Hoshi POV
Setelah berbicara dengan Misaki, aku kembali ke meja depan. Disana, aku melihat Marina yang sedang menyusun kertas-kertas. Aku pun datang menghampirinya dan memberinya bantuan.
"Apakah perlu aku bantu?"
"Tidak apa-apa, aku akan sangat terbantu jika kamu jaga disini." Marina pun mulai berjalan menjauhi meja depan. "O iya, nanti akan ada dua band yang akan latihan disini."
"Hah, dua band? Bukannya sekarang CIRCLE sedang tutup karena tempat ini akan menjadi tempat latihan para band yang akan tampil disini?" Tanyaku dengan heran. Kemudian aku mulai tersadar. "Jangan bilang, dua band tersebut-"
"Itu benar!" Jawab Marina seakan dia mengetahui arah pembicaraanku. "Dua band tersebut akan bergabung ke acara event ini."
Aku tidak bisa percaya dengan ini. Setelah Marina meninggalkanku, aku duduk di balik meja sambil membaca sebuah majalah. Aku penasaran dengan dua band tersebut. Kira-kira mereka band apa saja? Tiba-tiba, aku mendengar pintu CIRCLE terbuka.
"Ah selamat-"
Aku memasang wajah terkejut ketika melihat salah satu band yang masuk. Mereka adalah band dengan lima perempuan, dan diantara mereka. Ada dua orang yang aku kenal. Mereka adalah Mashiro dan Futaba dari band Morfonica. Dan sepertinya, perempuan yang berada di dekat mereka adalah member Morfonica.
"Ah, Hoshi." Sapa Futaba dengan cukup terkejut.
"Apakah kamu mengenal pria ini, Fusuke?' Tanya perempuan berambut gyaru.
"Tentu saja, dia adalah pria yang menyelamatkanku dan Mashiro dari tiga pria jahat."
"Serius!?" Tanya perempuan gyaru dengan cukup terkejut.
Kemudian mereka semua mulai mendekatiku. Kemudian perempuan gyaru mulai menatapku dengan tatapan genit, sepertinya aku mempunyai firasat buruk.
"Tampaknya kamu adalah pria yang cukup tampan, perkenalkan. Namaku adalah Touko Kirigaya, dan aku adalah pemain gitaris band Morfonica. Dan aku ingin kamu memanggilmu Touko." Dia berkata dengan nada menggoda. Aku hanya bisa tersenyum kaku saja.
"Na-namaku adalah Hoshi."
"Kalau aku adalah Nanami Hiromachi. Kamu bisa memanggilku Nanami~" Dia memperkenalkannya dengan nada yang sama seperti Moca, apakah mereka sama?
"Aku adalah Rui Yashio. Dan aku adalah pemain biola Morfonica. Dan kamu bisa memanggilku Rui."
Aku terkejut sekali mendengar ucapan dari Rui. Memang sebelumnya aku mengetahui bahwa dia adalah pemain biola dari band Morofonica, tapi. Ketika aku melihatnya secara langsung, aku bisa merasakan auranya yang sangat luar biasa. Kemudian Mashiro berbicara kepadaku.
"Ano, kami ingin latihan."
"Ah- aku akan mempersiapkannya." Aku pun mulai mempersiapkan studio buat mereka, mereka pun mulai saling berbincang.
Ketika aku sedang mempersiapkan studio buat latihan band Morfonica, aku merasakan ada orang yang mendekatiku. Ketika aku sadar, aku melihat Touko yang sudah ada di sebelahku. Se-sejak kapan dia sudah berada di sebelahku?
"Hei, Hoshi. Apakah kamu sudah mempunyai pacar?" Bisik Touko dengan nada yang cukup menggoda.
Tangan kanannya pun mulai mendekati dadaku dan mempermainkannya. Sekarang aku sangat gugup sekali. Sudah lama sekali aku tidak merasakan sentuhan dari perempuan secara langsung. Dia pun menunjukkan senyum kecil dan mulai berbisik kepadaku lagi.
"Tampaknya kamu memiliki badan yang bagus~"
"To-Touko, se-sekarang aku sedang berkerja. Bi-bisakah kamu melepaskanku."
"Hmmm.... Apakah kamu sangat gugup sekali denganku?"
