Aku menatap rumah yang kutinggali dengan yifan.
Rumah itu benar-benar kosong aku menarik napas dalam-dalam dan langsung melangkah masuk.Apa Yifan sudah tidur rumah nya benar-benar sepi,untung saja aku sudah memindahkan semua baju-bajuku kekamar bawah jadi aku ga perlu lagi keatas bertemu Yifan.
Membayangkan saja membuatku merinding melihat muka kaku Yifan tapi ada hal positifnya juga aku bisa menikmati wajah tampan seperti Yifan setiap hari.
Astaga pikiran ku benar-benar gila.
Yifan memang sangat tampan.
Aku harus mengakui kalau Yifan laki-laki kedua paling tampan yang pernah kutemui dan tentu saja laki-laki paling tampan yang pertama Dion.
Aku langsung mandi supaya badanku dan pikiranku lebih fresh.Airnya benar-benar sejuk,aku menutup mataku merasakan air yang mengalir kebadanku.
"Apa yang kamu lakukan disini?"
Ucapku dengan terburu-buru dan langsung masuk kamar mandi lagi dan mengunci pintu dengan cepat apalagi sekarang aku hanya pakai handuk.
Ini memang salahku aku lupa menutup pintu kamar.
"Yifan kalau mau ngomong sesuatu dari situ aja"
Aku ga mendengar sedikitpun suara yifan apa dia sudah pergi.Aku membuka perlahan pintu kamar mandi memastikan apa dia sudah pergi.
Syukurlah dia udah ga ada dikamar.Jantungku rasanya benar-benar ingin keluar.
Dengan cepat aku mengganti baju dan keluar mencari Yifan.
Aku juga membawa kertas yang sudah kutulis tadi tentang peraturan yang ga boleh dilanggar selama kami jadi suami istri.
Aku melihat kesemua ruangan Yifan tetap ga ada atau mungkin dia di kamar.Dengan terpaksa aku mencari Yifan dikamarnya.
Aku mengetuk pintu kamar yifan tapi tetap aja ga dijawab.
Dia kemana lagi.
Datang tak dijemput pulang tak di antar.Mirip jelangkung dong.
"Yifan jelangkung...yifan jelangkung...yifan patung jelangkung"
" Kamu berisik sekali"
Dengan cepat aku langsung menghentikan tawa ku yang sudah melebar dari tadi.
"Aku cari kamu dibawah tapi ga ada jadi aku datang ke kamarmu"
"Kenapa ga masuk aku ga ngunci pintu"
"Itu ga mungkin Yifan, perempuan itu ga boleh masuk kamar laki-laki"
Balasku mencoba melucu sedikit tapi yang kudapat hanya senyuman sinis dari Yifan.
Aku mengikuti Yifan dari belakang dan tentu saja dengan bodohnya aku menabrak punggung Yifan yang tiba-tiba aja berhenti.Lagi dan lagi aku hanya mendapatkan tatapan sinis dari Yifan.Aku sudah terbiasa jadi aku ga perlu heran lagi.
Aku malah lebih nyaman kalau sikap Yifan begini daripada sifat dia yang tiba-tiba baik dan perhatian
"Ini"
Aku langsung menyodorkan kertas yang sudah kutulis semua peraturan yang ga boleh dilanggar selama kami jadi suami istri.
Aku melihat Yifan membaca dengan teliti dan tentu saja dia senyum.Aku hanya melihat itu salah satu cara Yifan mengejek aku.Mungkin menulis seperti ini sangat kekanakan tapi bagiku itu sangat penting.
"Apa kamu sudah baca semuanya,kalau ada yang mau ditambain silahkan"
"Kamu serius harus menulis ini"
"Iyalah aku serius aku bahkan memikirkan itu sepanjang hari"
Yifan kembali membaca semua peraturan yang ga boleh dilanggar dan tentu saja dia tersenyum lagi.
"Bagaimana apa kamu setuju?"
