Chereads / The Lord Of The Darkness / Chapter 25 - ~Bukan Mengalah~

Chapter 25 - ~Bukan Mengalah~

"Bukankah berarti sekarang kita baikan, Grace?" tanya Nicholas. Grace tak mengangguk pun tak menjawab. Namun dia tampak tersenyum simpul.

Ya, Grace memang tidak menyebut dia baikan dengan Nicholas. Hanya saja dia mengingat percakapannya dengan Gob beberapa waktu yang lalu. Sebuah saran dari Gob tentang bagaimana caranya untuk mengambil hati Nicholas, agar dia bisa pergi ke mana pun yang dia mau, dan Nicholas akan mengabulkan apa pun semua keinginannya.

"Nona Hester, bisakah aku memberimu sebuah saran?" jata Gob waktu itu. Dia baru saja keluar dari membawa beberapa peralatan berkebun lainnya.

Grace yang saat itu masih tampak syok pun agaknya memandang Gob dengan tatapan bingung. Bahkan kini, Gob telah memapahnya. Entah kenapa, setiap kali Grace memandang mata kelam bak elang milik Nicholas tatapan itu terasa sangat familiar dan tak asing sama sekali. Terlebih saat dia mendengar suara serak milik Nicholas. Dia pernah memandang tatapan mengerikan itu, namun di mana? Dia pernah mendengar suara serak dan berat itu, tapi di mana? Grace benar-benar bingung, di mana dia pernah melihat mata dan suara seperti itu.

"Nona Hester, apa kau mendengarkanku?" tanya Gob untuk kedua kalinya.

Grace terkesiap, kemudian dia memandang Gob dengan tatapan bingungnya.

"Ya?" kata Grace kemudian. "Maksudku, apa maksudmu, Tuan Gob? Aku benar-benar tak tahu. Saran seperti apa yang akan kau berikan, dan tentang apa?" tanya Grace pada akhirnya. Gob pun tampak tersenyum simpul, kemudian dia mengangguk pelan. Menuntun Grace untuk kembali ke taman bunganya yang indah kemudian menyuruh Grace untuk duduk. Sementara Gob memilih berdiri dengan patuh, sebab bagaimanapun dia adalah bawahan, dan tidak akan merasa patut untuk duduk di samping sosok yang dicintai oleh tuannya.

"Ya, aku ingin memberimu saran. Supaya Tuan Muda Kyle bisa menuruti semua keinginanmu. Kau bisa keluar, dan bisa mengunjungi adikmu meski sebentar. Dan kau bisa melalukan apa pun yang kamu mau, Nona Hester. Sebab aku rasa, jika kau terus mencoba menunjukkan kebencianmu, dan terus berontak kepada Tuan Muda Kyle. Bukannya dia akan menurutimu, dia malah akan membuatmu tersiksa, dan pada akhirnya kamu akan menyakiti dirimu sendiri dengan cara yang sia-sia."

"Lantas, saran apa yang akan kau berikan kepadaku, Tuan? Katakanlah, aku benar-benar merasa jika semua usahaku telah sia-sia. Aku harus melakukan sesuatu agar aku tidak terikat dan dikurung dengan cara mengerikan seperti ini."

"Ambil hatinya, puaskan dia," jawab Gob yang berhasil membuat Grace kaget bukan main.

"A... apa?!" pekik Grace pada akhirnya.

Ini benar-benar gila! Jika dia harus pura-pura baik untuk mengambil hati Nicholas mungkin dia akan setuju tanpa berpikir panjang. Asal dia bisa bertemu dengan adik semata wayangnya. Namun jika untuk urusan memuaskan, itu adalah perkara yang sangat di luar batas nalarnya. Bagaimana bisa dia sudi, bagaimana bisa dia sanggup melakukan itu? Bahkan didekati laki-laki itu saja Grace susah merasa muak dan benar-benar jijik. Dia selalu mengingat apa yang telah dilakukan Nicholas kepadanya.

"Nona Hester, kadang kala untuk mencapai suatu tujuan yang kita inginkan ada satu pengorbanan. Dan kadang pula, pengorbanan itu sebanding dengan ala yang akan kita dapatkan. Mungkin jika hari ini Nona Hester menahan sedikit saja amarah Nona Hester agar bisa mengambil hati Tuan Muda Kyle, kamu bisa mendapatkan semuanya. Jadi, bukankah itu akan lebih mudah untukmu?"

