Chereads / Reaching Of The Stars / Chapter 3 - Lari Dari Kenyataan

Chapter 3 - Lari Dari Kenyataan

Mereka lari pagi mengelilingi komplek perumahan Pira yang melewati taman.

Pacarku ilang di ambil orang... hhmm hmm hmm hmm... pada kemana ya cogan di dunia ini biasanya hari minggu tuh dah pada kelihatan.

Pita bergumam tak jelas sambil celingak-celinguk berharap ada cogan lewat syukur-syukur nyantol dihati.

" Ngomong apa sih lo Ta gaje b.g.t dahh, istirahat aja yukkk " Rengek Pira tak tahan.

" Istirahat istirahat lo kira ini sekolah TK apa. Noh lemak di perut lo butuh di urut ".

" Lo gak kasian apa sama sahabat yang baik hati dan tak pernah sombong, cantik mempesona seperti bunga mawar ya ya " Dengan mengeluarkan pupy eyes nya menjadi senjata bagi Pira namun tak mempan bagi Pita.

"Pretttt, bunga bangkai kali "

" Yee daripada lo bunga busuk "

" Lo tangkainya doang "

" Lo serbuknya doang ".

" Nah lo orang di kasih bunga malah di taro di vas bunga meja guru, jadi pajangan doang ". Ucap Pita meledek sahabatnya mengingatkan masa lalu.

Banyak yang bilang kehilangan itu ketika seseorang memberikan perhatiannya, dengan segenap kasih sayang dan ketulusannya namun, ketika seseorang itu pergi baru disadari bahwa rasa kehilangan dan bersalah hinggap di hati.

Itulah yang sekarang di rasakan Pira, sejak kelulusan SMP sampai sekarang dia kelas sebelas, dia merasa ada yang beda dengan hari-harinya. Dan sekarang Pira merhatiin dia secara diam-diam ketika dia natap balik ke arahnya, Pira salting kek cacing kepanasan.

Dulu dia hanya menganggap perhatian kecil itu hal yang biasa. Namun tidak untuk ' Rayhan Rizkiano '. Ya dia pernah menyukai Pira waktu SMP dengan keberanian yang tinggi, Ray menyatakan perasaannya di depan teman sekelasnya memberikan bunga kepada Pira. Emang dasarnya Pira yang polos apa kita yang nggak ngerti apa romantis?.

Si Ray itu udah nggebela-belain beli bunga sampai telat masuk sekolah dan pada waktunya dia menyatakan perasaannya dengan gaya yang romantis dan kata-kata puitis yang sudah dirancang jauh-jauh hari. Dan dengan gampangnya Si Pira ambil bunga itu lalu di letakan di vas bunga meja guru, itung-itung buat menuhi itu vas yang sering pecah oleh para lelaki penghuni kelas

' katanya '.

Namun sekarang tidak akan ada lagi kisah romantis lainnya karena setelah kelulusan, mereka melanjutkan ke sekolah yang di tuju meraka masing-masing, itu tandanya mereka berbeda sekolahan.

" Ekhmm, napa tu pipinya merah " Melihat sahabatnya yang salting Pita semakin gencar menggodanya.

" A apa? gu gue kepanasan nih jadi mungkin merah kali. U udahan yok gue capekk "

" Baru aja satu kali putaran itupun gue seret, kalo gak mana nyampe satu putaran lo. Masa lo kalah sama tuh bocah yang udah 5 kali putaran ".

" Lah gue juga bisa kali orang muterin taman doang ".

" Paling di tengah jalan udah ngos-ngosan kek soang ".

" yee soang bapak lo, nggak percaya lo gue gini-gini juga juara lomba lari ". tantang Pira menyombongkan bakat tersembunyinya.

" lo menang lomba lari?! gue lompat ke empangnya Mang Dadang ".

" Juara lari dari kenyataan maksudnya " Cengiran Pira membuat sahabatnya ilfil.

" Liat noh taman, 5 kali putaran kan sama aja kita muterin 2 kali komplek ini nah kita baru satu kali putaran. Masa kita kalah sam- ". Pita membalikan badannya sambil celingak-celinguk.

