Chereads / PURE LOVE / Chapter 13 - 13.Siapa Dia???

Chapter 13 - 13.Siapa Dia???

Alarm membangunkanku pagi ini.

Sebenarnya aku masih ingin tidur tapi pagi ini aku harus ke rumah sakit.Pasien yang kurawat kemarin masuk rumah sakit lagi.

Walaupun masih cuti aku ga akan pernah bisa mengabaikan pasienku begitu aja.

Dan alasan lain aku bangun pagi ini karna harus nyiapin sarapan untuk tuan muda Yifan.

Dan anggap saja aku berdebar semalam karna terkejut dan karna jantung bodoh ini juga aku gagal minta tanda tangan Yifan.

Siapapun itu kalau pipi nya dielus oleh laki-laki dengan tatapan yang sangat dalam pasti berdebar.Jadi kejadian semalam bukan apa-apa untukku dan aku yakin juga pasti Yifan mau mempermainkan aku.

Kenapa juga semalam aku pakai salting segala sama Yifan.

Sudahlah aku ga mau mikirin itu lagi aku harus cepat nyiapin sarapan supaya aku bisa pergi lebih cepat tanpa melihat Yifan pagi ini.Tentu saja aku perlu nulis sesuatu untuk Yifan.

(Yifan sarapan pagi aku udah siapin dan hari ini aku akan pulang malam jadi jangan cari aku lagi dan juga ga perlu tau aku kemana. Sekian.)

Aku yakin dia mungkin ga akan tertarik untuk baca hal seperti ini tapi dengan bodohnya aku tetap menulis.

"Seorang istri harus meminta ijin kepada suami saat keluar rumah"

Sialnya kata-kata mama terngiang lagi ditelingaku.Ditambah sekarang jalanan benar-benar macet lengkap sudah penderitaanku.

Handphone berdering dengan sangat nyaring membuatku sedikit terkejut.setelah ku periksa ternyata yang nelfon si panda.Aku benar-benar kangen banget sama dia beberapa hari ini.

"Kak"

"Hmmm..belum juga berapa hari kamu udah kangen sama kakak"

"Terserah kakak aja"

"Segitu susahnya bilang kangen sama kakak padahal kakak kangen banget sama kamu"

"Iya..iyaa..iyaa aku juga"

"Yg jelas ngomongnya aku juga apa"

"Udahlah kak lebay banget"

"Tunggu ya dirumah kakak bakal gantungin kaki kamu keatas kepala kebawah berani banget bilang gitu kekakak cantik kamu"

"Kemarin kak Yifan ngajak aku kerumah"

"Kenapa ga bilang dari tadi.Pokoknya kamu ga boleh kerumah"

"Aku udah depan rumah"

"Kamu ga sekolah.Tunggu disitu kamu ga boleh masuk!!!"

Kenapa juga harus ajak Manusia panda kerumah belum tau aja mulutnya kayak ember pasti dia bakal ngasih tau semua rahasia tentang aku.

Pokoknya panda ga boleh masuk.

Aku mau muter balik tapi ga bisa soalnya jalanan benar-benar macet.

"Hari ini aku libur kak"

"Kamu harus pulang dan jangan....."

Dan tentu saja Tao mematikan teleponnya.Bukan panda namanya kalau setiap hari ga pernah bikin aku marah.

Aku harus telfon yifan.

"Yifan kamu dimana?"

"Aku lagi dirumah dan sarapan yang kamu buat udah aku makan"

"Syukurlah kamu mau makan sarapan yang kubuat.kamu dengan siapa disitu"

"Aku sama Tao"

"Yifan aku mau bicara dengan dia bisa tolong kasih handphone kedia"

Aku benar-benar ga tenang sekarang.

"Kenapa kak?"

"Kakak ga mau kamu ngomong aneh-aneh ke Yifan kalau sampai....."

Dimatikan lagi sama panda.

Kuakui sifatnya dengan Yifan hampir sama.

Aku baru sadar ternyata sudah banyak mobil yang klakson  marah-marah karna aku belum jalan dari tadi.

Penderitaan ku benar-benar lengkap harus menghadapi dua manusia yang sifatnya sama-sama menyebalkan.

Aku lega karna sudah sampai rumah sakit.

