Hai semuanya, masih ingat denganku? Aku adalah orang yang sama yang bercerita tentang apa yang dialami oleh ibuku sendiri.
Yap! Benar sekali, aku adalah Aya atau Litha. Terserah kalian mau memanggilku apa, yang terpenting kalian nyaman.
Aku sudah pernah bilang bukan, bahwa beberapa dari keluarga ibuku pernah melihat dan merasakan kehadiran mereka.
Kali ini aku akan menceritakan kejadian yang dialami oleh tante (kakak ipar ibuku) yang berarti kakak dari ayahku. Yahh... walaupun bukan bagian dari keluarga kandung ibuku, melainkan keluarga kandung ayahku setidaknya masih keluarga ibuku, bukan?
Hehehe, maaf-maaf aku lupa menjelaskan bahwa sebetulnya, bukan hanya keluarga ibuku saja yang pernah melihat dan merasakan kehadiran mereka.
Keluarga ayahku pun sama seperti ibuku. Mereka tidak memiliki keistimewaan itu, tetapi mereka pernah beberapa kali melihat dan merasakan kehadiran mereka.
Oke kembali ke topik.
Kejadian ini terjadi ketika kakak ipar ibuku sedang berkumpul bersama keluarga kecilnya, dirumahnya yang berada dikawasan TPU Hutan Jati, Cengkareng.
Karena suaminya mempunyai harta warisan disana, jadilah kaka dari ayahku itu tinggal disana.
Siang itu, mereka sedang berkumpul dan berbincang-bincang bersama di ruang keluarga. Anak pertama tanteku sedang berbincang bersama tanteku, om ku yang merupakan suami dari tanteku, sedang menonton acara tv yang sedang disiarkan pada jam itu. Sedangkan, anak terakhir tanteku yang masih berusia 1 tahun, sedang mengemil sambil menonton bersama om ku.
Awalnya tidak ada kejadian yang aneh, sampai tiba-tiba suara bel rumah mereka berbunyi. Saat itu, tanteku berpikir siapa yang datang bertamu siang-siang begini.
Tapi karena suara belnya tak kunjung berhenti, akhirnya tanteku memutuskan membukakan pintu untuk 'tamu' yang tidak diketahui nya itu.
Anehnya, setelah tanteku membuka pintu tidak ada siapapun di depan rumahnya. Tanteku masih berpikir positif bahwa itu keponakan kembarnya yang jahil. Mereka menang suka memainkan bel yang berada di rumah nya.
Tanteku memutuskan untuk membuka pintu rumahnya agar bisa melihat kira-kira siapa yang memencet bel rumahnya.
"Siapa, Mi?" tanya anak pertamanya.
"Ummi juga gatau, tadi pas Ummi liat gada orang."
"Duh... Tia jadi takut deh, Mi."
"Udah, gada apa-apa, mungkin aja itu Gavan sama Gavin, kamu tau sendiri kan gimana jailnya mereka."
"Iya, juga sih Mi."
Mereka pun kembali berbincang seperti tadi. Tak berselang lama kemudian, bel itu kembali berbunyi. Kali ini berbeda, karena pintu nya terbuka jadi mereka bisa melihat siapa yang memencet bel rumah mereka.
Kalian tau apa yang mereka lihat? Yang mereka lihat adalah tombol itu bergerak sendiri, seperti ada yang memencet tombol itu, walaupun sebenarnya tidak ada siapapun di depan rumah mereka.