.......
Awal pertemuan setelah lama tak berjumpa memang membuat hati seseorang berdebar-debar layaknya melihat hantu. Gimana tidak berdebar kalau hantunya saja tampan yang selalu menghantui hati Pira, membuat kalang kabut perasaan merombak hati yang sudah merasakan apa itu sayang, menyayat kenyataan bahwa yang di sayang telah berpindah ke pelabuhan lain. Menyadarkan bahwa hati mudah berubah, lantas tak menghentikan Pira merebut rasa yang pernah ada.
Bagaikan boomerang yang kapan saja bisa menyapanya walau hati masih bisa goyah tuk memutuskan siapa yang akan menjadi tempat dermaga. Lalu bagaimana jika tambatan hatinya menganggapnya sebagai angin lalu yang pernah melewati kekosongan hatinya? Apakah akan meliriknya dan berbalik lalu menggandeng tangannya atau melangkah pergi dengan ego yang menguasai? Entahlah, jika kalian tahu apa itu sakit hati pasti kalian dapat memilih keputusannya.
Setelah mereka berpeluh kesah akan hukuman yang diberikan pulang sekolah mereka langsung nongki di kedai es capcin karena merasa tenggorokannya butuh siraman air dingin bukan siraman suara Bu Hani yang kek toa masjid.
" Mang es capcin nya dua ". Pesan Pira lalu duduk di bangku plastik sebelah kedai.
" Siap neng ". Ucap penjual kedai lalu menyiapkan pesanan sambil sesekali bergurau dengan mereka.
" Neng, sering-sering kemari ye, ada cowok ganteng loh yang biasa langganan beli es disini ".
" Iya kalau ada waktu mang ". Ucap Pira
" Beneran mang siapa? Wahh kudu sering-sering kesi nih ". Kalau tentang cogan jangn ditanya yang ngomong siapa sudah jelas Pita orangnya.
" Beli es neng? "
" Ya pengin ketemu sama cowok ganteng itu lah mang ". Balas Pita mengharapkan bisa ketemu cogan itu.
" Huuuu dasar merak berak " - Pira
" Alamakk si eneng, kalau gitu mah tadi gak usah di kasih tahuu kalau cuma pengin ketemu bisa-bisa mamang jadi nyamuk entar ".
" Yee biarin kan sekalian cuci mata ".- Pita
" Cuci noh pakai rinso cair dua kali lebih wangi gak apek kalau di jemur biar kinclong ".- Gurau Pira dengan kelakuan Pita.
" Jadi duta deterjen loh ahahahahaa dulu sih pakai rinso sekarag pakai oli ".- Pita menirukan gaya iklan yang telah diaransemen.
" Bener-bener gak waras nih kudu di rukyah, kalau soal cogan aja gercep giliran sama pelajaran inggris aja lidah keseleo mulu ".- Pira
" Daripada lo kalo ada pelajaran matematika ngeles mulu ".
" Nge les ya biar pintar lah ".
" Maksudnya lo cari-cari alasan nyet biar gak ikut pelajaran bukan les privat ".
" nyet nyet nyet lo tuh monyet kebiasaan banget deh manggil seenak jidat ". Ucap Pira tak terima.
" Duhh udah haus banget nih gue, Ra si mamang lama banget sih ". Bisik Pita agar tidak terdengar sampai ketelinga si mamang.
" Iya, sabar aja lah ".
Maklumi saja si mamang kan udah gak muda lagi jadi gak secepat jiwa anak muda. Mereka menunggu lama pesanannya sambil memperhatikan si mamang menyiapkan ini itu. Entah yang sedang memblender es batu harus di pecahkan terlebih dahulu dan harus mencari dulu alatnya, memasukan air dengan sedikit demi sedikit, memasukan bubuk capucino dan gula lalu saat di blender di cicipi terlebih dahulu, merasa kurang manis ditambahkanlah gula lalu diaduk lagi namun setelah itu dicicipi lagi malah merasa kemanisan lalu ditambahkanlah bubuk capucinonya sedikit lalu merasa kurang cair ditambahkanlah air lagi setelah itu, mengambil cincau terlebih dahulu lalu membagi es ke dalam cap yang pertama kebanyakan lalu diambil dan dipindahkan ke cap yang satu sampai benar-benar seimbang. Setelah itu ditambahkanlah susu kental manis coklat kalengan.
Dalam hati mereka mendumel kenapa sih rempong banget kek mau dinilai aja sama chef Juna mesti harus gitu ya, kalau lagi haus parah mah asal dingin dan esnya pas diminum aja sekali nafas,namun untuk Pita berusaha menahan kekesalannya karena yah kalian tahulah ada cogan yang sering kesini jadi yah siapa tahu nanti Pita bakal kesini lagi.
" Mang itu lubang susu kalengnya kurang gede kayaknya jadi macet tuh ".- Pita
" Owh iya neng, ini yang satu gede yang satu kurang, bentar ya neng saya ambil pisau dulu sama palu hehe maklumi ya neng biar tenaga gak seperti anak muda tapi wajah masih tampan seperti anak muda ".
" Huhft, sabar Pita... sabar... orang sabar di sukai cogan siapa tahu cogannya datang ke sin- ". Belum selesai Pita berbicara sudah diseret aja sama Pira.
" Syuuttt jangan berisik ". Ucap Pira berbisik
" Kenapa? ".
