Chereads / The Lord Of The Darkness / Chapter 20 - Kerinduan Korvin -Part 2

Chapter 20 - Kerinduan Korvin -Part 2

"Nona Hester, adakah waktu sebentar saja?" tanya Gob yang baru saja masuk ke dalam kamar Grace. Grace hanya melihatnya sekilas kemudian dia mengangguk kecil. Membuat Gob mau tak mau masuk juga ke dalam kamar Grace.

Untuk kemudian, Gob memberikan sebuah tablet di depan Grace. Grace pun menoleh, agaknya dia bingung dengan apa maksud dari Gob memberikan tablet itu kepadanya, tapi saat dia mekihat layar tablet itu ada Korvin di sana, ya… Korvin adiknya.

Grace memandang Gob, matanya tampak nanar, Gob pun tersenyum manis kepada Grace seolah dia tahu apa yang hendak Grace katakan kepadanya.

"Ya, Nona Hester. Beberapa waktu yang lalau salah satu dari orang kepercayaan Tuan Kyle telah mendatangi Tuan Hester. Karena ingin memberikan uang gajimu juga memberikan hadiah kepada Tuan Hester. Dan dia sangat bahagia dengan itu, kabarnya Tuan Hester akan membeli sebuah rumah untukmu. Putarlah video itu, Nona. Aku akan pergi dulu, mungkin dengan video itu kamu akan bisa sedikit mengobati rasa rindumu kepada Tuan Hester, sebab Tuan Hester juga sangat merindukanmu."

Gob pun langsung pergi dari kamar Grace, tapi dia tak lantas meninggalkan kamar itu, diintipnya Grace yang tampak antusias memutar video itu, seolah semangat hidup Grace kembali bergairah lagi, sebuah hal yang sangat dirindukan oleh Gob sampai kapan pun itu. Yaitu melihat Garce kembali ceria seperti biasanya dan bisa bekerja bersama dengan dia. Namun apa yang bisa dia lakukan, dia hanya bisa membantu tuannya juga Grace dengan cara seperti ini, dia tak bisa membantu untuk membawakan adik Grace datang ke sini. Itu adalah masalah mustahil yang pernah ada di dunia ini.

"Grace, bagaimana kabarmu?" kata Korvin dari video itu. Grace tampak menangis, air matanya meleleh begitu saja dari matanya. Dia kemudian meraba wajah Korvin yang ada di balik layar itu, wajah adiknya kini tampak begitu kurus, pakaiannya kumal dan tampak tak terurus.

Ya, bagaimana Korvin bisa terurus jika adiknya nyaris tak bisa melakukan banyak hal tanpa dirinya. Korvin pasti sangat merindukannya dibalik senyum cerianya yang luar biasa itu. Grace kembali menangis, dia melihat bagaimana Korvin sok bahagia dengan berbagai ceritanya itu. Tapi dia tahu, dia tahu mata adiknya jika dia telah melalui semua hal yang sulit ini sendiri. Tanpa dirinya, dan mengurusi dirinya sendiri. Grace pasti sangat sakit hanya melihat Korvin seperti itu. Sosok yang paling penting dalam hidup Grace lebih dari siapa pun juga. yaitu… Korvin.

"Korvy, aku tahu kau sedang dalam masalah saat membuat video ini. apa masalah yang menganggumu itu, Korvy? bisakah kau bercerita kepadaku? Kenapa kau menjadi sok berani dan tegar, sok bahagia dan tak membutuhkanku seperti ini? siapa yang mengajarimu untuk bisa bersikap sebodoh ini?" gumam Grace. Kemudian dia tersenyum simpul memandang wajah adiknya lagi. "Apa kau pikir aku akan bahagia di sini? Sehingga kau tak ingin aku sedih melihat kau menangis merindukanku? Dasar adik bodoh! Kau masih saja menjadi adik kecilku yang bodoh Korvy. kau tahu, semakin aku melihat vidiomu ini, aku semakin merindukanmu. Aku ingin memelukmu dengan erat, aku ingin kita kembali lagi sebagai keluarga Hester yang bahagia. Meskipun setiap bulan kita ditagih membayar kontrakan, meskipun kita harus memelas kepada Leon untuk mendapatkan susu segar juga beberapa potong roti ketika kau tak bekerja, tapi percayalah bagiku itu adalah hal yang sangat menyenangkan dari pada aku harus tinggal di sini. Ternyata apa yang kau katakan itu qadalah benar, Korvy. ternyata makan enak dan hidup di tempat semegah ini tidak menjamin sebuah kebahagiaan, aku masih saja merindukanmu. Aku masih saja berharap jika kamu akan selalu ada untukku. Aku lebih memilih hidup sederhana asalkan bisa bersama dengan kamu, Korvy."