Tanya ku dengan mengatupkan kedua tangan berharap Yifan setuju.
"Iya aku setuju"
Aku benar-benar senang dengan cepat aku menyodorkan pulpen supaya Yifan bisa tandatangan sebagai bukti yang kuat.
"Haruskah aku melakukan ini"
"Tentu saja Yifan kamu harus melakukan ini supaya pernikahan kita juga berjalan dengan baik dan perusahaanmu dan Rumah sakit juga bisnis nya bisa berjalan dengan lancar"
Aku bingung Yifan membacanya lagi.Mungkin ada yang ingin dia tambahin.
"Yifan aku minta maaf karena aku lupa janji semalem"
"Ga usah di pikirin"
"Kamu tau aku benar-benar lupa.Jadi bagaimana tadi apa semuanya baik-baik aja?"
tanyaku dengan hati-hati ke Yifan yang masih serius membaca peraturan yang kubuat.yifan ga menjawabku sama sekali.Aku tau mungkin dia sedikit marah denganku.
"Apa masalahnya udah selesai?"
"Kenapa kamu pulang telat hari ini?"
"Apa aku harus jawab"
"Apa aku juga ga berhak tau"
"Yifan kamu ini kenapa?"
"Aku ngantuk sekarang jadi jangan ganggu aku"
"Yifan tunggu kamu harus tandatangan ini dulu"
Ucapku dengan terburu-buru membawa kertas yang belum ditandatangani yifan.
Aku mengikuti Yifan yang beranjak pergi dari tempat kami duduk tadi kekamar.
Dia benar-benar ga peduli sedikitpun dan menutup pintu kamar dengan kencang untung saja aku ga kebentur pintu kamarnya.Dia benar-benar sensitif,bahkan aku ga tau letak kesalahan aku dimana sampai dia marah begini.Sudahlah aku akan bujuk Yifan besok saja.Aku harap besok dia mau.
Aku juga benar-benar lelah dan ngantuk sekarang.Dengan putus asa aku berjalan kekamar.
Untung saja jantungku ga keluar dari tempat nya karna Yifan tiba-tiba saja memelukku dari belakang.
"Yifan kamu kenapa"
Ucapku dengan terkejut dan berusaha melepaskan pelukan Yifan.
"Aku lapar"
"Yifan kamu tau kan ini sudah jam berapa?"
"Aku belum makan dari tadi siang"
Aku dengan sabar menghela napas dan berusaha melepaskan pelukan Yifan.Aku langsung menatap Yifan dengan tajam.
"Aku akan masak dan kamu juga harus tanda tangan ini"
"Iya tapi aku ingin makan dulu"
"Ckckck... okay, dan kamu baru saja melanggar satu peraturan menyentuhku secara fisik"
"Iya aku minta maaf"
"Kali ini saja aku maafin"
Aku langsung kedapur dan memasak dengan cepat supaya bisa tidur aku benar-benar ngantuk dan lelah.
"Dan satu lagi aku paling ga suka ada orang yang ikut campur saat aku masak jadi aku mohon tetap duduk dengan tenang jangan bicara sampai aku selesai masak"
Aku dengan cepat mengeluarkan bahan makanan yang akan aku masak untuk Yifan.Tapi aku bingung mau masak apa.
"Dan satu lagi aku paling ga suka orang melihat aku saat masak"
Ucapku dan menuntun Yifan menjauh dari dapur.Dan seperti yang aku pikirkan Yifan hanya mematung tanpa bicara sedikit pun dan mengikuti semua yang aku lakukan kedia.Aku langsung menyalakan TV.
"Yifan kamu di sini nonton apa aja yang penting jangan ganggu aku saat masak"
Dan tentu saja Yifan hanya mengangguk tanpa bicara sedikitpun dan tanpa protes.Apa sekarang aku bicara dengan dinding?
Aku benar-benar bingung mau masak apa untuk Yifan.
"Yifan mau makan apa?"
Aku berteriak dari dapur dengan suara yang begitu keras aku harap Yifan dengar.