Terdengarlah suara deruan motor berhenti didepan kedai, dari kejauhan Pira melihat bahwa mereka adalah Ray dan temannya bernama Nino. Saking kagetnya Pira pun langsung menyeret Pita untuk bersembunyi di bawah meja yang ada di kedai, sampai tak sadar kursi yang di dudukinya terpental dan jatuh kebawah, menyenggol cup-cup dan sedotan sehingga berserakan di mana-mana .
" Perasaan gak ada gempa bumi kenapa berantakan banget nih kedai mang Jamal? ". Heran Nino setelah turun dari motor Ray hanya mengedikkan bahunya.
" Kemana nih mang Jamal ". Baru saja Nino membicarakannya mang Jamal sudah keluar .
" Eh Nino, Ray baru dateng- hah kenapa ini kok berantakan?! ". Tanya mang Jamal lalu kaget melihat keadaan kedai yang berantakan, mereka pun berinisiatif membereskan kekacauan yang dibuat oleh Pira dan Pita. Lalu Mang Jamal melubangi kaleng susunya lalu menuangkannya ke es.
" Nah udah siap, neng ini pesanan- ".Mang Jamal melihat sekitar tidak ada mereka
" Lah si eneng kemana inih ".
" Mang siapa yang pesan? ". Tannya Ray.
" Tadi ada si eneng beli ke sini kok gak ada ya? Buat aden aja lah ini aden mau beli kan ".
Mendengar Mang Jamal akan memberikan esnya Pita langsung menggebrak meja tak terima sampai cup dan sedotan yang sudah di beresin kembali berantakan. Enak aja sudah nunggu lama-lama nahan haus ehh mau di kasih ke orang lain.
"Jangan mang!!! sini aku ada di sin- ". Pita kaget melihat mereka yang ternyata Ray dan Nino. Ouh pantesan Pira nyeret gue buat ngumpet kek maling sempak.
" Ra Pira ini es nya udah selesai ". Pita sengaja memanggil sahabatnya agar bisa bertemu dengan Ray, emang Si Pira tuh pemalu banget . Pira pun tak bisa mengelak sebisa mungkin Pira menahan malu dan nervous saat bertemu Ray yang sudah menjadi kebiasaan Pira. Pira menyembulkan wajahnya dari bawah meja dengan wajah kek nahan boker karena ketahuan sedang bersembunyi.
Ray pun tak menyangka akan bertemu Pira cewek yang dulu di sukainya. Dengan wajah datar Ray berusaha untuk tidak peduli.
" He he i iya mang sini esnya "- Pira. Mang Jamal pun kembali berkutat untuk membuat pesanan Ray dan Nino karena dia adalah pelanggan yang dimaksud olehnya pasti jika dia kesini akan memesan seperti biasanya.
" Neng ini dia Ray dan Nino pelanggan yang sering kesini orangnya ganteng kan ". Ucap Mang Jamal sebelum membuatkan pesanannya.
" What! jadi dia orangya mang. wahh gak jadi gue gebet deh bisa jadi cinta segitiga nih, buat Pira aja gue rela kok ". Ucap Pita tak menyangka.
" Ra ituhh, ngomong kek. Kan udah ketemu kesempatan ini Ra ". Ucap Pita sambil menyenggol lengan Pira.
" R Ra ay gu gu gue ". Gagap Pira membuat sahabatnya geram.
" Ra yang bener dong "- Pita.
" Gu gu gue itu ituh ma mau ng ngo ngom- ". Dalam hati Pira kesal dengan dirinya sendiri, kenapa? kenapa? kenapaaaaa!!! kenapa gue jadi gugup dan gagap gini sihh!!!! kapan mau ngomongnya kalau kaya gini terus. Rayyyyy gue mau ngomong kenapa sulit banget sih, siapa pun tolong gue.
Pesanan es Ray pun datang, bayangkan selama itukah mereka dalam likungkupan suasana awkwrd sampai pesanannya selesai di buat dan akhirnya Mang Jamal memecahkan susana yang sedikit canggung.
" Durasi habis! ". Jawab Ray dingin sedingin es capcin dan datar lalu pergi begitu saja tanpa menoleh sedikitpun.
Apah! dia pergi?? lagi?? Ray asal kamu tahu dulu tuh gue gantungin lo karena ada sesuatu yang gue gak bisa katakan gue malu sebenarnya kamu tahu kan aku mau ngomong sama kamu aja gagap gini. Ray sekarang aku sadar kalau aku sebenarnya juga sayang sama kamu tapi susah ngomongnyaa sekarang gue cuma bisa merhatiin kamu dari jauh Ray.
Di balik pohon terdapat seseorang yang sedang memperhatikan mereka sambil menyembunyikan minuman di belakang pinggangnya. Tahu akan Pira yang kecapean karena tadi terkena hukuman seseorang itu pun berniat memberikan minuman .Namun sayangnya ketika seseorang itu sudah menemukan Pira di depan kedai, seseorang itu lantas berhenti melangkah.
Melihat bahwa Pira yang akan mengungkapkan sesuatu kepada Ray lantas dia mengurungkan niatnya untuk memberikan minumannya. Seseorang itu tahu kalau Pira masih menyukai Ray.
Apa aku harus jadi tukang minuman keliling biar bisa setiap saat memberikan kamu minuman ketika kamu lelah???.