" Kemana tuh bocah, nyantol di upil kuda kali ya? Seenak jidat maen pergi aja dasar melengkung ehh jelangkung ". Pita pun melanjutkan larinya.

Pira

Gue tuh orangnya mageran, jarang banget olahraga makanya gue belum tinggi gak kaya si Pita yang tinggi dan besar mungkin dia dikasih makan rebusan bambu kali ya sama emaknya. Lari satu kali putaran aja berasa beribu-ribu putaran,karena dah gak tahan gue ngibrit aja cari makan.

" Mang, buburnya satu gak pake silitdri ehh. maksudnya seledri "

" sih eneng ni aya aya wae. siip lah neng "

Saat sedang menunggu, gue lihat seseorang yang gue kenal.

Kayaknya dia Rayhan deh. ih iya bukannya, apa gue coba samperin ya. Eh jangan deh, gue merhatiin dari sini aja lah.

" Kira-kira dia masih suka gak ya sama gue??? Ya enggaklah!!!. Sadar Ra sadar!, mana mungkin dia masih suka sama lo orang dulu lo gantungin dia. Ih, gue ngomong apa sih. Kok gue jadi gini ya?! Au ah terang " Sedang asiknya melamun sampai tak menyadari kalau sedari tadi bubur yang ia pesan sudah siap.

" Neng neng neng " Sambil melambaikan tangannya ke muka Pira.

" Eh iya Mang "

" Ini buburnya, nglamunin apa atuh neng "

" Eeng enggak Mang, gak nglamunin apa-apa "

" Jujur aja atuh neng, neng nglamunin tu cowok kann, dari tadi liatin terus " Tunjuk tukang bubur dengan mengarahkan kepalanya ke cowo itu.

" Hehe tau aja Mang ". Pira pun tak bisa mengelak.

Sudah kenyang dengan buburnya tiba-tiba...

" WOYYY KUTUKUPRETT KEJEPRET KARET!!! Di cari-cari malah nongki di sini DASAR KU- Mpphhh..." Sambar Pita ketika melihat sahabatnya di sini namun belum juga menyelesaikan luapan emosi maha dahsyatnya sudah di bekap duluan tuh mulut.

" Dasar mulut goa! lo yang teriak gue yang malu, liat tuh orang- orang pada latin kita "

" Tangan lo Ra bau trasi! Wleekkk " Ekspresi ingin muntah sambil tutup mata.

" Tutup hidung bego kalo bau " Ucap Pira sambil menutup telinga.

" Sama-sama bego ngomong bego ". Meraka pun tertawa ngakak.

Saat sedang tertawa Pita tak sengaja melihat ke arah dimana Rayhan berada.

" Owhh.... pantesan betah disini ada dia tohh ".

Aduh gawat nih si Pita liat dia di sana bisa di ceramahin gue.

"Dia si siapa ma mana gak ada tuh " Berusaha tidak perduli.

" Gak ada ya.... ok " Namun tiba-tiba ada teriakan yang membuat Pira lari maraton.

" RAYHAN.... DIPANGGIL SHAFIRAA KATANYA DIA RINDU LOOO".

Rayhan dan temannya menengok ke sumber suara, namun Rayhan bersikap biasa saja untuk menutupi malu yang luar binasa karena jadi pusat per hati.an.

Sedangkan Pira sudah hilang bak ditelan bumi karena malu dengan Ray.

" Raa tungguin gue... ealah... DASAR KADAL BUNTING ". Mulut goa Pita kembali berteriak.

Pita hendak melangkah kan kakinya untuk menyusul Pira namun baru setengah langkah...

" Ehhh neng neng, bayar dulu atuhh neng temennya yang tadi kan " Cegah tukang bubur.

" Alamakk dia yang makan gue yang bayar, tagih aja kerumahnya mang "

" Ya gak bisa atuh neng, harus sekarang "

" Iya iya Mang ini ni " Setelah memberikan uang Pita langsung lari tak mau kena omel.

" Ehhh nengg uangnya kuranggg....!!! "

Hehe ampyunn mang, maapkeun Pita si mulut goa bayarnya seribu, mungkin mamang kurang fokuss dikira dua puluh ribuan kali ya.

Author

Lu yang salah bawa uang ogeb malah nyalahin.

TBC