku mulai memujinya.
"Bagus sekali permainanmu, Hoshi. Bagaimana bisa permainanmu bisa sebagus itu?"
"Mungkin, karena aku bermain ini karena untuk bersenang-senang. Dan juga aku memasukkan semua perasaanku ke dalam permainan." Dia mulai mengatur komponen gitarku kembali seperti semula.
"Perasaan... dan bersenang-senang?"
"Apakah kamu menganggap gitarmu itu hanya sebagai alat?" Tanya Hoshi dengan sedikit tersenyum.
"Tentu saja." Aku hanya menganggap gitarku sebagai alat dan juga aku harus terus meningkatkan kemampuan gitarku.
"Kenapa kamu menganggap gitarmu sebagai alat?"
"Karena, aku tidak ingin Hina menyusulku. Dia dulu, sering mengikutiku melakukan semua hal yang aku lakukan. Dan dia juga bisa melebihi kemampuanku. Jadi, aku terus melatih permainan gitarku supaya Hina tidak bisa melebihi kemampuanku. Jika dia berhasil, aku tidak punya alasan untuk hidup lagi." Aku mengatakan itu dengan semua perasaanku. Aku mulai meneteskan air mataku.
"Sayo. Aku mempunyai seorang adik perempuan. Dia lebih muda dari Hina, dia memiliki bakat yang melebihiku. Tapi, aku tidak merasa rendah. Karena, aku menganggap itu sebagai hal untuk bersenang-senang saja. Sama seperti Hina, dia melakukan hal itu hanya untuk bersenang-senang dan untuk bergaul denganmu." Dia berkata itu sambil menyapu air mataku.
Aku tidak bisa menyangka. Apakah itu benar. Hina melakukan itu hanya untuk bersenang-senang? Apakah hanya aku saja yang menganggap Hina dengan serius? Sepertinya aku sudah melakukan banyak kesalahan kepada Hina. Aku terus menangis di dalam pelukan dadanya. Hoshi, dia seperti penasihat. Tapi, entah kenapa. Aku merasakan dadaku sesak. Sepertinya aku jatuh cinta kepadanya.
POV Anda
Setelah Sayo pulang ke rumah. Aku mulai menjaga meja depan lagi. Marina mulai bertanya kepadaku mengenai percakapanku dengan Sayo.
"Apa ada yang terjadi hari ini?"
"Sepertinya Sayo butuh beberapa nasihat." Aku berkata seperti itu sambil mengingat kembali perkataan Sayo. 'Jika dia berhasil, aku tidak punya alasan untuk hidup lagi'. Kenapa Sayo berkata seperti itu? Tapi, sepertinya setelah aku memberi dia sedikit nasihat, dia seperti mempunyai tujuan baru.
"Oh. Aku baru ingat." Marina mulai membuka pembicaraan lagi. "Minggu depan CIRCLE akan mengadakan event. Jadi, bisakah kamu memberi kabar untuk band Popipa, Roselia, PasuPare, HaroHapi, dan Afterglow untuk menjadi bintang di event ini?"
"Tentu saja, serahkan saja kepadaku."
Kemudian Marina mulai mengeluarkan sebuah surat dari sakunya. "Hoshi. Bisakah kamu mengantarkan ini ke Live House GALAXY?"
"Tentu saja. Serahkan saja kepadaku."
Kemudian aku meninggalakan CIRCLE, untungnya Marina memberiku alamat lokasi Live House tersebut, Ternyata jarak antara Live House CIRCLE dengan Live House GALAXY lumayan dekat. Aku sangat menikmati perjalanan ini, aku bisa melihat lingkungan baru, pemandangan baru, dan lain-lain.
Live House GALAXY...
Setiba di depan GALAXY, aku memandang bangunan tersebut. Bisa dibilang itu adalah bangunan ruko yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan CIRCLE, pintu yang mengarah ke bawah, tampaknya tempatnya berada di bawah tanah.
"Hei, apa yang kamu lakukan disana?"
