Aku berjalan perlahan dan membuka pintu kamar pelan-pelan supaya aku ga menganggu Yifan tidur apalagi sekarang dia tidur dengan nyenyak.
Aku menuruni tangga kelantai bawah dengan perasaan takut.
Aku nyalain semua lampu diruangan itu.
Setelah itu aku merasa sedikit nyaman.
Aku ga tau mau ngelakuin apa sekarang?
Aku mencoba kedapur apa ada makanan dikulkas.
Mama sama mama nya Yifan benar-benar hebat kulkas terisi penuh dengan makanan dan tentu saja makanan favorit ku juga ada.
Aku mengambil beberapa untuk dimakan.Tiba-tiba aja aku mendengar suara langkah kaki entah dari mana asal nya aku ga tau.Seketika aku ga bisa bergerak sedikit pun.
Aku menyesal keluar dari kamar sekarang.Aku yakin rumah ini pasti ada penunggunya,apalagi rumah sebesar ini.Aku lebih nyaman tinggal diapartemen dari pada rumah besar seperti ini dan juga lokasi rumah ini benar-benar tertutup.
Aku mencoba menahan nafas.
Langkah nya semakin mendekat dan mendekat.
"Dion...Dion....Dion....aku takut"
Aku menjatuhkan semua makanan yang kupegang.Aku langsung menutup kedua mataku dengan tangan.Aku ga bisa berdiri sedikit pun semua badanku kaku.
Sialnya aku kembali ingat kecelakaan 8 tahun lalu.Aku hanya menangis sekarang seperti yang biasa aku lakukan.
"Dion aku takut"
Tangisan ku benar-benar ga bisa ditahan aku merasa seluruh badanku bergetar karna ketakutan.
Kenapa aku ga bisa melupakan semua hal menyakitkan itu.Selama ini aku berusaha menahannya tapi selalu saja muncul.
"Kamu baik-baik aja?"
Aku seperti mendengar suara seseorang.
"Dion aku takut"
Ucapku dengan suara serak karna menangis.
"Dion siapa?"
Tanya suara itu yang langsung membuatku terkejut.
Aku baru sadar ternyata itu yifan.
Perasaan ku sekarang benar-benar lega.
"Aku pikir suara langkah kaki tadi itu penunggu rumah ini"
Ucapku dengan terbata diikuti tangisan kecilku.
Dan tentu saja Yifan tersenyum entah arti senyuman itu apa aku juga ga tau.
"Kalau takut kenapa datang sendiri kesini"
"Siapa juga yang takut aku cuma terkejut aja"
Aku ga ingin yifan tau aku ini benar-benar penakut.
Aku mencoba berdiri tapi kaki ku masih kaku.
Yang kulakukan sekarang hanya duduk,ga mungkin aku minta bantuan Yifan untuk gendong aku.
Yifan mengambil semua makanan yang jatuh tadi dan dengan cepat dia menggendong aku dipangkuannya
"Kalau takut, makan dikamar aja jangan disini"
"Jangan terlalu baik padaku"
"Atau kamu masih mau disini"
"Ya udah aku mau makan dikamar.Lagian tadi kamu ngapain kesini?Kalau kamu ga datang aku ga akan kayak ginikan?"
"Jangan terlalu banyak bicara"
Ucap yifan dan mengecup bibirku dengan lembut.
Jantungku berdegup kencang lagi dan lagi.Dengan gampang nya dia mencium aku.
Aku ga bisa protes sekarang apalagi sekarang hanya aku dan Yifan dirumah ini.Dia mungkin bisa saja melakukan hal yang lebih parah dari ini.
Dan sekarang aku hanya diam seperti patung dipangkuan Yifan.
Aku bisa mendengar nafas yifan.
Apa memang aku seberat itu?atau dia yang ga terlalu kuat.
Aku ga berani melirik Yifan sedikitpun.
Dia menurunkan aku dengan lembut dikasur dan memberi makanan yang kuambil dari kulkas tadi.
"Yifan?"
"Iya"
"Kamu aneh banget"
"Aneh kenapa?"
"Kamu tiba-tiba baik sama aku"
Dan yifan ga menjawab sedikitpun.
Setelah itu kami diam.Aku ga tau dia berbaring karna sudah tidur atau masih terjaga.
"Kamu taukan aku sudah bilang dari awal pernikahan kita cuma bisnis dan ga ada sedikitpun libatkan perasaan pribadi"
Dan yifan masih saja diam,aku ga tau dia sudah tidur atau belum.
"Yifan aku ga tau kenapa kamu mau menerima pernikahan ini?"
Dan Yifan masih saja ga menjawab sedikitpun.Dan sekarang aku udah ga mood lagi mau makan.Aku menaruh dimeja samping lemari.
Aku berbaring dengan perlahan disamping Yifan.
"Yifan kamu udah tidur?Bisa geser dikit ga?aku ga kebagian tempat."
Aku melirik punggung yifan yang membelakangiku.
Tiba-tiba aja Yifan tertawa dan melirik ku.
Aku pikir dia udah tidur ternyata belum.
Kami langsung terdiam dengan pikiran kami masing-masing.