Grace tampak menghela napasnya panjang, membuat Gob agaknya ikut sedih juga, tapi intipannya terhenti ketika ada sosok yang berada di sampingnya.

Saat Gob tahu sosok itu adalah Nicholas Kyle, dia langsung menjuhi pintu itu kemudian dia menundukkan wajahnya dalam-dalam. Nicholas tampak mengintip dari pintu saat Grace menangis tersedu merindukan adik laki-lakinya, rahangnya mengeras melihat hal itu, suatau hal yang ada di luar dugaannya sama sekali.

"Tuan Kyle, apakah tak seharusnya jika Nina Hester diberi libur beberapa pekan untuknya bisa bertemu dengan Tuan Hester? Sebab saya rasa yang dia butuhkan adalah Tuan Hester berada di depannya, Tuan."

"Dan aku tak mau mengambil risiko, untuknya kabur dariku untuk selamanya," kata Nicholas, dia lantas memandang Gob dengan tatapan dinginnya kemudian melangkah pergi meninggalkan Gob sendiri. Menuruni anak-anak tangga kemudian lenyap dengan bayangannya.

Sementara itu, Sean dan Marvin hanya bisa saling pandang, sedikit banyak Sean telah bercerita kepada Marvin tentang pertemuannya dengan adik dari Grace itu. Bahkan dia, yang tipikal sosok yang dingin dan tak peduli saja bisa tersentuh dengan hal itu, Sean yakin jika Nicholas bertemu dengan Korvin langsung mungkin dia akan merasakan hal yang sama juga.

"Sekarang yang terpenting itu adalah, kita harus bisa membuat Nic bertemu dengan Korvin, jika sudah aku yakin dia pasti akan memiliki pandangan tersendiri kepada adik dari Grace. Dia adalah pemuda baik yang pekerja keras, bahkan dia tak menyentuh sedikit pun uang yang dihasiolkan oleh kakaknya. Yang dia inginkan adalah menjadikan pernikahan kakaknya bahagia dan mewah dengan uang itu, dan membelikan sebuah rumah hangat untuk kakaknya. Dia bekerja di toko roti sebelumnya, dan dia sering mendapatkan amarah saat aku ada di sana. Wajahnya tampak kusut karena hampir seluruh gajinya habis untuk mengganti barang yang dia pecahkan. Hidup mereka sepertinya tak seindah yang kita bayangkan, Marvin."

Marvin kembali menghela napa spanjang, untuk masalah ini jujur dia juga takut untuk memberikan tanggapan yang baik dan benar seperti apa.

"Sean, aku tak berani memberi tanggapan, kau juga tahu siapa sepupumu itu, bukan? Mana ada dalam sejarah hidupnya dia akan melepaskan hal yang dia inginkan. Terlebih setahuku, Nona Hester adalah sosok yang dia tunggu bahkan saat Noan Hester masih kecil. Dan mendapatkannya sekarang dengan kondisi Nona Hester takut kepadanya, apa kau pikir sepupumu itu akan melepaskannya dan membiarkan Nona Hester menghilang dari cengkeramanya? Itu tidak akan pernah terjadi dalam keadaan apa pun dan dalam hal apa pun, Sean. Percayalah… yang bisa kita lakukan adalah menjadi orang paling dipercaya oleh Nick dalam pekerjaan, jangan pernah mengusiknya dalam urusan percintaan karena itu sama sekali bukan ranah kita."

"Tapi—"

"Apa kau mau ditembak mati oleh sepupumu sendiri?" tanya Marvin yang berhasil membuat Sean diam.