Kemudian aku melihat dua wanita yang berdiri melihatku. Yang pertama adalah perempuan yang memiliki rambut pendek berwarna kuning. Dan yang kedua adalah perempuan yang memiliki rambut panjang berwarna hitam, bahkan aku bisa melihat dia membawa tas gitar. Apakah dia adalah gitaris? Kemudian perempuan berambut kuning mulai berjalan mendekatiku.
"Hmmmmm..... Sepertinya aku pernah melihatmu." Dia berkata seperti itu sambil memelototiku. Jarak antara aku dan dia sangatlah dekat sehingga aku bisa mencium aroma tubuhnya. "Siapa nama kamu?"
"Na-namaku adalah Ari Hoshizora, a-aku baru pindah dari Indonesia."
"Eeeeehhh... Jadi kamu adalah orang asing?" Tanya perempuan berambut kuning dengan cukup terkejut. Aku juga bisa melihat perempuan berambut hitam juga ikut terkejut.
"Sepertinya aku mengenal wajahmu..." Dia terus memperhatikanku dengan dekat sekali, apakah penyamaranku akan terbongkar. Padahal aku sudah merubah penampilan rambutku sehingga orang-orang tidak akan mengetahui bahwa aku adalah vokalis dari The Heavens.
"Ah, Masuki-san." Panggil perempuan dari dalam GALAXY.
Aku melihat perempuan tersebut. Dia memiliki rambut biru, dia memiliki model rambut kuncir bawah. Dia juga memakai kacamata dan kaos dengan logo GALAXY. Apakah dia adalah salah satu karyawan GALAXY?
"Ah, Lock! Maaf ya karena menyuruhmu untuk datang kesini, padahal hari ini kamu sedang libur." Perempuan yang bernama Masuki berkata seperti itu dengan nada bersalah.
"Tidak apa-apa. Lagipula aku juga sedang bosan dirumah."
"Aaaaaaa... Terima kasih Lock!!" Dia menjauhiku dan mendekati perempuan yang bernama Lock. Tapi, aku masih bingung dengan kata 'Lock'. Apa maksudnya itu? Apakah dia adalah orang yang terkunci? Kemudian perempuan yang bernama Masuki mulai melihatku lagi.
"Ah, maaf. Sepertinya kami belum memperkenalkan diri. Namaku adalah Masuki Satou, tapi kalau dipanggung aku dipanggil King, dan kamu bisa memanggilku Masuki. Aku adalah pemain drum band Raise A Suilen!"
"Aku adalah Rei wakana. Sama seperti Masuki, dipanggung aku dipanggil Layer, dan juga kamu bisa memanggilku Rei. Aku adalah pemain bass dan vokal band Raise A Suilen." Sambung perempuan yang bernama Rei.
"Ka-kalau aku adalah Rokka Asahi, a-aku juga suka dipanggil dengan nama Lock. Da-dan kamu bisa memanggilku Rokka, dan juga aku adalah pemain gitar Raise A Suilen....."
Aku tidak bisa menyangka bisa bertemu dengan mereka. Masing-masing dari mereka memiliki perbedaan, walaupun begitu mereka adalah pemain di grup band yang sama. Kemudian aku ingat dengan surat yang Marina berikan kepadaku.
"Ano, Rokka. Ini ada surat dari Marina, aku tidak tahu apa isinya. Yang pasti tugasku hanyalah memberikan surat ini kepada karyawan GALAXY." Aku mulai mengulurkan surat tersebut kepada Rokka.
"Eeeeee.... Aku jadi penasaran dengan surat tersebut." Masuki mengambil surat dari tanganku, dia melihat bungkusan surat tersebut dengan detail.
"Ano, Masuki."
"Apa?" Dia masih tetap fokus melihat surat tersebut. Kemudian dia mulai sadar. "Ah, maaf ya. Sebenarnya aku adalah anak dari pemilik GALAXY"
Tidak terduga!!!