Sialan. Kenapa dia bisa mengetahuinya, otakku sedang berpikir keras bagaimana aku bisa keluar dari kondisi ini.
"Ahhhh!! Apa yang kamu lakukan!?" Teriak terkejut Mashiro yang melihat aku dan Touko.
Kemudian member Morfonica yang lain datang untuk melihat kami. Aku merasakan banyak tatapan dari mereka, aku sangat gugup sekali.
"Ya..... Hanya saja, dia adalah pria yang menarik. Dan juga-"
TAKKK!!
"Sudah hentikan ini."
Aku melihat Futaba yang memukul kepala Touko cukup kencang. Futaba kemudian menarik Touko keluar dari meja, aku sangat berterima kasih kepada Futaba. Kemudian Morfonica mulai pergi ke studio yang telah aku siapkan.
Setelah mereka pergi, aku menghela nafas. Aku tidak bisa menyangka bahwa Touko akan agresif seperti itu. Kemudian aku mengingat kembali sebuah tangan perempuan yang menyentuh dadaku.
"Hoshi...."
Tangannya yang putih dan lembut menyentuh dadaku dengan rasa cinta yang dia miliki. Rambutnya yang dikuncir ke belakang membuat dia semakin cantik, wajahnya yang tidak bisa kulihat karena sinar matahari yang menyerang mataku, membuat dia semakin istimewa.
Kemudian aku tersadar kembali. Aku cukup terkejut karena mengingat kembali kenangan itu, aku langsung menggelengkan kepalaku. Kenapa harus kenangan itu yang kembali kepadaku. Padahal aku sudah berusaha untuk menutup ingatanku dari kenangan tersebut. Kemudian aku mendengar ada orang yang membuka pintu.
"Akhirnya tiba juga..." Ucap perempuan yang memakai headphone berbentuk telinga kucing.
"ChuChu-sama tunggu sebentar!"
Kemudian aku melihat perempuan berkacamata yang datang menyusul. Kemudian di belakang mereka terlihat tiga perempuan yang aku kenal. Mereka adalah Rei, Masuki, Rokka. Apakah mereka semua adalah band Raise A Suilen?
"Kenapa kalian disini?" Tanyaku.
"Kenapa?" Tanya Masuki. "Tentu saja. Kami datang kesini untuk latihan."
"Apakah masih ada studio yang kosong?" Tanya perempuan yang memakai headphone.
"Tentu saja tinggal dua yang kosong. Selain Popipa, Afterglow, Roselia, dan-"
"Tunggu sebentar!! Kamu bilang ada Roselia disini!?" Tanya perempuan tersebut lagi.
Aku hanya menganggukkan kepalaku saja. Kemudian, dalam sekejap. Perempuan tersebut mulai berlari ke lorong studio, perempuan yang memanggil ChuChu-sama juga mengikutinya dari belakang. Tiga member lainnya hanya menghela nafas saja, kemudian Rei datang mendekatiku.
"Maafkan ketua kami ya. Soalnya dia memang sangat menganggap Yukina-san sebagai rival nya. O iya, mereka adalah Tamade Chiyu dan Nyubara Reona. Mereka adalah pemain dj dan pemain keyboard."
Setelah itu, mereka bertiga mulai pergi ke lorong studio. Aku tidak mengerti tentang hari ini, pertama adalah Touko yang tiba-tiba menggodaku, kedua adalah Chiyu yang berisik. Haaaaah, aku tidak tahu kenapa hari ini akan jadi seperti ini.
Ketika aku sedang membereskan catatan, aku melihat Sayo dan Rui yang keluar dari lorong sudio.
"Apakah terjadi sesuatu?" Tanyaku kepada mereka.
"Ketika kami sedang latihan. Tiba-tiba ada perempuan kecil yang mendobrak pintu kami dan bertanya dimana Yukina-san. Dan ketika dia mengetahui bahwa dia salah ruangan, dia langsung pergi saja. Aku kira itu akan berakhir dengan tenang. Tapi, karena Futaba dan Touko tidak menerimanya, jadi mereka pergi untuk menemui perempuan tersebut." Ucap Rui.