Grace terdiam, kemudian dia mencoba untuk mencerna apa yang dikatakan oleh Gob. Ini memang benar, ini memang harus dipertimbangkan dengan matang. Jika dia meredam ego dan kebenciannya, dia mungkin bisa melakukan hal ini demi adiknya. Ya, ini semua demi adiknya. Memangnya, demi siapa lagi memang.

Grace kemudian memandang Gob dengan tatapan seriusnya, kemudian Grace mengangguk dengan mantab.

"Baiklah, Tuan Gob. Aku akan melakukan apa yang kau sarankan kepadaku," kata Grace mantab.

Grace kembali tersenyum, kini dia memandang Nicholas dengan tatapan jenakanya. Dia kini duduk berdua dengan Nicholas, menikmati makan malam yang romantis bersama dengan Nicholas. Dia kini memakai kemeja putih milik Nicholas. Tanpa menggunakan bawahan. Dia duduk sambil memandang Nicholas dengan tatapan sendunya.

"Mari bersulang," ajak Nicholas. Sambil menyodorkan wine yang ada di tangannya. Membuat Grace melakukan hal yang sama. Keduanya tampak bersulang, lalu meminum wine mereka masing-masing.

"Thanks," kata Grace. Nicholas menyesap wine itu, matanya tampak memandang Grace bahkan tanpa kedip. Dia sama sekali tak menyangka kalau Grace akan sejinak dan semanis ini kepadanya. Sebuah hal yang membuat Nicholas agaknya terkesima dengan sifat Grace.

"Apa yang membuatmu menjadi semanis ini, Grace? Kau benar-benar berubah," tanya Nicholas kepada Grace. Dia ingin menerima jawaban yang memuaskan hatinya. Entah jawaban apa itu. Asalkan dia merasa senang dan puas dengan jawaban dari Grace.

"Tentu, karena aku ingin menyenangkanmu. Bukankah menentangmu menjadi satu hal yang percuma saja?" kata Grace kemudian. Nicholas menganggukkan kepalanya, apa yang dikatakan oleh Grace benar-benar masuk akal. Dia bisa menerima semua alasan itu dengan sangat mudah.

"Baiklah, aku menerima alasanmu itu, Grace. Aku benar-benar tersentuh dengan hal itu," jawab Nicholas kemudian. Grace kembali mengulum senyum, seolah apa yang dikatakan oleh Nicholas sangat lucu untuknya. Dia tak akan pernah menyangka, jika melayani sekali saja akan membuat Nicholas selembut ini kepadanya.

"Jadi katakan kepadaku, Tuan Kyle. Apa yang kau sukai dan apa yang tak kau sukai?" tanya Grace. Dia kemudian mengiris daging yang ada di piringnya, kemudian dia memandang Nicholas lagi.

"Apa yang aku sukai? Grace, itu adalah jawabannya. Dan apa yang tidak aku sukai? Kehilangan Grace. Itu juga adalah jawabannya,"

"Maksudnya?" tanya Grace pada akhirnya.

Nicholas kembali tersenyum, kemudian dia menghela napasnya dengan panjangnya. Bertopang dagu sambil memandang Grace begitu dalam.

"Kau tahu, dalam duniaku, aku tidak memiliki tujuan hidup apa pun selain kau, Grace. Jadi tujuanku adalah untuk membahagiakanmu. Aku, telah kehilangan apa pun dalam hidupku. Yang kupunya hanyalah kau, tidak ada yang lain,"

Nicholas tampak tersenyum kecut, tangannya tampak mencengkeram kuat satu sama lain. Grace melihat itu, ketika mimik wajahnya berubah suram. Tangan Nicholas tampak mencengkeram kuat seolah dia ingin menyakiti dirinya sendiri.

"Maaf, jika memang pembahasan ini akan menyulitkanmu akan membuat kau sakit, maka hentikanlah. Kau tahu aku bertanya bukan karena ingin membuka lukamu. Tapi karena aku ingin tahu bagaimana kamu dengan serinci mungkin. Jadi, bisakah kau tak memikirkan hal apa pun lagi? Dan mari kita bahas hal yang lain sekarang,"

Ya, Grace tak ingin menyakiti Nicholas dengan pembahasan ini. Dia merasa jika Nicholas mungkin memiliki masa lalu yang sangat buruk. Benar jika dia tak menyukai Nicholas, tapi dia tak mau membuat Nicholas sakit hati karena pertanyaannya.