"Hei, Hoshi. Bagaimana kalau kamu melihat kami bertiga latihan!" Ajak Masuki sambil merangkul leherku.
Pada akhirnya aku mengikuti mereka. Saat ini kami sedang berada di salah satu ruangan studio, tapi aku masih tidak bisa menyangka bahwa ruangan di sini sangatlah luas. Aku melihat mereka bertiga sedang mempersiapkan alat musik mereka.
Ketika Rei dan yang lainnya sudah siap. Rei memegang mic. "Baiklah, ayo kita mulai!!"
5 menit kemudian...
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aku sangat kagum sekali dengan penampilan mereka, gerakannya, bahkan intonasi dari Rei. Baru pertama kali aku mendengar lagu seenak ini, kemudian aku melihat Masuki datang menghampiriku.
"Bagaimana?" Tanya Masuki dengan puas.
"Itu sangat bagus sekali!!" Jawabku kagum. "Aku ingin sekali memainkan lagu seperti itu dengan gitar."
"..."
Kemudian Masuki melihat kearah Rei dan Rokka, mereka berdua memasang bingung. Kemudian Rokka mulai berbicara.
"Bu-bukannya aku ingin mengejek. Tapi, untuk bisa memainkan lagu ini. Butuh waktu yang cukup lama, bahkan aku membutuhkan waktu 3 minggu untuk menyempurnakan lagu ini."
"Tenang saja. Aku pasti bisa!!"
Karena mereka bertiga tidak berkata-kata lagi setelah melihatku menjawab dengan semangat, Rokka mengambil salah satu gitar yang berada di ruangan studio dan meminjamkannya kepadaku, aku pun mulai mengatur komponen gitar supaya sesuai denganku. Setelah aku selesai mengatur komponen gitarku, kami semua mulai memainkan lagu yang tadi dimainkan oleh mereka bertiga.
5 menit kemudian...
Kami pun selesai memainkan satu lagu. Ini sangat hebat sekali, aku merasakan sesuatu yang berbeda ketika aku bermain. Kecepatan nada dan yang lainnya, membuatku belajar banyak hal baru. Setelah aku menaruh gitar yang aku pakai ke tempatnya, aku melihat Rei, Masuki, dan Rokka yang menatapku.
(Apakah ada sesuatu yang terjadi kepadaku?)
"Ano... Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Tanyaku.
"Tentu saja!!" Jawab mereka dengan kompak.
"Kenapa kamu bisa memainkan lagu yang sulit seperti itu!?" Tanya Masuki.
"Bahkan aku sebagai pemain bass pun, lumayan sulit." Sambung Rei.
Aku hanya memasang senyum lemas saja. Kemudian Rokka melihat sesuatu di ponselnya. Dia tampaknya terkejut sekali sehingga membuat Rei dan Masuki mendekatinya.
"Ada apa Lock?!" tanya Masuki terkejut.
"Musathil....." Ucap Rei terkejut ketika melihat layar ponsel milik Rokka. "Kamu adalah vokalis dan gitaris band The Heavens yang terkenal itu!?"
Aku sangat terkejut sekali mendengar pertanyaan dari Rei. Aku berusaha untuk menghindarinya, tapi Rokka menunjukkan salah satu video konser band kami. Kemudian aku melihat Masuki yang mendekatiku, sialan. Aku mempunyai firasat buruk mengenai ini.
"Coba aku lihat." Kemudian kedua tangannya mulai menyentuh rambutku, dia memperbaiki rambutku hingga mirip dengan video yang berada di ponselnya Rokka.
Akhirnya rambutku kembali seperti normal lagi. Tiga perempuan yang berada di depanku kaget sehingga mereka tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Tidak bisa kusangka!! Aku akan bertemu dengan vokalis terkenal dengan mataku sendiri! Permainan kamu sangatlah bagus sekali. Aku sangat menyukai semua penampilan dari band The Heavens!" Ucap Masuki semangat, tangannya mulai memegang kedua tanganku.
"Terima..... Kasih..."