"Dan, ketika dia berhasil bertemu dengan Minato-san. Ruangan studio mulai berisik sehingga band yang lain memutuskan untuk melihat kami. Bahkan dua karyawan CIRCLE yang baru, tidak bisa memisahkan mereka." Sambung Sayo.
Aku tidak bisa menyangka bahwa terjadi keributan. Padahal aku tidak mendengar apa pun, kemudian aku baru ingat. Bahwa ruangan studio adalah ruangan yang kedap suara, kemudian aku melihat Minami-san dan Anastasia-san yang datang menghampiri kami.
"Haaahhh..... Itu sangat melelahkan sekali." Ucap Minami-san dengan nada lemas.
"Aku tidak bisa menyangka bahwa ini masih berlanjut." Sambung Anastasia-san. "Apakah kamu ingin beristirahat, Hoshi-san?"
Sepertinya mereka untuk sementara waktu tidak ingin pergi ke lorong. Sepertinya aku harus memberikan waktu buat mereka.
"Baiklah. Sepertinya aku harus bersantai di kafe sebelah." Kemudian aku melihat kearah Rui dan Sayo. "Apakah kalian mau ikut?"
"Mungkin itu bisa membuatku santai." Jawab Sayo.
"Aku setuju." Sambung Rui.
Akhirnya kami bertiga mulai berjalan keluar dari CIRCLE, dan berjalan menuju kafe sebelah. Setiba disana, kami memesan minuman dan makanan kecil. Sambil menunggu, Sayo bertanya kepadaku.
"Kenapa kamu bisa pindah ke Jepang?"
"Ah, itu karena aku mendapatkan sebuah surat undangan sekolah dari teman paman aku."
"Begitu, ya...." Jawab Rui sambil menyilangkan tangannya.
"Hoshi." Panggil Sayo. "Me-menurutmu, a-apa tipe perempuan idealmu?"
Sayo memasang wajah merona ketika bertanya seperti itu kepadaku. Spontan aku terkejut, aku tidak bisa mengira bahwa Sayo akan berkata seperti itu. Tidak hanya Sayo yang malu, bahkan Rui juga ikut malu. Setelah melihat mereka semua malu. Aku pun ikut malu.
"Ya.... Tipe perempuanku adalah orang yang mau menerimaku seadanya saja, dan sangat menyayangi orang lain."
Aku melihat Rui dan Sayo hanya terdiam malu saja. Tapi, aku bisa melihat senyum kecil dari mereka. Apa aku telah berbuat sesuatu?
Rui POV
Aku sangat senang sekali setelah mendengar jawaban dari Hoshi. Aku masih tidak percaya bahwa tipe perempuan yang Hoshi inginkan adalah yang seperti itu. Kenapa aku bisa sesenang ini? Karena ini adalah rencanaku dan Sayo-san ketika di CIRCLE.
CIRCLE
Beberapa menit yang lalu...
Setelah terjadi keributan, aku memutuskan untuk keluar dari studio. Aku memutuskan untuk pergi ke studio yang tidak terpakai, memang betul kalau aku tidak mempunyai izin. Tapi, aku butuh ruang untuk menjernihkan kepalaku.
Aku duduk di kursi sambil mengecek ponselku. Disana aku melihat foto Hoshi yang aku dapatkan dari Futaba. Aku terus memandang foto tersebut, menurutku dia adalah laki-laki yang tampan dan baik. Sebelumnya, setelah mendengar cerita dari Futaba dan Mashiro ketika dia di selamatkan oleh Hoshi. Aku memiliki firasat bahwa orang tang bernama Hoshi adalah laki-laki yang baik, dan aku berharap kita bias bertemu secepatnya.
Dan hal tersebut terjadi. Ketika Morfonica ingin latihan, kami bertemu dengan Hoshi. Ketika aku melihatnya secara langsung, dadaku mulai berdegup dengan kencang. Seluruh tubuhku mulai panas, apakah ini yang dinamakan cinta pandangan pertama?
Aku juga merasa kesal ketika melihat Touko yang menempel dengan Hoshi. Aku tahu kalau Touko orangnya begitu, tapi. Aku sangat kesal sekali ketika dia menggoda Hoshi.