"Dokter Lis bukannya cuti"

"Iya lagi cuti tapi aku ingin lihat pasienku sebentar"

Mama juga terkejut saat melihat aku dirumah sakit.Aku pura-pura ga tau aja kalau mama melihat kearahku.

Aku memeriksa kembali pasienku.Aku benar-benar ga kuat ngeliat orang yang terbaring lemah aku bahkan ingin posisiku diganti dengan mereka.

"Dokter Lista"

Aku langsung menoleh melihat siapa yang memanggilku.

Aku hanya mengangguk kedokter yang memanggilku karna aku tau alasan dia memanggilku.

"Dokter aku minta maaf"

Aku langsung menatap pasienku dengan lembut dan menggenggam tangan.

"Ga ada yang perlu dimaafin kamu ga salah jadi mulai sekarang jaga kesehatan kamu baik-baik dan juga yang bisa jaga tubuh kamu itu bukan orang lain ataupun dokter tapi diri kamu sendiri"

"Terimakasih dokter"

"Iya sama-sama"

Setelah aku memeriksa semuanya dengan baik aku langsung pergi menemui mama.

"Mama pikir kamu sekarang berlibur sama yifan"

Ucap mama langsung saat melihatku.

"Ma pasien yang aku operasi kemarin sakit lagi"

"Tapi kan dirumah sakit ini masih banyak dokter bukan hanya kamu saja"

"Ma kalau hanya itu yang mama omongin aku pergi"

"Lis mama udah pesan tiket untuk honeymoon kamu sama Yifan"

"What!!....kenapa mama ga tanya keaku dulu"

"Kalian berangkat dua hari lagi"

Ucap mama langsung pergi gitu aja tanpa mendengar sedikitpun penjelasan dariku.

Hidupku sepertinya benar-benar sudah diatur.

Aku benar-benar kesal semua yang ingin kulakukan ga pernah sesuai selalu aja dihalangi terus.Untuk menghilangkan semua pikiran burukku aku harus ketemu obatnya.

Tentu saja hari ini aku akan ketemu Dion lagi.Aku benar-benar kangen sama dia.Tempat  itu sudah menjadi obat untukku dan juga tempat ternyaman bagiku.

Aku juga ingin numpang tidur karna semalam aku ga bisa tidur sama sekali.

Seperti biasa aku selalu membawa sesuatu untuk anak-anak di panti asuhan.

"Ta bangun"

Aku langsung bangun karna sedikit terkejut untuk pertama kalinya ibu Rosa datang membangunkanku saat tidur biasanya dia membiarkan ku sampai aku bangun sendiri.

"Ta kamu harus pulang sekarang mungkin yifan khawatir nyari kamu"

"Ga apa-apa bu dia ga pernah khawatir atau bahkan nyariin aku"

"Ta sekarang sudah malam"

Aku hanya bisa mengangguk karna ga biasa nya bu Rosa seperti ini.

Memang benar sekarang kehidupanku sudah berbeda.Aku  sudah menikah sekarang.

Bu Rosa langsung pergi tanpa mengucap sepatah katapun.Dari tatapan matanya ke aku bisa kurasakan kesedihan yang begitu dalam.Aku tau arti dari kesedihan itu karna aku belum bisa sepenuhnya merelakan Dion.

"Dion kamu tau aku benar-benar sulit pergi dari sini"

"Bukankah aku egois?"

"Yahhh...aku memang sangat egois memikirkan diri sendiri bahkan sampai sekarang aku masih ga relain kamu"

"Dion aku minta maaf"

Sebelum pergi aku memeluk makam rapuh Dion.Entah kenapa aku menangis.Hidup ini benar-benar ga adil sama sekali.Aku ga pernah diberi kesempatan untuk bahagia bersama Dion.

Bahkan yang sering kali kuingat hanya kenangan buruk.

Aku bisa merasakan angin lembut mendorongku supaya pulang.

"Iyaa aku pulang sekarang tapi jangan mengusirku seperti ini"

Bahkan sekarang aku bicara sendiri.

Aku melihat jam pukul 22:13.Ini belum terlalu malam tapi bagi seorang yang sudah menikah pulang jam segini ga wajar.

Lagian aku juga ga peduli Yifan bahkan cuek aja.