Aku mencoba memejamkan mataku.Mencoba untuk tidur.
"Lista?"
Aku benar-benar terkejut Yifan memanggilku dengan nama.Aku langsung menoleh menghadap Yifan.
"Itukan kamu benar-benar aneh sekarang.Kalau ada masalah kamu cerita keaku aja.Anggap aja sekarang aku sahabat terbaik kamu sekarang"
"Aku mau tanya sesuatu"
"Ya udah mau tanya apa?"
"Dion itu siapa?"
Aku langsung terdiam seketika.Kenapa dia bisa tanya seperti itu.
"Ini sudah jam berapa aku benar-benar ngantuk sekarang"
Ucapku dan menguap.Aku langsung balik badan membelakangi Yifan yang menatapku dari tadi.
Dan sekarang aku sudah ga mendengar suara Yifan,seperti nya dia sekarang udah tidur.
Aku lega banget karna dia udah tidur.
Dengan perlahan aku membalikan badanku memastikan apa Yifan sudah tidur.
Mata ku dan Yifan langsung bertemu.
Aku benar-benar terkejut ternyata Yifan belum tidur sama sekali.
Dan sekarang dia menatapku.
Keheningan dikamar benar-benar terasa.
Aku ga tau harus ngapain?
Aku langsung membalikkan badanku dengan cepat tapi Yifan dengan cepat juga mencegah aku berbalik.
"Aku akan mencoba menerima pernikahan ini"
Ucap yifan tiba-tiba.
"Itu kan kamu benar-benar aneh sekarang"
"Apa kamu mau ikut denganku besok?"
"kemana?"
"Aku ingin bertemu seseorang besok.Aku mau kamu ikut dan bantuin aku,karena orang yang bisa bantu aku itu cuma kamu"
"Apa yang harus aku lakuin?"
"Besok ikut aku"
"Aku ga tau besok aku ada waktu atau engga,aku harus ke Rumah sakit besok"
"Bukannya cuti?"
Iya aku kan cuti dan yang atur itu semua pasti mama.
"A...aa..i..yaaa aku memang cuti"
"Apa kamu bisa besok"
"Iya aku bisa"
Balasku dengan senyum canggung.
Aku sebenarnya mau nolak tapi aku ga enak banget sama Yifan.Karena katanya hanya aku yang bisa bantuin dia,jadi ga ada salah nya aku bantuin dia.Kasian juga kalau ga di bantuin mungkin dia akan jadi patung benaran didepanku ga bicara sama sekali.Aku heran sejak kapan aku ngobrol begitu akrab dengan yifan seperti sekarang.Kami kembali terdiam lagi dan saling menatap satu sama lain.Yifan kenapa makin aneh banget sekarang.Yifan maju mendekatiku.Dan sekarang tangan yifan berada dipinggang ku.Aku sama sekali ga bisa bergerak.Gimana ga bisa bergerak badanku aja kecil dibandingkan milik yifan.
Tinggi 155 cm vs 185 cm?Aku berusaha mendorong Yifan agar menjauh dariku.Aku tau kami memang sudah menikah.Dan ini malam pertama kami.Aku tetap ga bisa ngelakuin hal lebih jauh lagi dengan Yifan sekalipun sekarang dia suami ku yang berhak memiliki tubuhku sekarang.
"Yifan aku sudah bilang pernikahan kita hanya bisnis jadi jangan melewati batas.Aku mohon lepaskan aku sekarang!"
Ucapku dengan tegas mencoba menahan air mata.
Dan yifan seperti ga peduli dengan omongan ku.
Dengan cepat yifan menempelkan bibirnya dengan lembut kebibirku. Tubuhku sekarang benar-benar tegang.
Bibir Yifan sangat dingin begitu juga dengan bibirku saat ini.
Tapi entah kenapa lama kelaman bibir ku terasa hangat.
Mataku terpejam begitu saja.
Dan merasakan sentuhan bibir Yifan yang semakin menuntut.
"Yifan aku minta maaf aku ga bisa"
Aku langsung meninggalkan Yifan yang bingung karna tingkahku.
Aku menyalakan air dengan deras dikamar mandi.
Dan menangis.
"Dion aku ga tau apa yang baru saja aku lakukan"
Aku kembali terisak dan membasahi tubuhku lagi dengan air.
Aku belum bisa melakukan hal lebih jauh dengan Yifan.
Aku memang sudah menikah dengan Yifan dan resmi jadi suami istri.
Tapi aku belum bisa melakukan itu dengan orang yang ga aku cintai dan orang yang ga mencintai aku.Aku ga tau kenapa tadi aku bisa terlena dengan ciuman Yifan.Aku ga tau lagi apa yang ada di pikiran Yifan saat melakukannya tadi.Apa dia hanya mau bermain-main denganku.
Dan tentu saja di hati ku masih ada DION.
Dan aku masih belum bisa membuka hati ku untuk orang lain dan mungkin itu ga akan pernah terjadi.Aku terlalu takut akan semua hal yang terjadi padaku di masa lalu.Kenangan yang benar-benar menyedihkan.
Dan malam ini adalah malam pertama yang canggung.