Saat aku sedang mengingat kembali kenangan tersebut. Aku mendengar ada orang yang masuk ke dalam studio, dia adalah perempuan yang memiliki rambut panjang berwarna hijau muda. Betul, dia adalah Sayo Hikawa dari Roselia.
"Kamu... Yashio-san dari Morfoica, kan?"
"Itu benar. Dan panggil aku Rui saja." Jawabku. "Kamu pasti Sayo Hikawa dari Roselia? Sedang apa kamu disini?"
"Kamu pasti mengetahuinya kan. Salah satu orang dari band yang bernama Raise A Suilen berisik sekali ketika memasuki studio kami, dan pada akhirnya studio kami menjadi pusat perhatian orang-orang lain. Tentu saja aku mencari tempat sepi untuk menenangkan pikiranku. Bolehkah aku bergabung denganmu?"
"Tentu saja."
Kemudian dia duduk di sebelahku, dia mulai membaca salah satu majalah musik yang berada di studio ini. Aku sedikit melirik kearah dia, dia tampak cantik sekali dan anggun. Wajahnya yang dingin membuat dia semakin cantik.
"Itu, foto Hoshi, kan?" Tanya Sayo-san yang melihat foto yang berada di ponselku.
"Itu benar."
"Ke-kenapa kamu memiliki foto tersebut?" Tanya Sayo-san dengan sedikit terkejut. Aku cukup terkejut karena melihat ekspresinya.
"Karena, sebelumnya Futaba dan Mashiro pernah diselamatkan oleh Hoshi dari para preman. Dan dia pun menyebarkan fotonya di grup Morfonica, apa kamu juga mengenal Hoshi?" Tanyaku.
Spontan wajah Sayo-san mulai sediki memerah malu, dia memainkan jari-jarinya sambil berpikir. Aku cukup terkejut, apakah dia memiliki hubungan sesuatu dengan Hoshi.
"Ya.... Dia adalah pria yang cukup baik, dia juga sangat pandai bermain gitar."
"Serius!?" Tanyaku terkejut.
Sayo-san hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan. Aku tidak bisa menyangka bahwa Sayo-san memiliki hubungan seperti itu dengan Hoshi, di dalam dadaku aku merasakan sakit yang cukup parah. Apakah ini yang dinamakan cemburu? Sepertinya aku harus memastikan perasaanya.
"Ano... Apakah kamu mencintai Hoshi?"
"E- Ehhhh.... A-apa maksudmu, a-aku menyukai Hoshi? Itu mustahil kan." Jawab Sayo-san dengan malu.
Dia menggelengkan kepalanya dengan wajah yang malu. Aku hanya memandang wajahnya dengan cukup serius sehingga dia menyadariku.
"I-itu benar. Aku mencintainya...." Jawab pelan Sayo-san dengan malu.
"Begitu ya. Tapi, apakah kamu ingin tahu apa yang akan aku ucapkan?"
"Apa maksudmu?" Tanya Sayo-san dengan bingung.
"Aku juga mencintai Hoshi." Jawabku dengan tatapan serius kepada Sayo-san.
Sayo-san terkejut mendengar hal tersebut dari mulutku. Aku tahu kalau kamu akan terkejut, tapi aku juga ingin menyampaikan perasaanku yang sebenarnya juga. Tapi, aku berpikir. Jika saja ada waktunya Hoshi harus memilih salah satu dari kami berdua, aku tidak berani melihat kejadian setelah itu. Kemudian aku mendapatkan sebuah ide.
"Aku ingin kita berbagi Hoshi."
"Eh, berbagi?"
"Iya, maksudku kita akan berpacaran dengan Hoshi."
"Eh. Ano, Yashio-san. Bukannya aku ingin menolak, tapi. Sebenarnya aku juga ingin mengajakmu untuk berbagi juga."
"Eh?"
Aku terkejut mendengar ucapan dari Sayo-san. Kemudian dia bercerita bahwa adik perempuannya yang bernama Hina Hikawa yang merupakan pemain gitar dari band Pastel*Palettes memberi saran kepada Sayo-san untuk saling berbagi jika mereka jadi pacarnya Hoshi. Aku yang mendengar hal tersebut sangat terkejut sekali, aku tidak bisa menyangka bahwa Hikawa bersaudari mencintai Hoshi.
