Chereads / Reaching Of The Stars / Chapter 12 - Kesal

Chapter 12 - Kesal

Ransel biru bertengger di punggung Pira dengan tangan memegang tali ransel sambil menggulungkan ujung talinya, entah buat apa kabiasaan seperti itu dilakukan oleh Pira apa tujuannya dan apa manfaatnya?. Dengan semangat pagi Pira melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah seperti tanpa ada beban. Jangan lupakan senyumnya yang menawan hati sudah terbit sedari tadi.

Langkahnya terhenti ketika terdengar suara klakson di belakangnya Pira menoleh kebelakang ternyata klakson motor ninja berwarna hitam namun entah siapa pemiliknya karena sebagian wajahnya tertutup dengan helm full face nya.

Karena Pira merasa menghalangi jalannya Pira pun menepi kesebelah kanan namun seseorang itu mengikutinya dengan mengarahkan motor nya ke sebalah kanan, lalu Pira menepi ke sebelah kiri namun seseorang itu juga mengikutinya lagi.

" Ishh nyebelin, seperti gak ada jalan lain apa jalan selebar jidat lo aja gak muat ! " Gumam Pira dalam hati dengan muka kesal lalu mengerucutkan bibirnya.

Pira pun menoleh kebelakang dan melototkan matanya sebagai tanda kalau Pira kesal lalu berjalan lurus dengan cepat dan menghentak-hentakkan kakinya untuk pergi dari hadapannya.

Wajah seseorang di balik helm full face nya pun tersenyum karena berhasil membuat Pira kesal, menurutnya itu sangat mengasikkan kapan lagi bisa ngebuat Pira kesal.

TINN TINNN TIINNN........

Pian terlonjak kaget akan suara klakson mobil di belakangnya.

" WOYY KALAU MAU PARKIR JANGAN DI JALAN... " Teriak pemilik mobil itu.

Pian baru sadar kalau ternyata dirinya menghalangi jalan, lantas Pian langsung kembali meneruskan tujuannya sampai ke parkiran.

Dalam hati Pian berkata " Ohh apakah ini yang dinamakan karma?? jadi ini yang dinamakan kesal? mungkin ini yang di rasakan Pira tadi ." haha Pian jadi senyum-senyum sendiri membayangkan wajah kesal Pira tadi, biarlah Pian dikatakan orang tidak waras karena masih pagi sudah senyum-senyum sendiri yang penting hati senang.

Sampai di lobi Pira mendengar teriakan kalau namanya di panggil oleh seseorang.

" PIRA PIR..... " Panggil Pita dengan mulut goa mode on nya dari kejauhan sambil berlari.

" Ishhh kebiasaan banget deh pagi-pagi udah teriak-teriak kek tukang sayur."Pira mendumel

" Apa, gue tahu gue ngangenin tapi biasa aja kali gak usah teriak-teriak. " Ucap Pira saat Pita sudah di sampingnya.

"Pd amat hidup loh. Lo gak ada di daftar kamus kerinduan gue, masih banyak yang gue kangenin apa lagi abang Kai yang lagi ngedance uhh abs nya pen gue peluk." Ucap Pita sambil mengeratkan tangan ketubuhnya seperti sedang memeluk .

" Tingkat ke PDan lo aja udah tingkat dewa. Bawa kaca gak ? " Celetuk Pira

"Kaca? Oh bentar gue bawa keknya " Ucap Pita lalu mengobrak-abrik isi tasnya.

"Nih kacanya- " Ucap Pita. Sedangkan Pira sudah berlalu beberapa langkah.

"Buat lo ngaca... jangan terlalu PD nanti abangKai ilfil sama lo " Ucap Pira sambil berlalu meninggalkan Pita.

"Sialannn"-Pita

Pita berlari mengejar langkah Pira yang hampir sampai di depan kelas.

" Pir hangout kuy, nyetarbuk lah kali-kali." Ajak Pita sambil merangkul bahu Pira.

" Nyetarbuk nyetarbuk biasanya aja minum kopi rentengan."

" Wah lo ngeraguin dompet gue Pir, beli buat lo aja gue bisa sampai tempatnya juga gue bisa beli. "

"Gak sekalian jualan aja "

"Ide bagus tuh biar saingan sama kedai capcin Mang Jamal siapa tahu Ray yang katanya pelanggan setianya pindah ke lain hati ehh ke lain kedai maksud gue lumayan kan bisa tiap hari mandangin cogan "

"Cogan mulu lo yang di pikirin, hari ini bawa kamus gak lo "

Mereka tiba-tiba menghentikan langkahnya. Diam sejenak dengan pikiran mereka masing-masing. Lalu saling tatap dan berkata.