Di jalan...
Aku hanya menghela nafas saja. Aku tidak bisa menyangka bahwa identitasku akan ketahuan oleh tiga perempuan tersebut. Saat ini aku sudah memperbaiki model rambutku sehingga orang lain tidak akan bisa mengetahui identitasku, dan tampaknya aku harus meminta maaf kepada Marina karena aku sangat terlambat untuk kembali ke CIRCLE.
Setiba di CIRCLE, aku meminta maaf kepada Marina karena telat. Dia memaafkanku dan berkata kepadaku untuk tidak mengulanginya lagi. Aku sangat senang sekali mendengar ucapan tersebut dan menjawab pertanyaan Marina dengan semangat.
Keesokan harinya...
"Eh semuanya, apakah kalian mau datang ke tempat magangku. Soalnya CIRCLE akan mengadakan sebuah event."
"Tentu saja, kami ikut."
"Aku juga penasaran bagaimana caramu kerja di sana."
"Itu ide yang bagus."
Saat ini aku dan teman-temanku sedang beristirahat di atap sekolah, cuaca yang cerah membuat kami merasa nyaman sekali. Mereka bertiga menerima tawaranku dengan gembira. Sepertinya aku juga harus menghubungi teman-temanku yang berada di Indonesia. Tiba-tiba, ponselku berdering. Aku mulai melihat sebuah pesan dari Addo.
Addo: Hoshi, apakah kamu baik-baik saja?
Hoshi: Tentu saja. Jadi, ada apa?
Addo: Sebenarnya The Heavens diundang oleh salah satu sponsor untuk mengadakan fanmeeting. Jadi, aku memintamu untuk hadir secara online. Bisa?
Hoshi: Jam berapa?
Addo: Jam 7 malam waktu Indonesia.
Jika disana jam 7 malam. Selisih waktu antara Jepang dan Indonesia adalah 2 jam lebih cepat daripada Indonesia. Kalau acaranya mulai jam 7 malam waktu Indonesia, berarti jam 9 malam waktu Jepang acara tersebut dimulai. Sepertinya baik-baik saja. Setelah aku membalas pesanku ke Addo. Aku mulai kembali berbicara dengan teman-temanku.
"Tadi itu siapa?"
"Tadi itu adalah Addo."
"Addo? Addo yang pemain bass The Heavens, kan?"
"Tentu saja." Aku menjawab pertanyaan Yuuto. Sepertinya mereka langsung semangat. Sepertinya aku mendapat sebuah ide. "Hari ini The Heavens akan mengadakan fanmeeting. Dan aku akan tampil dengan video, bagaimana kalau kalian ikut juga."
"Serius! Kalau begitu, kami ikut."
Setelah mereka bertiga memutuskan untuk ikut, bel sekolah mulai berbunyi. Sore harinya kami berempat mulai pergi ke apartemenku.
"Waah, luas sekali ruanganmu!"
"Ini mirip sekali seperti hotel bintang lima."
"Seperti yang diharapkan dari vokalis The Heavens."
"Sebenarnya, pamanku yang menyewakan ini. Awalnya aku tidak mau. Tapi, karena suatu alasan, aku menerimanya saja."
Aku berkata seperti itu sambil menjelaskan situasiku. Sebelum acara dimulai, kami mencoba untuk memasak sup dan daging panggang, sebelum pulang tadi aku sudah membeli bahan-bahan. Tapi karena aku tidak tahu bahan-bahan yang cocok, jadi aku meminta tolong kepada Sirgu untuk membantuku.
Kemudian acara fanmeeting dimulai. Tentu saja aku memakai video call untuk online, para fans sangat senang ketika aku hadir online di acara itu. Satou dan lainnya juga ikut senang. Mereka tidak menyangka akan ada momen ini. Acara fanmeeting berjalan dengan sukses. Sebelum selesai aku memberitahu ke para fans, bahwa ketika aku datang ke Indonesia The Heavens akan mengadakan pertunjukkan.