Jika saja aku menolak tawaran Sayo-san. Mungkin aku tidak bisa mengalahkan mereka berdua sekaligus. Setahuku Hina Hikawa adalah orang yang sangat ceria dan berenergi, sedangkan Sayo Hikawa adalah orang yang cukup dingin dan pendiam. Taapi, aku dengar dia memiliki kebaikan di dalam dirinya. Sepertinya ini adalah ide yang tidak terlalu buruk.
"Baiklah, aku akan menerimanya."
"Syukurlah." Jawab Sayo-san sambil menunjukkan senyum kecil. "Kalau begitu, mohon kerja samanya kedepannya." Dia mulai mengulurkan tangannya.
Aku hanya tersenyum kecil kepadanya dan menyambut tangannya. Setelah itu kami mulai menyusun beberapa rencana untuk mendekati Hoshi.
Kembali ke waktu sekarang...
"Jadi, kenapa kamu bertanya seperti itu?" Tanya Hoshi sambil melihat kearah Sayo.
"Eh.... Ti-tidak ada hal khusus, hanya saja kami ingin tahu."
Hoshi hanya memasang wajah bingung saja kepada kami. Setelah itu, kami bertiga memutuskan untuk kembali ke dalam CIRCLE.
Jumat malam ....
Hoshi POV
Hari demi hari telah lewat. Hari menuju event CIRCLE telah dekat. Aku dan staff CIRCLE terus membuat dekorasi dan berbagai sistem baru. Tibalah hari ini lebih tepatnya pada saat malam hari. Adalah malam pertemuanku dengan rekanku setelah lamanya tidak berjumpa.
Aku memakai hoodie putihku dan mulai keluar dari apartemenku. Setiba di taman, aku melihat seorang remaja sedang duduk menyendiri, dia sepertinya sedang membaca sebuah manga kesukaannya. Kulihat sekitar, tidak orang selain kami. Aku mulai menghampirinya dan duduk di sebelahnya.
"Lama tidak berjumpa [Leon]."
"Lama tidak berjumpa juga. Dan, sudah kubilang jangan panggil namaku dengan nama itu. Kamu pasti tahu itu." Ujarku sedikit nada kesal. Remaja tersebut hanya tertawa kecil saja, sikap dia masih seperti dulu. Suka menggoda orang sekitarnya.
Ngomong-ngomong dia adalah Diko, atau nama samarannya adalah [Aslan]. Dia adalah satu-satunya rekanku selama aku di organisasi. Dia umurnya satu tahun lebih muda dariku, tapi kepintarannya melebihiku. Kemampuan dia juga adalah menggunakan senjata machine gun dan pisau. Kalau dalam kasus Mata-mata, aku ahlinya. Maka kalau kasus penyusupan, Diko lah orang yang cocok untuk itu. Bahkan kami disebut sebagai [Duo Silent]. Karena memang, setiap kami melaksanakan sebuah misi. Kami melakukannya secara diam-diam.
"Jadi, bagaimana keadaan organisasi?"
"Baik-baik saja." Jawabnya sambil terus membaca manganya.
"Jadi, tujuanmu bertemu denganku apa?"
"Kamu pasti tahu jawabanku."
"Kenapa kamu mengirimkan peralatanku ke tempat tinggalku? Apakah ini adalah rencana usil kamu?"
Diko, mulai menutup manganya. Dia kemudian mengeluarkan sebuah permen lolipop dan memakannya. Dia kemudian memandangku sebentar dengan serius.
"Sepertinya kamu belum berubah juga." Dia mulai berdiri dan berjalan beberapa langkah. "Aku ada berita buat kamu. Marcus, dia sudah tahu kalau kamu berhubungan dengan 35 gadis. Dia juga sedang berusaha untuk membebaskan diri dari Rusia. Dan kamu tahu kan? Tindakan dia selanjutnya."
"Tunggu sebentar!-" Aku berkata seperti dengan terkejut.