"MOM KELY..... "

*****

Bel sekolah pun berbunyi semua murid berhamburan masuk ke kelasnya masing-masing. Sekarang kelas Pira jadwalnya adalah pelajaran bahasa Inggris mereka bersiap-siap untuk mengikuti pelajaran.

Semua di beri tugas untuk mengerjakan soal-soal, saat semua sedang hening cipta karena fokus mengerjakan Pita terus merecoki Pira.

" syut syut Pir Pira... " Bisik Pita karena tak ingin Mom Kely mendengarnya.

" Apahh " Balas Pira juga berbisik

" Nyalain hotspot lo dong "

" Buat apa?! "

" Adalah cepetan "

" Kan ada wifi sekolah "- Pira

" Gak nyampe sini "

" Ishh iya iya "

Pira pun lanjut mengerjakan namun lagi-lagi Pita menyenggol lengannya dan berbisik lagi.

" Mana Ra gak ada " Tanya Pita lagi membuat Pira geram. Setelah di cek ternyata Pira menyalakan wifi.

" Oh iya malah kepencet wifi hehe "

Pira akhirnya menyalakan hotspotnya, semua itu dilakukan secara diam-diam dengan menyembunyikan hpnya di dalam laci. Tak lama kemudian entah apa yang dilakukan Pita tapi tiba-tiba terdengar suara dari hp Pita yang membuat teman sekelasnya mengarahkan pandangannya ke tempat duduk mereka.

" MENURUT WIKIPEDIA VERB DUA DARI EAT ADALAH EATEN--"

" Eh eh gimana ini " Ucap Pita gelisah sambil mencari tombol volume untuk mengecilkan suaranya.

" Ishhh menyebalkan jadi ketahuan deh." Dumel Pita, dan semua teman kelasnya pun menahan tawanya.

Yap kalian tahu suara siapa??

Pira yang sedang berkutat dengan bukunya pun menoleh ke arah Pita yang sedang menahan malu karena ulahnya, Pira melotot kan matanya dengan wajah seperti ingin mengatakan ' Apa yang kau lakukan??! Sungguh memalukan '. Mereka pun menjadi pusat perhatian teman sekelasnya termasuk Mom Kely yang sudah geleng-geleng kepala dan sudah berdiri dari tempat duduknya.

" Whose cell was ringing earlier ?! " Tanya Mom Kely tegas, semua pun menjawab secara kompak.

" PITA MOMMMM..... "

" What is this Pita, do you not bring a dictionary until you have to search ?! "

" No what what eh I iyes bu eh Mom " Jawab Pita gugup

" Who else doesn't carry a dictionary for everyone here? !!! "

ngomong apa lagi dah itu

Setelah Mom Kely mengatakan itu lantas ada beberapa anak yang langsung berdiri termasuk Mely murid nerd si kutu buku.

" Ra... itu Mom Kely ngomong apa sih gak ngerti gue. " Tanya Pita dengan menyenggol lengannya.

" Mom Kely bilang siapa lagi yang gak bawa kamus. Gara-gara lo sih Mom Kely jadi nanya itu, mana ni kamus gue minjem sama si nerd." Gerutu Pira karena Pira juga tidak membawa kamus, itu saja kamus hasil pemaksaan atau lebih tepatnya hasil rampasaan.

Ternyata tidak hanya Pita yang tidak membawa kamus, hati Pita sedikit lega jika nanti dihukum kan tidak sendirian Pikir Pita.

"Mely? Kamu juga gak bawa kamus, apa yang terjadi dengan mu. Tak biasanya kamu lupa bawa kamus."

"Anu i itu mom kamus Mely di ambil Shafira "Ucap Mely gugup

Dalam hati Pira mendumel tak jelas. Ishhh ngapain sih si cupu Mely pakai bilang segala duhh kan jadi ketahuan nih.

"Benar itu Shafira?!"

Lantas Pira akhirnya ikut berdiri dengan pandangan menunduk takut. Suasananya menjadi hening seketika.

"I iya mom "

"Kalian semua!!!" Semua terlonjak kaget saat Mom Kely menggebrak meja pandangannya tajam mengintimidasi.

"Disiplin adalah kunci seseorang menuju kesuksesan. Contoh kecilnya saja jika kalian menaati peraturan ibu kalian gak akan buang waktu untuk pembelajaran seperti sekarang. Tugas kalian jadi belum selesai. "Ucap Mom Kely lalu berjalan ke depan dengan tangan bersedekap ke belakang.