"Aku ga tuli"
"Iya maaf kamu mau makan apa"
"Terserah"
"Okay"
Percuma juga aku nanya ke Yifan kalau jawaban nya seperti itu.
Ada satu makanan yang terlintas dipikiran ku sangat mudah dimasak dan tentu saja rasanya juga pasti enak tergantung yang masak.
"Yifan apa kamu mau makan nasi goreng"
"Terserah"
Jawaban yang sangat jelas,padat,dan singkat.
Aku mulai masak nasi goreng yang sering bi inem masak untuk aku dan Tao.Aku ga yakin apa aku bisa masak nasi goreng seenak Bi Inem?

Walaupun sederhana aku harap Yifan akan suka.
"Nasi nya sudah siap"
"Okay"
Balas Yifan dengan singkat dan langsung ke meja makan.
Aku bisa melihat dia ga kecewa dengan hasil masakanku aku harap juga dia ga kecewa sama rasanya.
"Ini pertama kalinya aku makan nasi goreng"
Aku benar-benar terkejut Yifan ga pernah makan nasi goreng.
"Kamu becandakan?"
Tanya ku untuk memastikan apa Yifan sedang melucu.
"Bahkan aku ga pernah tau nasi goreng itu seperti apa"
"Wah Yifan kamu benar-benar mengejutkan"
Ucapku dan menyipitkan mata.
"Aku hanya mendengar orang menyebut namanya tapi belum pernah aku coba rasanya
"Yifan ini perlu diabadikan"
Aku langsung mengeluarkan handphone ku dan....
"Wahh yifan hasilnya benar-benar bagus.Aku benar-benar cantik disini dan kuakui kamu juga sedikit....lumayan....ahh sudahlah"
Yifan hanya menggeleng kepalanya.
"Sekarang kamu coba rasanya"
Aku benar-benar ga sabar bagaimana rasanya.Jantung ku berdegub kencang saat Yifan memasukan satu sendok nasi kemulutnya.Aku dengan sabar melihat Yifan mengunyah nasinya.
"Ini enak"
Aku benar-benar sangat senang saat Yifan bilang begitu.Aku langsung mengelus rambut Yifan dengan lembut.
"Makan yang banyak aku akan masak lagi besok"
Dan untuk beberapa saat keheningan muncul diantara kami.
Aku menguap supaya bisa memecahkan keheningan yang terjadi.
"Yifan aku tidur dulu"
Dengan cepat aku berdiri supaya kekamar.Dan dengan cepat juga Yifan menahan tanganku.
"Apalagi Tuan Muda Yifan?"
Tanya ku dengan ogahan.
"Kamu maukan aku tandatangan persyaratan itu"
"Ahhh iya aku hampir lupa"
"Jadi tunggu aku disini sampai aku selesai makan"
Dengan sangat berat hati aku menurut supaya Yifan mau tanda tangan.
"Jadi tugasku melihat kamu makan"
"Terimakasih"
"Untuk apa"
"Jadi orang pertama yang masak nasi goreng untukku"
"Sudahlah ga perlu dipikirkan"
Balasku dan tertawa kecil.
Aku benar-benar ga bisa nahan ngantuk dengan terpaksa aku tidur dimeja sambil nunggu Yifan selesai makan.
Aku ga tau sudah berapa lama aku tidur saat kurasa ada seseorang mengelus pipiku.
Aku dan Yifan sama-sama tidur dimeja,aku ga tau sudah berapa lama yifan menatap dan mengelus pipiku.
Dalam sekejap aku dan Yifan saling menatap satu sama lain.
Apa aku sudah gila?
Kenapa aku bisa berdebar karna hal seperti ini?
Aku memang sudah gila?
Aku benar-benar takut sekarang.....
Kami hanya saling menatap dalam diam dan jantung bodoh ini bisa-bisanya berdebar...
Kehidupan pernikahan seperti apa yang terjadi antara aku dan yifan selanjutnya?