Aku tidak menyangka, bahwa Marcus sudah mengetahui kalau aku berteman dengan 35 gadis. Dan seperti yang diucapkan oleh Diko, Marcus akan melakukan hal apa pun untuk menangkapku. Tidak peduli harus membunuh orang yang penting bagiku. Sialan, kenapa aku tidak sadar. Kemudian di sekitar kami datang beberapa orang mengelilingi kami. Siapa mereka? Kuperhatikan sebuah emblem baju mereka. Lambang naga itu. Jangan bilang-
"Apakah kalian dari organisasi Drago?" Aku bertanya sambil mempersiapkan kuda-kudaku. Sepertinya mereka hanya membawa senjata jarak dekat saja, aku tidak perlu khawatir untuk menyerang mereka.
"Tentu saja." Salah satu pria menjawab pertanyaanku sambil mengarahkan sebuah pisau militer kepadaku.
"Kenapa, kalian mengetahui. Kalau aku dan [Leon] akan bertemu di sini?" Tanya Diko dengan tenang.
"Tentu saja. Kami sudah memata-matai [Leon] sejak dia pertama kali sekolah." Pria tersebut menjawab pertanyaan Diko. Kemudian Diko melirik kepadaku, sepertinya dia memberitahu bahwa ini adalah alasan kenapa Marcus bisa mengetahui 35 gadis.
"Hei, [Leon]. Apakah kamu ingin menutup mulut mereka?" Dia bertanya sambil menghadapku. Aku menjawab pertanyaan Diko dengan menatap mereka dengan serius. Sepertinya dia sudah tahu jawabanku. "Kalau begitu, mari kita beraksi seperti di masa lalu."
Dia mulai melemparkan sebuah pisau Fairbairn Skykes Fighthing kepadaku. Aku menerima pisau tersebut dengan hati-hati, kemudian aku mulai mengarahkan pisau tersebut kepada para penjahat. "Jangan harap kalian akan pergi dari sini dengan nyawa."
"Sudah lama sekali aku tidak mendengar omongan tersebut." Diko berkata sambil terkekeh. Dia juga mulai mengeluarkan Karambit dari balik jubahnya.
"Apakah kamu sudah menghubungi tim pembersih?"
"Tenang saja. Aku sudah menghubungi mereka."
"Baiklah. Kalau begitu, mari kita lakukan apa yang kita lakukan di masa lalu!"
Kemudian kami berdua mulai bertarung dengan para penjahat. Aku terus merobek leher lawan yang kutemui. Kadang aku menusuknya tepat di jantungnya. Kulihat Diko juga bersenang-senang dengan Karambit favoritnya, gerakannya terlihat sekali sama kayak gerakan assassins.
Setelah kami membunuh mereka semua. Kami mulai duduk kembali di kursi taman, beruntungnya tidak ada warga yang lewat.
"Jadi, setelah kejadian ini. Apa yang akan kamu lakukan setelah kejadian ini terjadi?"
Memang benar kalau aku sudah keluar dari organisasi. Tapi, karena kesalahanku keluar dari organisasi. Marcus belum bisa dibunuh, dan pada akhirnya dia bebas dan akan mengincar teman-temanku yang berada di Jepang. Aku memang bisa melawan mereka, tapi percuma saja jika aku melawan Marcus dan pasukannya dengan sendirian. Jadi, tidak ada pilihan lain selain meminta bantuan kepada organisasi lagi.
Itu benar. Sebenarnya aku adalah salah satu agen rahasia international yang bernama FOPIO, atau disebut sebagai Flower Of Peace International Organization. FOPIO merupakan organisasi internasional khusus yang hanya diketahui oleh beberapa orang saja. Mereka terdiri dari orang-orang dari berbagai negara, termasuk juga Indonesia.
"*Sigh* Sepertinya tidak ada pilihan lain. Tapi, aku hanya akan mengikuti misi ini saja, karena aku harus mengakhiri ini."
"Itu jawaban yang bagus. Kalau begitu, mohon kerjasamanya lagi [Leon]."
"Mohon kerjasamanya lagi [Aslan]."
(Sepertinya ini adalah keputusan yang tepat.)
Tidak lama kemudian tim pembersih datang untuk membersihkan mayat-mayat para orang-orang jahat. Setelah itu aku mulai pergi kembali ke apartemenku. Aku melepas hoodie ku karena sudah ada banyak bercak darah. Setelah aku membersihkan diri, aku mulai beristirahat karena kelelahan