"Minggu depan jika ada yang tidak bawa kamus lagi apalagi mengambil yang bukan miliknya pintu keluar terbuka lebar! "Ucap Mom Kely di depan Pira menegaskan sambil meraih kamus di atas mejanya.

" I give ten minutes to borrow from the library or to another class that has not yet taught English. NOW!!! "

" YES MOM..... " Jawab mereka yang tidak membawa kamus dengan kompak, mereka pun langsung berlari ke luar kelas termasuk Pira. namun Pita malah masih duduk di tempat karena bingung apa yang dikatakan oleh Mom Kely.

" Taaa ayok, ishh malah masih duduk." Pira langsung menarik tangan Pita untuk cepat keluar kelas karena dikejar waktu.

*****

Semua berhamburan pergi ke perpus untuk meminjam kamus karena kamus di perpus terbatas, mereka berusaha cepat-cepat mengambilnya agar tidak kehabisan. Saat Pita dan Pira ingin mengambil kamus di bagian rak mapel bahasa inggris ternyata mereka kalah cepat dengan yang lain.

" Yahh Pir kok udah abis sihh gimana dong? " Ucap Pita sambil mengeser buku lain siapa tahu masih terselip satu.

" Eh eh, yess ini masih ada satu." Benar Pita tak sia-sia menggeser buku-buku lain demi mendapatkan kamus dan akhirnya masih ada satu yang terselip.

" Yah gue gimana dong? Masa harus minjem ke kelas lain males ihhh gue malu." Ucap Pira.

Waktu tinggal lima menit dan Pira belum juga mendapatkan kamus lalu mereka beranjak pergi dari perpus untuk mencari ke kelas lain ditemani Pita yang tentunya Pita yang di suruh oleh Pira untuk meminjam kan.

Pian POV

Seperti biasanya tiada hari tanpa bolos demi melihat sang dambaan hati siapa lagi kalau bukan Shafira Meiditian. Kebiasaan Pian selalu memandang Pira lewat jendela, Pian tertawa kecil saat mereka jadi pusat perhatian karena tidak membawa kamus. Pian mendengar kalau mereka harus meminjam kamus, Pian tersenyum dan dalam hati bergumam dasar pelupa.

Sebelum Pira keluar kelas untuk meminjam kamus Pian sudah lebih duhulu pergi ke perpus dan meminjamkan untuk Pira lalu menuliskan note ' Semangat belajarnya!! #dariP_untukP :) ' .

Pian lantas pergi meninggalkan perpus lalu mencari siswa yang lewat untuk di mintai bantuan namun saat Pian baru saja keluar dari perpus Pian melihat Pak Hasan karyawan atau penjaga sekolahan. Lalu Pian memanggil Pak Hasan karena Pian sudah akrab banget sama Pak Hasan.

" Pak Hasan.... Pak ". Pak Hasan pun yang merasa dipanggil menoleh ke sumber suara, lalu Pian mendekati Pak Hasan.

" Ada apa Pian? " Tanya Pak Hasan saat Pian sudah di depannya.

" Pak boleh minta tolong gak? "

" Minta tolong apa? "

" Kasihkan kamus ini ya pak ke orang yang namanya Shafira orangnya pendek putih senyumnya khas cantik lah pokoknya tapi jangan bilang kalau Pian yang ngasih ya pak, Pak Hasan emang mau kemana sih ? "

" Mau ke arena kelas sebelas membagikan angket kebersihan " Balas Pak Hasan dengan setumpuk kertas di tangannya.

" Nah, kebetulan sekali Pak orangnya ada di sana pasti bapak ketemu dia lagi sama temannya. "

" Eitsss bapak baru sadar kamu gak ikut pelajaran? Hayoo kamu bolos yaa." Tunjuk Pak Hasan merasa curiga

" syuttt.... pak jangan kenceng-kenceng ngomongnya nanti ada yang denger."

" Kalau gitu bapak gak mau ah " Ucap Pak Hasan so jual mahal.

Pian mengeluarkan uang dua puluh ribuan dari sakunya lalu di kibaskan ke depan muka Pak Hasan

" Kalau cuma warna hijau ini mah hanya sampai koridor kelas sebelas " Pak Hasan seperti memberi kode bahwa uang yang diberikan Pian kurang.

Pian menghelas nafas sambil memalingkan mukanya. Ok hari ini Pian mungkin gak jajan, akhirnya sedikit terpaksa Pian mengeluarkan uang lima puluh ribuan.

"Nahhh ini baru sampai ke orangnya" Ucap Pak Hasan langsung berlalu ke arena kelas sebelas untuk memberikan angket kebersihan sekaligus kamus titipan Pian untuk Shafira.

.

.

.

.

.

.

TBC